RI bantu semampunya, masa depan pengungsi Rohingya ditentukan UNHCR

Imigran Rohingya di perairan Thailand. ©AFP PHOTO/Christophe Archambault
Imigran Rohingya di perairan Thailand. ©AFP PHOTO/Christophe Archambault

LAMPUNG7COM – Masa depan imigran muslim Rohingya yang kini mendarat darurat di Aceh sedang ditangani Kementrian Luar Negeri Indonesia. Besok (20/5), diplomat Indonesia, Malaysia, dan Thailand akan duduk bersama di Kuala Lumpur membahas solusi penanganan ribuan penyelundup itu.

“Besok ada pertemuan informal ketiga menteri untuk membahas hal ini,” kata Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir di kantornya, Selasa (19/5).

Pemerintah Indonesia membantah menolak kedatangan kapal-kapal imigran Rohingya. Lebih dari 700 orang kini tiba di Aceh Utara, akibat kapalnya kehabisan bahan bakar. Bantuan pun secara resmi diberikan pada mereka.

Namun, Jubir Kemlu akrab disapa Tata itu menyatakan Indonesia hanya bisa membantu semaksimal mungkin dari sisi perawatan manusia. Soal masa depan imigran Rohingya di Asia Tenggara, pemerintah menuntut Badan Penanggulangan Pengungsi (UNHCR) di bawah naungan PBB fokus menjalankan tugasnya.

“Kita sejauh ini memberi bantuan makanan, shelter, pengobatan, dan akan berkoordinasi ke badan UNHCR dan IOM yang merupakan badan PBB yg beetanggung jawab terhadap masalah seperti ini,” kata Tata.

Menurut Tata, merujuk prosedur biasa dijalankan oleh UNHCR, ratusan warga Rohingya yang kini ada di Lhoksukon, Aceh Utara itu akan didata. Bila dianggap cuma penyelundup ilegal, maka penanganannya akan lain. “(UNHCR) selanjutnya akan mendata dan memilah apakah mereka benar pencari suaka, pengungsi, malah illegal migrant.”

Seandainya ratusan Rohingya yang tiba di Aceh benar-benar pencari suaka, maka akan ada langkah lanjutan. Termasuk memberikan wilayah khusus agar mereka bisa tinggal sementara.

Selain di Aceh, lebih dari 2.500 pengungsi Rohingya tiba di Malaysia sejak pekan lalu. Sebagian besar pengungsi lari dari Myanmar, untuk menghindari pembantaian etnis mayoritas Rakhine yang terjadi pada 2012.

Kala itu, muncul isu beberapa warga Rohingya memperkosa perempuan Buddhis, sehingga pecah konflik berlatar sentimen agama. Bersama imigran gelap Bangladesh, warga Rohingya ini dijanjikan pekerjaan oleh calo. Nyatanya setelah dua bulan di lautan, mereka ditinggal begitu saja.

Malaysia mengaku sudah tidak sanggup menampung lebih banyak warga Rohingya. Ada 45 ribu pelarian dari Myanmar yang ditampung Negeri Jiran selama tiga tahun terakhir. [mdk]

Tulis Komentar Anda