Kesehatan – Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mendeteksi adanya mutasi pada virus flu burung H5N1 yang ditemukan pada seorang pasien kritis di Louisiana. Mutasi ini memungkinkan virus menempel lebih baik pada saluran pernapasan manusia, meskipun belum ada bukti penularan antar manusia.
Kasus ini pertama kali dilaporkan pada Desember 2024, melibatkan pasien lanjut usia dengan kondisi kesehatan kritis. Analisis CDC menunjukkan bahwa sebagian kecil virus di tenggorokan pasien mengalami perubahan genetik yang meningkatkan kemampuan virus mengikat reseptor sel pada saluran pernapasan atas manusia.
Meski demikian, CDC menegaskan bahwa mutasi ini belum ditemukan pada unggas, termasuk yang berada di sekitar rumah pasien. Para ahli menduga perubahan ini terjadi akibat replikasi virus di dalam tubuh pasien, bukan dari sumber eksternal.
Angela Rasmussen, seorang ahli virologi dari University of Saskatchewan, Kanada, menjelaskan bahwa mutasi tersebut dapat memudahkan virus masuk ke dalam sel. Namun, ia menekankan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dampaknya terhadap penularan antar manusia. Rasmussen juga mencatat bahwa mutasi serupa pernah ditemukan sebelumnya, tetapi tidak menyebabkan wabah luas.
“Kita harus tetap waspada, tetapi ini belum menjadi tanda bahwa pandemi semakin dekat,” ujar Rasmussen.
CDC mencatat peningkatan kasus flu burung di Amerika Serikat pada 2024, dengan 65 kasus infeksi manusia yang dilaporkan. Rasmussen memperingatkan bahwa penyebaran luas virus ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kombinasi genetik dengan virus influenza musiman, yang berpotensi memicu pandemi seperti pada tahun 1918 dan 2009.
Selain pada manusia, peningkatan kasus flu burung juga terdeteksi pada hewan peliharaan. Di Oregon, seekor kucing peliharaan mati setelah mengonsumsi makanan hewan mentah yang terkontaminasi H5N1. Hal ini mendorong penarikan produk makanan hewan terkait. Wild Felid Advocacy Center of Washington melaporkan bahwa 20 kucing besar di Washington telah mati akibat flu burung baru-baru ini.
Rasmussen mengingatkan risiko penularan flu burung dari kucing ke manusia melalui kontak dekat. “Jika kucing Anda tertular H5N1 karena memakan burung yang terinfeksi, lalu Anda memeluknya atau tidur bersamanya, risiko paparan tetap ada,” jelasnya.
Peningkatan kasus ini menyoroti perlunya kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus flu burung yang lebih luas, baik di antara manusia maupun hewan.