Nelayan Pantura Tangerang Klaim Pemasangan Pagar Bambu di Pesisir Laut

Tangerang – Sekelompok nelayan yang mengaku mewakili Nelayan Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang mengakui bahwa mereka yang memasang pagar bambu di pesisir laut tersebut.

Tarsin, salah satu perwakilan nelayan Pantura Kabupaten Tangerang, menjelaskan bahwa pagar bambu itu telah dipasang sejak lama oleh nelayan setempat, bukan baru-baru ini. Ia menyebutkan bahwa pemasangan pagar bambu dilakukan secara sukarela dan inisiatif dari nelayan untuk tujuan tertentu.

“Pagar bambu itu dipasang secara sadar dan sudah lama. Itu dilakukan oleh nelayan secara inisiatif untuk menanggulangi masalah di pesisir,” ujarnya, Senin (13/1).

Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Pagar laut terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA

Tarsin mengungkapkan bahwa tujuan utama pemasangan pagar bambu adalah untuk menahan abrasi, memecah gelombang laut, serta menciptakan manfaat tambahan, terutama dalam mendukung penghidupan nelayan.

“Tujuan pertama adalah untuk mencegah abrasi dan memecah gelombang. Selain itu, pagar bambu ini memberikan manfaat tambahan, seperti menciptakan habitat bagi kerang hijau yang bisa mendatangkan penghasilan tambahan. Banyak rumah makan seafood yang menggunakan kerang tersebut,” tambahnya.

Sebagai nelayan, Tarsin menegaskan bahwa pemasangan pagar bambu tersebut bukanlah hasil perencanaan yang matang, melainkan upaya alami dari nelayan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah belum melakukan langkah signifikan untuk menangani masalah abrasi, selain hanya menanam mangrove. Tarsin juga mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi abrasi dengan cara yang lebih efektif, seperti pembangunan beton dari batu kali.

Sementara itu, Dwi Sawung, Manajer Kampanye Infrastruktur dan Tata Ruang Walhi Eksekutif Nasional, mengkritik pemasangan pagar bambu tersebut karena dianggap menyulitkan akses nelayan ke laut.

Nelayan menunjukkan pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Nelayan menunjukkan pagar laut yang terpasang di kawasan pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (9/1/2025). Foto: ANTARA

Dwi menjelaskan bahwa sejak pagar bambu dipasang, nelayan terpaksa memutar jalur untuk menuju laut lepas, yang menyebabkan kerugian waktu dan peningkatan konsumsi bahan bakar kapal.

“Keberadaan pagar bambu ini menyulitkan nelayan karena harus memutar untuk mencari jalur menuju tengah laut. Ini tentu merugikan mereka dalam hal waktu dan biaya bahan bakar. Selain itu, dampak jangka panjang terhadap ekosistem laut belum terlihat. Jika pagar bambu ini dipenuhi material timbunan, kerusakan lingkungan bisa menjadi lebih parah,” kata Dwi.

Dwi juga menegaskan perlunya tindakan tegas dari pemerintah terkait pemasangan pagar bambu tersebut. Menurutnya, pemerintah belum menunjukkan sikap jelas mengenai siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar tersebut, meskipun laporan mengenai masalah ini sudah diajukan sejak lama.

“Pemerintah dari berbagai level seolah saling lempar tanggung jawab dan tidak mengakui siapa yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar bambu ini. Padahal sudah cukup lama dan sudah lama pula dilaporkan. Pemerintah harus bertindak tegas,” pungkasnya.

Tulis Komentar Anda