Bisnis – Beberapa harga komoditas mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Jumat (3/1), meskipun perdagangan awal tahun 2025 berlangsung lesu. Kenaikan tipis tercatat pada harga minyak mentah dan timah, sementara harga batu bara masih mencatatkan penurunan. Berikut adalah rincian pergerakan harga komoditas berdasarkan sumber-sumber terkait.
Minyak Mentah
Harga minyak mentah mencatatkan kenaikan tipis pada penutupan perdagangan Jumat, dipicu oleh cuaca dingin di Eropa dan AS serta langkah-langkah stimulus ekonomi tambahan yang diumumkan oleh China. Kenaikan ini membawa harga minyak ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan.
Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 0,9 persen menjadi USD 76,62 per barel, setelah mencapai level tertinggi sejak 25 Oktober pada Kamis. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga mencatatkan kenaikan 1,5 persen menjadi USD 74,24 per barel.
China mengumumkan sejumlah langkah baru untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi, termasuk kenaikan upah bagi pekerja pemerintah dan peningkatan pendanaan obligasi jangka panjang. Permintaan minyak diperkirakan akan melonjak seiring dengan cuaca dingin yang diprediksi melanda sejumlah wilayah.
Batu Bara
Harga batu bara, di sisi lain, masih menunjukkan penurunan. Harga batu bara berdasarkan bursa ICE Newcastle turun 0,88 persen dan ditutup di level USD 123,50 per ton.
Menurut data dari TradingEconomics, harga batu bara Newcastle mengalami penurunan sekitar 5,04 persen sepanjang tahun 2024. Pada 1 Januari 2024, harga batu bara berada di level USD 131,55 per ton, namun kini harga batu bara berada di kisaran USD 125 per ton di awal tahun 2025.
Kendati permintaan batu bara tetap kuat, terutama dari konsumen utama China, peningkatan pasokan menjadi faktor yang menekan harga. Data menunjukkan produksi batu bara China rata-rata mencapai 14,27 juta ton per hari pada November 2024, angka tertinggi yang pernah tercatat, dan meningkat tajam dibandingkan 12,28 juta ton per hari pada bulan sebelumnya.
Minyak Kelapa Sawit (CPO)
Harga minyak kelapa sawit (CPO) menguat pada penutupan perdagangan Jumat, naik 0,88 persen menjadi MYR 4.374 per ton, menurut situs TradingEconomics.
Sepanjang tahun 2024, harga CPO tercatat menguat sekitar 21,42 persen, didorong oleh permintaan yang meningkat di tengah stagnasi produksi di negara-negara produsen utama. Uni Eropa juga menyetujui penundaan satu tahun untuk undang-undang deforestasi yang baru, yang akan diberlakukan pada Desember 2025.
Meskipun ada kekhawatiran terkait pelemahan ekspor, terutama di India, pembeli terbesar CPO, tanda-tanda permintaan yang kuat dari China menjelang Tahun Baru Imlek pada akhir Januari 2025 turut membantu menahan penurunan harga. Di Indonesia, pemerintah memulai mandat biodiesel B40 pada Januari 2025, dan menaikkan pungutan ekspor CPO menjadi 10 persen dari sebelumnya 7,5 persen untuk mendukung subsidi.
Nikel
Harga nikel tercatat sedikit menguat pada penutupan perdagangan Jumat, dengan kenaikan tipis 0,21 persen menjadi USD 15.111 per ton di London Metal Exchange (LME).
Namun, sepanjang tahun 2024, harga nikel terpantau melemah sekitar 6,35 persen. Pada 1 Januari 2024, harga nikel berada di level USD 16.055 per ton, dan terus menurun hingga menyentuh level USD 15.200 per ton pada akhir tahun, angka terendah dalam empat tahun terakhir.
Penurunan harga nikel dipengaruhi oleh tekanan dari dolar AS yang lebih kuat, permintaan yang belum stabil, dan pasokan yang melimpah, terutama dari Indonesia, produsen terbesar dunia. Lonjakan produksi nikel Indonesia, didorong oleh proyek peleburan besar di sana, semakin memperpanjang tingkat pasokan yang tinggi setelah Indonesia melarang ekspor bijih nikel pada 2020.
Timah
Harga timah juga mengalami penguatan pada penutupan perdagangan Jumat, dengan kenaikan 1,93 persen menjadi USD 29.108 per ton, berdasarkan data dari TradingEconomics.
Harga timah sepanjang tahun 2024 tercatat menguat 15,48 persen. Pada awal tahun 2024, harga timah berada di level USD 24.585 per ton, dan sempat mendekati USD 35.000 per ton pada April 2024. Namun, pada pertengahan November 2024, harga timah kembali turun ke sekitar USD 28.000 per ton.
Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa tekanan di pasar komoditas, beberapa komoditas seperti minyak mentah, CPO, dan timah menunjukkan tren positif di awal tahun 2025.