Ekonomi

CEO Diminta Pantau Neraca Keuangan di Tengah Pelemahan Rupiah

Lampung7.com | Mata uang rupiah masih mengalami pelemahan dan tekanan. Tercatat pada penutupan Rabu (1/11), rupiah melemah sebesar 51 poin atau 0,32 persen menjadi Rp 15.936 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.885 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turut melemah ke posisi Rp 15.946 dari sebelumnya Rp 15.897 per dolar AS.

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengimbau, pengelola perusahaan untuk melakukan tinjauan ulang serta menjaga neraca keuangan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

“Tolong dilihat neraca keuangannya, para CEO, tolong panggil CFO-nya dan tanyakan exposure-nya (tingkat risiko) ada nggak terhadap perubahan yang sangat cepat,” kata Sri Mulyani.

Ia menyampaikan, pihaknya akan terus bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) beserta Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna memastikan sektor keuangan Indonesia tetap resilien atau tangguh terhadap tekanan global.

Kemenkeu memberikan insentif fiskal untuk industri manufaktur agar tetap berjalan. Insentif itu meliputi tax holiday, tax allowance, hingga Pajak Ditanggung Pemerintah atau P-DTP kepada industri manufaktur.

“Dari sisi pendapatan yaitu pajak Bea Cukai, kita melakukan apa yang disebut tax holiday, tax allowance, atau kadang-kadang kita membuat tax yang ditanggung pemerintah, P- DTP,” ujarnya.

Senior Economist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menyatakan, pelemahan rupiah turut dipengaruhi sikap pasar yang menunggu sinyal dari keputusan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang kemungkinan menaikkan suku bunga.

Pengendalian inflasi dan penguatan kondisi ketenagakerjaan akan menjadi topik pembicaraan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).

Inflasi masih menjadi fokus karena melenceng jauh dari target dua persen, dan para pejabat AS bakal mempertanyakan apakah kebijakan saat ini masih cukup mendorong inflasi turun atau perlu kebijakan baru. **

Tulis Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.