Banyak dari mereka yang berhasil kabur pun akan tetap menderita luka-luka dan kesakitan batin sepanjang sisa hidup mereka.
“Hidup sudah sangat sulit bagi anak muda di Myanmar, baik secara fisik maupun mental. Kami kehilangan impian kami, harapan-harapan kami, dan masa muda kami. Situasinya tidak akan lagi sama,” ujar Aung Sett.
“Tiga tahun hilang sia-sia. Kami kehilangan teman-teman dan rekan-rekan dalam peperangan melawan junta dan banyak keluarga kehilangan buah hati. Rasanya negara ini mengalami mimpi buruk. Setiap hari kami menyaksikan kekejaman junta. Saya tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata.”
Eksplorasi konten lain dari LAMPUNG 7
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.