Terungkap Harga Pertalite Seharusnya Rp 11.700 per Liter, Solar Rp 11.950

Bisnis – Pemerintah mengungkapkan harga pasar untuk bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, seperti Pertalite dan Solar. Saat ini, harga BBM Pertalite yang disubsidi pemerintah dijual dengan harga Rp 10.000 per liter, sementara Solar subsidi dibanderol Rp 6.800 per liter.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menjelaskan bahwa jika mengikuti harga pasar, harga Pertalite seharusnya berada di angka Rp 11.700 per liter dan Solar subsidi seharusnya dijual dengan harga Rp 11.950 per liter.

“Solar seharusnya dihargai Rp 11.950 per liter, namun masyarakat hanya membayar Rp 6.800 per liter. Selisih harga Rp 5.150 per liter ini sepenuhnya ditanggung oleh APBN,” ujar Suahasil dalam konferensi pers pada Jumat (5/1).

Sementara itu, untuk Pertalite, Suahasil menyebutkan, harga yang seharusnya adalah Rp 11.700 per liter, namun masyarakat hanya membayar Rp 10.000 per liter. Dengan demikian, APBN menanggung selisih sebesar Rp 1.700 per liter.

Pertamina Patra Niaga memperluas pembelian LPG 3 kg secara digital. Tapi pembeli manual tetap dilayani. Foto: Pertamina Patra Niaga
Pertamina Patra Niaga memperluas pembelian LPG 3 kg secara digital. Tapi pembeli manual tetap dilayani. Foto: Pertamina Patra Niaga

Subsidi BBM dan LPG 3 Kg

Suahasil juga menyampaikan bahwa alokasi subsidi untuk Pertalite pada 2024 diperkirakan mencapai Rp 56,1 triliun, yang akan dirasakan oleh sekitar 157 juta kendaraan pengguna Pertalite. Sementara itu, subsidi untuk Solar diperkirakan mencapai Rp 89,7 triliun untuk 4 juta kendaraan.

Dalam hal lain, subsidi juga diberikan pada LPG 3 kg, yang harga pasar sesungguhnya mencapai Rp 42.750 per tabung. Namun, dengan subsidi, harga yang dibayar oleh masyarakat hanya Rp 12.750 per tabung, dengan nilai subsidi mencapai Rp 30.000 per tabung atau sekitar 70 persen dari harga asli.

“Subsidi untuk LPG 3 kg sangat besar. Harga sesungguhnya satu tabung LPG 3 kg adalah Rp 42.750, tetapi harga yang dibayar masyarakat hanya Rp 12.750. Dengan demikian, subsidi yang diberikan adalah Rp 30.000 per tabung,” jelas Suahasil.

Alokasi subsidi untuk LPG 3 kg pada 2024 diperkirakan mencapai Rp 80,2 triliun, yang akan dinikmati oleh sekitar 40,3 juta pelanggan, sebagian besar terdiri dari rumah tangga dan pelaku UMKM.

Subsidi Listrik dan Pupuk

Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi untuk listrik, khususnya untuk pelanggan daya 450 VA dan 900 VA, dengan total subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 156,4 triliun pada 2024. Subsidi ini akan menjangkau sekitar 40 juta pelanggan.

Di sektor pertanian, pemerintah mengalokasikan subsidi untuk pupuk urea dan NPK dengan total sebesar Rp 47,7 triliun, yang akan mencakup 7,3 juta ton pupuk.

Dengan berbagai alokasi subsidi ini, APBN terus berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat dan mendukung sektor-sektor yang membutuhkan bantuan untuk mempertahankan kestabilan ekonomi.

Tulis Komentar Anda