Leonardus Anggoro Putro dari SMAS Sugar Group B Mataram, Lampung Tengah, mengikuti ujian di ruangan khusus yang mudah dijangkau dengan kursi roda.
Meskipun dihadapkan pada tantangan fisik, semangat dan ketekunan Leonardus tidak pernah pudar. Dengan pelayanan dan fasilitas yang disiapkan, Leonardus dapat mengikuti ujian dengan nyaman dan mengerjakan dengan maksimal.
Mengikuti UTBK merupakan pengalaman berharga bagi Leonardus. Ia mengakui tidak ada kendala selama mengerjakan soal ujian yang berjumlah kurang lebih 130 soal. Leonardus merasa lega karena telah menyelesaikan UTBK hari ini. Namun, Leonardus merasa perjuangannya masih belum selesai di titik ini.
Leonardus mengakui dirinya merasa tertantang sebagai disabilitas untuk mengejar cita-cita. Ia berharap, pengalamannya ini dapat menjadi motivasi bagi para peserta disabilitas lain untuk melanjutkan pendidikan. “Berusahalah, tidak ada kata terlambat untuk mengejar cita-cita kita,” pungkasnya.
Selain Leonardus, 11 peserta penyandang tunadaksa lainnya turut melaksanakan UTBK pada sesi-sesi berikutnya.
Humas Badan Pengelola Penerimaan Mahasiswa Baru (BPPMB) Unila Muhamad Komarudin, S.T., M.T., menyampaikan, Unila tentunya menyediakan akses mudah bagi peserta berkebutuhan khusus, termasuk peserta penyandang disabilitas daksa.
“Jadi kami menggunakan SOP yang sudah dibuat pusat, yaitu Pedoman Operasional Baku (POB) sehingga semua peserta bisa mengerjakan dengan baik tanpa diskriminasi. Terutama bagi penyandang disabilitas akan kami layani dengan baik,” ungkapnya.
Komarudin juga menyampaikan, Unila memudahkan akses bagi penyandang disabilitas, seperti kemudahan akses lokasi, pengerjaan di ruang khusus, serta memaksimalkan pelayanan selama ujian.
Hal ini untuk memastikan peserta disabilitas dapat mengikuti ujian dengan adil dan meraih kesuksesan.
Eksplorasi konten lain dari LAMPUNG 7
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.