Nasional

IKLIM Fest, Festival Sadar Iklim yang Terapkan Reuse Protocol

BERSIAPLAH menuju babak baru festival musik. Tak ada sampah plastik yang dibuang serampangan. Tak ada energi listrik yang dibuang-buang. Sepulang menyaksikan festival, kamu justru akan mendapat oleh-oleh bibit pohon.

Semua langkah itu akan diterapkan oleh IKLIM Fest yang digelar di Monkey Forest, Ubud, Bali, 4 November 2023. Digarap bersama dengan Yowana Padangtegal, Dietplastik Indonesia, dan beberapa mitra lainnya, IKLIM Fest merupakan festival sadar iklim pertama di Indonesia.

Festival ini akan menerapkan ‘Reuse Protocol’ atau protokol guna ulang untuk mengurangi sampah sekali pakai yang biasa dihasilkan di festival-festival musik. Dietplastik Indonesia perdana meluncurkan dan menerapkan protokol ini pertama kali di IKLIM Fest.

“Sampah erat kaitannya dengan isu perubahan iklim. Tidak hanya saat sudah menjadi sampah, plastik sudah menyumbangkan emisi sejak dari proses ekstraksi. Pencegahan sampah plastik bisa dilakukan di mana saja, termasuk kegiatan umum seperti festival musik,” ujar Tiza Mafira, Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, melalui keterangan tertulis kepada wartawan.

Semua penyajian makanan dan minuman menggunakan wadah dan alat makan guna ulang dari penyedia jasa guna ulang yang diintegrasikan dengan penjual makanan dan minuman.

“Kami akan menghitung berapa pencegahan plastik sekali pakai yang tercapai. Jika diterapkan dengan standar yang baik, sistem guna ulang ini juga bisa berperan mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) sampai dengan 80%,” tambah Tiza.

Para musisi yang tampil adalah Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels, dan Prabumi.

Mereka terlibat dalam pembuatan sonic/panic, album kompilasi tentang bumi dan krisis iklim. Perilisan album keluaran Alarm Records dirayakan bersamaan dengan IKLIM Fest besok.

Selain penampilan musik, IKLIM Fest juga akan menghadirkan berbagai kegiatan menarik yang melibatkan masyarakat dan komunitas lokal di Ubud. Antara lain program ?lm yang dikurasi oleh Silurbarong, pop-up skatepark oleh Bluebear Skatepark, yoga, talkshow, workshop, serta bazar komunitas.

I Wayan Budi Santika, Ketua Yowana Padangtegal, salah satu komunitas lokal di Ubud, mengaku turut senang bisa terlibat menggelar IKLIM Fest. Ia berharap festival ini memberikan pelajaran tentang isu lingkungan kepada para generasi muda Bali.

“IKLIM Fest menerapkan secara langsung aksi-aksi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan, seperti penerapan protokol reuse, ini tentu patut dicontoh acara atau festival lain. Musisi-musisi yang akan tampil di acara ini juga sangat menarik, semoga dapat menarik banyak pengunjung,” tutur I Wayan.

Selain perayaan musik dan membangun kesadaran akan krisis iklim, IKLIM Fest diniatkan menjadi contoh gelaran musik yang lebih ramah lingkungan.

Selain menerapkan protokol guna ulang, IKLIM Fest juga akan memanfaatkan energi terbarukan, yaitu energi surya. Sumber tenaga ini akan menghidupkan panggung-panggung musik di IKLIM Fest.

Sound dan lighting panggung sebagian akan menggunakan tenaga surya, tujuannya untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari acara ini,” ujar Gede Robi dari Band Navicula, inisiator festival serta salah satu musisi yang terlibat di album sonic/panic.

IKLIM Fest digelar tanpa perlu membeli tiket masuk. Pengunjung dapat mendaftar melalui tautan ini bit.ly/iklimfest. **

Tulis Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.