LAMPUNG7COM | Dua Tokoh Senior Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu Ir Nerozelli Koenang dan DR Alma’arif Staf S.H.,M.H, turut menyambut bakal calon (Bacalon) Presiden Republik Indonesia, Anies Rasyid Baswedan saat berkunjung ke Lamban Gedung Kuning (LGK) pada Sabtu (25/2/2023) kemarin.
Kedua tokoh HMI Lampung tersebut terlihat mendampingi Anies Baswedan saat memasuki rumah budaya LGK dengan berjalan diatas Lalamak, sebagai penghormatan kepada tokoh yang datang di rumah budaya dan sebagai edukasi serta pengenalan terhadap budaya Lampung.
Setelah memasuki LGK, Anies Baswedan disambut dengan tarian khas Lampung, yaitu tari Siger pangunten sebagai ucapan selamat datang kepada tamu-tamu penting sebelum disambut oleh tuan rumah dengan mengalungkan selempang tapis yang merupakan simbol dari pakaian adat Lampung.
Menurut Sunan Nero panggilan akrab Ir Nerozelli Koenang, sebagai sesama tokoh HMI dan alumni Jogjakarta, dirinya dan Alma’arif Staf sengaja mendampingi Anies Baswedan saat memasuki LGK.
“Sebagai sesama tokoh HMI, sudah selayaknya kita untuk menyambut dan mendampingi Anies Baswedan yang juga merupakan tokoh HMI dalam kunjungannya ke LGK,” ujar Nero kepada Lampung7.com, Minggu (26/2/2023).
Saat disinggung tanggapannya terkait adanya spanduk yang bertuliskan “Tolak Capres Intoleran” yang bertebaran di sudut jalan Kota Bandar Lampung saat Anies Baswedan melakukan safari politiknya di Provinsi Lampung kemarin, Alma’arif Staf mengatakan, bahwa itu adalah isu lama.
“Itu adalah isu lama yang trus diproduksi dan dihembuskan oleh orang-orang yang khawatir akan kemenangan Anies Baswedan pada pemilu 2024 nanti,” ujar Alma’arif Staf melalui telepon selulernya.
Namun menurut Alma’arif, hal seperti itu juga tidak boleh kita diamkan atau kita abaikan.
“Hal semacam itu juga tidak boleh kita diamkan atau abaikan, karena orang-orang yang mempunyai kepentingan pasti akan terus menerus membuat provokasi masyarakat dengan isu-isu yang sensitif yang bersifat kultural,” katanya.
Masih menurut salah satu tokoh HMI yang juga merupakan Dosen di Universitas Muhammadiyah Lampung tersebut,
“Kita juga jangan terjebak dengan terlalu bereforia atas sambutan masyarakat yang luar biasa terhadap Anies Baswedan, kita juga harus belajar dari pengalaman saat awal-awal reformasi seperti apa yang terjadi terhadap tokoh reformasi Amin Rais,” imbuh Alma’arif.
Diakhir tanggapannya, Alma’arif mengatakan, bahwa jika kita menginginkan perubahan maka harus kerja keras.
“Jika kita menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik, maka kita harus bekerja keras, dan kuncinya adalah bersatu padu dalam satu niat dan satu tujuan demi kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan seluruh masyarakat Indonesia.” Pungkasnya.
Berbeda dengan Tokoh HMI yang satu ini, Ir Nerozelli Koenang menganggap hal itu adalah biasa saja, saat dimintai tanggapannya terkait spanduk yang bertuliskan ‘Tolak Capres Intoleran’ saat kedatangan Anies Baswedan kemarin.
“Biasa saja, justru menambah Great Anies karena masyarakat sekarang sudah cerdas untuk memilih mana yang terbaik, dan masyarakat banyak yang menginginkan perubahan dalam segala hal.” Ujar Nero. | Pnr.
Eksplorasi konten lain dari LAMPUNG 7 - Komite Pewarta Independen (KoPI)
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.