LAMPUNG7COM – Yogyakarta | Bulan Mei selalu dikenang kaum aktivis mahasiswa Indonesia sebagai momentum bersejarah menumbangkan Soeharto yang memimpin rezim Orde Baru selama 32 tahun. Gerakan mahasiswa yang massif bergerak simultan sejak akhir 80-an menemukan puncaknya ketika badai krisis moneter 1997 menghantam dunia termasuk Indonesia.
Sendi-sendi ekonomi yang rapuh, penuh dengan praktek korupsi, kolusi dan nepotisme ditopang kekuasaan politik anti demokrasi dan otoriter memicu perlawanan meluas mahasiswa dan rakyat. Unjuk rasa ketidakpuasan kepada rezim orde baru dan khususnya atas sosok Soeharto makin meluas. Kerusuhan pun pecah dimana-mana.
Di Yogyakarta, mahasiswa dan rakyat menggelar Aksi Damai Sejuta Massa atau Pisowanan Agung 20 Mei 1998 di Pagelaran Kraton Yogyakarta. Massa mahasiswa dari seluruh kampus melakukan long march menuju Kraton. Dihadapan massa aksi Sri Sultan HB X dan Paku Alam VIII membacakan maklumat yang mendukung gerakan reformasi.
Lantaran desakan yang makin tak terbendung tanggal 21 Mei 1998 pagi hari jam 10.00 Soeharto menyatakan mundur dari kursi Presiden. Keputusan Soeharto lengser disambut gegap gempita rakyat. Mundurnya Soeharto menentramkan rakyat.
Setelah melalui rangkaian proses politik, amanat reformasi yang utamanya adalah pelembagaan demokrasi seiring waktu mampu membawa Indonesia semakin baik.