Internasional – Sayap bersenjata Hamas menuntut Israel untuk mematuhi perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku di Gaza pada Minggu (19/1). Mereka mengingatkan bahwa pelanggaran oleh Israel, seperti serangan, dapat membahayakan kelangsungan proses kesepakatan dan membahayakan nyawa para sandera.
Dalam pidato video, juru bicara Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, mendesak mediator internasional untuk menekan Israel agar benar-benar berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata.
Abu Ubaida menegaskan bahwa kelompoknya akan mematuhi semua fase dan jadwal kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan, namun menyatakan bahwa segala hal tergantung pada komitmen Israel.
“Semua tergantung pada komitmen musuh… Pelanggaran oleh pihak pendudukan (Israel) akan membahayakan proses ini,” ujar Abu Ubaida, dilansir dari Reuters, Senin (20/1).
Ia juga menambahkan bahwa Hamas bertekad untuk sukses dalam setiap tahap perjanjian, demi menghindari pertumpahan darah lebih lanjut dan mencapai tujuan mereka. Ia kembali mendesak mediator untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan yang telah disepakati.
Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa tiga sandera perempuan yang dibebaskan oleh Hamas pada Minggu (19/1) sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata telah dipertemukan kembali dengan ibu mereka di Israel. Ketiga wanita tersebut adalah Romi Gonen, Doron Steinbrecher, dan Emily Damari.