PAHLAWAN, MANA TANDA JASAMU

Pojok Online

Ilustrasi murid.
Ilustrasi murid.
Laporan: Zaini Tubara
Zaini Tubara/Hendri.

Miris bila kita mengamati dunia pendidikan dewasa ini, arah kebijakan dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa.  Hal ini terlihat dari sistem yang di bangun dalam pendidikan, mulai dari kurikulum yang berubah-ubah, hingga kurang terimanya para wali murid saat para ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ menerapkan aturan di sekolah terhadap para anak didiknya.

Tak jarang kita mendengar para Dewan Guru ini berurusan dengan hukum, saat terjadi siswa diberi ganjaran hukuman oleh sang pengajar.  Sesungguhnya hukuman yang diberikan merupakan tanda sayang terhadap anak didik mereka, agar menjadi siswa yang dapat dibanggakan, baik untuk sekolah, para guru, bahkan orang tua termasuk pribadi siswa itu sendiri.  Hal ini sering terjadi bagi siswa yang sifatnya berlebihan dalam perilaku saat berada di sekolah ketika mengikuti pelajaran.  Haruskah anak bangsa yang sedang menimba ilmu disekolah menjadi tidak cerdas dan tak berguna bagi Nusa dan Bangsa?.

Hal itu terjadi akibat para ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ ini dibayang-bayangi oleh rasa ketakutan ketika mendidik para murid di sekolah, ada para orang tua atau wali murid yang terlalu jauh masuk dalam permasalahan anaknya di sekolah, hal ini banyak terjadi di Bumi Nusantara kita, ketika para anak didik berkelakuan yang tidak baik saat dalam masa pendidikan dan mendapat hukuman dari para guru, yang maksud dan tujuannya agar anak didik tidak mengulangi semua prilaku atau perbuatannya yang salah ataupun melanggar semua peraturan yang telah ditetapkan di sekolah tersebut.

Namun, ketika anak didik tersebut pulang dari menimba ilmu di sekolah dan kembali kepengawasan orang tua, sesampainya di rumah, anak didik tersebut menceritakan, bahwa ia di sekolah tadi mendapat hukuman dari salah seorang guru.  Tanpa menanyakan kebenaran terlebih dahulu dari laporan anaknya ke pihak sekolah. Tiba-tiba para orang tua atau wali murid datang ke sekolah dengan gaya koboinya memarahi guru tersebut atau pengajar tersebut.  Lebih mirisnya lagi jika orang tua dari anak didik tersebut pekerjaannya sebagai Alat Negara, Lembaga Sosial Masyarakat, Politikus, Wartawan, ataupun lainnya, menggunakan power pekerjaannya,  bagaimana jika hal ini terus terjadi di Bumi Nusantara tercinta dan membuat ketakutan pada guru atau pendidik?.

Yang lebih mirisnya lagi jika seorang guru atau pendidik sampai ‘Masuk Bui’ atau menjadi bahan perasan para orang tua ataupun wali murid yang menganggap bahwa anaknya tidak bersalah.  Jika saja hal ini terjadi, maka para generasi muda kita yang sedang menimba ilmu tidak akan mendapat ilmu yang bermanfaat, disebabkan karena ketakutan para guru dan pengajar mendidik para anak didiknya di sekolah.

Jangan sampai guru atau pendidik datang ke sekolah hanya mengajar dan setelah jam mengajarnya habis, ia langsung pulang.  Hal itu tak lain akibat ulah para orang tua atau wali murid yang terlalu jauh masuk dalam proses belajar mengajar. Seharusnya jika saja hal itu tidak terjadi dan para orang tua atau wali murid mempercayai kepada para pendidik untuk mendidik putra putrinya saat menimba ilmu di sekolah, mungkin tidak akan sampai sejauh hal kita bayangkan keburukannya.

Coba kita sebagai orang tua atau wali murid sadar dan menyerahkan sepenuhnya anak kita kepada para ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’ ini pada saat proses belajar mengajar hingga akhir.  Maka kita yakin anak kita akan dididik menjadi anak yang pintar dan berakhlak, sebab mereka mendidik dengan benar dan tulus oleh para guru.  Terkecuali hukuman itu diberikan oleh pendidik atau guru di luar jam sekolah atau pun melampaui batas kewajaran kepada anak kita.

Guru juga sebagai manusia biasa yang selalu khilaf dan lalai dengan segala kekurangan dan kelebihannya, demi pendidikan yang lebih baik bagi generasi muda bangsa, para pendidik atau guru ini wajib mendapat perlindungan hukum baik di tempatnya mengajar, ataupun dinas yang berada di atasnya. Bahkan tenaga pengajar harus juga mendapat dukungan moril dari semua tenaga pengajar ataupun wadah yang menaunginya jika mendapat permasalahan saat mendidik pada jam-jam proses belajar mengajar, mungkin generasi muda akan terus mengharumkan nama Bangsa.

Tulis Komentar Anda