PEMADAMAN LISTRIK DIPERKIRAKAN AKAN BERKURANG

Ilustrasi.
Ilustrasi.

LAMPUNG7COM, Bandar Lampung – General Manager PT. PLN Persero Distribusi Lampung Irwansyah ketika ditemui dikantor Pemerintahan Provinsi Lampung Jumat mengatakan, Meski defisit kelistrikan mulai berkurang, pemadaman bergilir di Lampung diprediksi masih terus berlangsung sampai bulan Januari 2016. (27/11)

“Dalam sebulan terakhir Lampung mengalami defisit listrik hingga 220 Mega Watt (MW) karena ada perbaikan di sejumlah pembangkit. Mulai Kamis (26/11) Pembangkit PLTU Sebalang dan PLTU Tarahan sudah beroperasi, sehingga defisit listrik di Lampung tinggal 18 MW dari total beban keseluruhan puncak 865 mw,” ujar Irwansyah.

Dia juga menambahkan, “Kendati defisit listrik Lampung sudah berkurang, pemadaman bergilir di Lampung masih akan tetap berlangsung. Bila semula pemadaman bergilir terjadi dua kali dalam sehari dengan durasi 3 jam per mati lampu, kini pemadaman diprediksi berlangsung empat hari sekali dengan durasi 1 jam per sekali mati lampu. kondisi inipun akan terjadi hingga seluruh perbaikan pembangkit listrik selesai pada Januari 2016,” lanjutnya.
Pembangkit listrik yang rusak tersebut antara lain, PLTU Tarahan, yang mengalami kerusakan di sistem pembakaran (boiler).

Lajut Irwansyah, penyelesaian perbaikan pembangkit listrik pada Januari 2016, belum menjamin sistem kelistrikan Lampung akan aman dan bebas dari pemadaman. “Kondisi kelistrikan Lampung hingga Juni 2016 masih berstatus siaga. Sistem kelistrikan Lampung aman bila pasokan listrik di Lampung memiliki cadangan 30 persen dari total beban puncak atau setara dengan pasokan dari 2 pembangkit terbesar,” tutur Irwansyah.

Namun, pada Juni 2016, pasokan listrik akan mendapat tambahan 115 MW dari proyek Mobile Power Plan sebesar 100 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Ulubelu 55 MW. Adapun kebutuhan listrik pada Juni 2016 diprediksi akan bertambah 86 MW, lanjut Irwansyah.

Guna mendukung peningkatan pasokan listrik dan pengurangan defisit listrik Pemerintah Provinsi Lampung melakukan berbagai kebijakan. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Arinal Djunaidi menuturkan, pemerintah telah meminta PT. Bukit Asam selaku perusahaan distributor batubara untuk menyiapkan pasokan sebanyak 2  juta – 2,5 juta meter kubik.

“Bahan baku batubara itu dapat menghasilkan energi listrik sebesar 300 MW. Pasokan batubara itu akan diprioritaskan untuk sistem kelistrikan di Lampung,” ujarnya Arinal.

Selain itu, pemerintah  juga meminta pelaku industri menggunakan energi alternatif lain selama defisit listrik berlangsung. Dengan begitu, energi listrik dapat lebih banyak didistribusikan kepada warga.

“Kami meminta mereka menggunakan energi listrik alternatif, misalnya biogas. Tetapi, kami tidak bisa mengurangi kebutuhan energi listrik mereka karena akan berdampak pada krisis ekonomi,” lanjut Arinal.

Sebelumnya Pemprov. Lampung juga berencana memanggil Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung dan para pengusaha untuk membahas persoalan kelistrikan di Lampung. Pengusaha yang membuka industri di Lampung diharapkan turut melakukan penghematan listrik, serta menyediakan dan menggunakan energi listrik alternative mandiri.

“Disisi lain pelaku industri juga kami imbau untuk tidak menggunakan listrik dari PLN saat beban puncak. Kalau proses industri berjalan hingga malam hari, perusahaan lebih baik menggunakan genset. Tujuannya supaya listrik PLN dapat sepenuhnya digunakan oleh masyarakat.” Himbau Arinal.

[sgno] Editor: Je.


Eksplorasi konten lain dari LAMPUNG 7 (KoPI - Komite Pewarta Independen)

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tulis Komentar Anda