Bursa Saham AS Kehilangan Nilai Pasar USD 2,4 Triliun Imbas Tarif Trump

EKONOMI – Indeks S&P 500 yang terdaftar di bursa saham Amerika mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Kamis (3/4), dengan kehilangan nilai pasar sebesar USD 2,4 triliun akibat aksi jual besar-besaran di Wall Street. Ini menjadi penurunan harian terbesar sejak pandemi COVID-19 mengguncang pasar global pada 16 Maret 2020.

Menurut Reuters, S&P 500 ditutup anjlok hampir lima persen setelah pernyataan Presiden AS, Donald Trump, menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi perang dagang besar-besaran dan resesi ekonomi global.

Indeks Nasdaq Composite memimpin penurunan di Wall Street dengan penurunan 5,97 persen, yang merupakan penurunan harian terbesar sejak Maret 2020. S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average juga mencatatkan penurunan harian tajam terbesar sejak Juni 2020.

Aksi jual ini dipicu oleh penerapan tarif baru sebesar sepuluh persen pada barang-barang impor, yang disertai dengan tarif balasan yang tinggi terhadap puluhan negara yang dianggap memiliki hambatan perdagangan tidak adil.

Investor khawatir bahwa eskalasi konflik dagang ini akan memperlambat laju perekonomian global dan memperburuk inflasi. Putaran tarif baru AS ini menghantam ekonomi global yang baru mulai pulih dari lonjakan inflasi pascapandemi, sambil menghadapi ketegangan geopolitik.

“Pasar anjlok hari ini, dan saya melihatnya sebagai perubahan besar dalam ekspektasi investor ke depan,” kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.

“Harapan terhadap pendapatan dan laba bagi sebagian besar perusahaan, baik di AS maupun global, kini harus direvisi turun. Pasar kini mencerminkan pelambatan pertumbuhan, penurunan laba, dan tekanan terhadap pendapatan,” tambahnya.

Saham-saham teknologi mengalami tekanan hebat. Saham Apple (AAPL.O) turun 9,2 persen karena dampak tarif impor terhadap China, tempat sebagian besar manufakturnya berada. Amazon.com (AMZN.O) turun sembilan persen, Microsoft (MSFT.O) turun 2,4 persen, dan Nvidia (NVDA.O) turun 7,8 persen.

Indeks sektor teknologi S&P 500 (.SPLRCT) turun 6,9 persen, sementara sektor energi (.SPNY) merosot 7,5 persen, seiring dengan penurunan harga minyak lebih dari enam persen pada hari yang sama.

Indeks Volatilitas CBOE (.VIX), yang dikenal sebagai indikator ketakutan di Wall Street, melonjak ke level 30,02—penutupan tertinggi sejak 5 Agustus 2024.

Selain itu, dolar AS juga mengalami pelemahan tajam. Euro mencapai titik tertinggi dalam enam bulan terhadap dolar, naik 1,74 persen menjadi USD 1,1037. Dolar juga turun 1,95 persen terhadap yen Jepang menjadi 146,445 yen, dan melemah 2,35 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,8608 franc.

LAMPUNG7COM hadir berawal dari ide para generasi muda, tanggap dengan dengan problema yang ada disekitar. LAMPUNG7COM menggiat misi informasi utama tentang lampung baik dari para pengambil kebijakan, pebisnis, kalangan profesional, dan khalayak luas.

Tulis Komentar Anda