Lampung7.com – Woodball Indonesia terus melebarkan sayapnya ke kancah internasional. Ketua Umum Indonesian Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, terpilih sebagai Vice President Asian Woodball Federation (AWBF) dalam General Assembly IWbF, di China Taipei, Minggu (19/11).
Akan saling bahu-membahu dengan President AWBF, Thomas Kok, untuk periode 2023-2027, Aang yang sudah satu tahun menjadi Ketua Umum IWbA itu, siap membawa olahraga woodball semakin mendunia dengan berbekal banyak ide segar.
Aang memiliki modal organisasi olahraga karena menjabat sebagai Wakil Bendahara National Olympic Committee (NOC) Indonesia.
“Saya sebenarnya tidak bermimpi karena awalnya hanya datang dan mewakili kepentingan Woodball Indonesia. Memang saya sedikit vokal untuk menyuarakannya. Bahkan, saya berpikir tadinya itu menjadi masalah. Apalagi, saya orang baru,” ujar Aang kepada BolaSkor.com.
“Mungkin, mereka juga melihat latar belakang saya yang berasal dari NOC Indonesia. Selama bisa memperbaiki Woodball Indonesia, saya siap menerima tugas ini,” imbuhnya.
Lebih jauh, Aang menegaskan, punya mimpi besar untuk olahraga woodball. Pihaknya, tidak ingin woodball hanya menjadi katak dalam tempurung yang dimainkan beberapa negara. Woodball diharapkan dipertandingkan di Olimpiade.
“Kurang lebih tugas saya adalah membangun komunikasi karena woodball belum banyak dikenal orang dan agenda multievent praktis kurang. Mungkin Asian Beach Game. Namun, kita tahu Asian Beach Game tidak selalu rutin digelar, berbeda dengan SEA Games yang reguler. Mereka berharap saya bisa memiliki akses untuk membuat woodball bisa dipertandingkan pada ajang multievent,” papar dia
Lebih jauh, Aang sadar jalan membawa woodball ke panggung internasional yang lebih besar akan berliku dan masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus diperbaiki. Namun, dirinya tidak patah arang karena mendapatkan dukungan penuh dari Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari.
“Mimpi atlet adalah bermain di Olimpiade. Namun, banyak hal, seperti anggaran dasar yang belum sesuai dengan Olympic Charter. Jika hanya membuat World Cup Woodball dan sebagainya, woodball tidak akan terkenal jika tidak masuk di multievent,” timpal Aang.
Kesempatan menjadi Vice President Asian Woodball Federation, bakal dimanfaatkan Aang untuk memperbaiki tata kelola woodball di Indonesia. Baginya, sudah saatnya woodball memiliki aturan yang jelas soal kategori umur.
“Saya cukup terkejut ketika masuk olahraga ini karena memiliki jarak usia atlet yang sangat besar. Bahkan, atlet umur 50 tahun masih bermain. Dengan kondisi itu, saya menilai kami tidak bisa mencampur banyak usia di dalam satu kategori. Menurut saya itu tidak baik,” ungkap dia.
Perhatian khusus Aang kepada masalah usia atlet bukan tanpa sebab, karena memegang peran penting dalam mematangkan atlet pada usia muda. Satu di antara buktinya adalah pemilihan atlet yang berlaga pada Taiwan Open 2023.
“Saat ini, Indonesia adalah tim selain tuan rumah yang memiliki atlet termuda di antara negara lain. Sekarang, rata-rata usia atlet putra baru 21 tahun dan yang putri lebih muda lagi sekitar 19 tahun,” ulas Aang.
Meski menurunkan atlet usia muda pada Taiwan Open 2023, tetapi Tim Woodball Indonesia tetap berprestasi. Sejauh hari ini, Tim Woodball Indonesia telah meraih satu emas dan satu perak.
“Saya tidak masalah pada tahun ini ada di peringkat dua atau tiga dunia. Saya tetap senang karena atlet Indonesia masih muda. Tahun ini mungkin kami tidak menjadi nomor satu, tetapi tahun berikutnya saya sangat optimistis,” imbuh sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PB Persani itu. (BolaSkor)