Mengenal Lebih Dekat Lamban Gedung Kuning (Part I)

Bandar Lampung | Ada Sebuah Rumah Yang Cukup Besar, Luas dan Megah, yang terletak di jalan Pangeran Suhaimi Kelurahan Sukarame Kecamatan Sukarame kota Bandarlampung.

Dan Rumah Tersebut adalah milik Irjen Pol (Purn) DR Hi IKE EDWIN SH MH MM, yang notabene adalah mantan Kapolda Lampung tahun 2016, dan mantan Staf Ahli Kapolri Bidang Sospol, serta salah satu tokoh adat Paksi pak skala Brak, yaitu Perdana Menteri Kepaksian Buay Pernong.

Adapun julukan atau nama dari rumah tersebut yaitu Lamban Gedung Kuning (LGK) yang mana julukan atau nama tersebut berawal dari masyarakat disekitar Kecamatan Sukarame kota Bandarlampung, mengingat beberapa Tahun yang lalu rumah tersebut adalah satu-satunya Rumah Yang besar dan Menyerupai Gedung serta berCat Kuning dan terletak di pinggir jalan raya.

Sehingga masyarakat menjadikan rumah tersebut sebagai Patokan atau petunjuk jika masyarakat akan ke Polsek Sukarame atau ke Arah Rutan Way Hui, atau ke pemancar TVRI Regional Lampung yang terletak tidak jauh dari Lamban Gedung Kuning.

Seiring berjalannya waktu, yang tadinya masyarakat sekitar menyebutkan rumah tersebut hanya dengan julukan “Gedung Kuning” namun sang pemilik rumah yaitu Dang IKE EDWIN sapaan akrab si Empunya rumah tersebut menambahkan dengan Nama ” Lamban” yang artinya “Rumah” dalam bahasa Lampung sai batin. Sehingga menjadi “Lamban Gedung Kuning” atau yg sering di singkat dengan (LGK).

Adapun Makna atau Arti dari Nama atau Julukan Lamban Gedung Kuning (LGK) itu sendiri, menurut Dang IKE tidak merubah dari makna awal yang di sematkan oleh masyarakat sekitar, yaitu Lamban artinya Rumah, Gedung karena dia besar yang menyerupai Gedung pada umumnya, dan Kuning, karena dia di Cat seluruh nya dengan warna kuning.

Dan masyarakat Lampung pada khususnya serta masyarakat Indonesia pada umumnya yang pernah singgah maupun yang hanya melihat karena melintas di depan Lamban Gedung Kuning tersebut, tidak pernah menganggap bahwa rumah tersebut adalah Istana Suatu Kerajaan, begitu pula dengan si empunya rumah.

Namun yang ada adalah rumah tersebut dijadikan oleh Dang IKE EDWIN untuk tempat melestarikan dan memperkenalkan budaya lampung khususnya adat dan budaya lampung dari Paksi pak skala Brak.

Mengingat Dang IKE EDWIN adalah salah satu tokoh adat dan yang mencintai Adat Dan Budaya, sehingga rumah tersebut dijadikan oleh Dang IKE EDWIN untuk tempat berkumpulnya para tokoh adat, tokoh Agama dan tokoh politik serta tokoh Pemuda maupun Tokoh Pemerintah untuk Bertukar Pikiran, Berdiskusi serta Bersilaturahmi demi kepentingan masyarakat, dan Negara.

Dan berkat keikhlasan dan ketulusan hati Dang IKE EDWIN beserta keluarga, yang telah menjadikan Lamban Gedung Kuning sebagai icon Salah satu budaya yang ada di Lampung, sehingga LGK menjadi tempat para pelajar baik dari tingkat PAUD, hingga ke tingkat SMA bahkan Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk mengenal dan mempelajari tentang adat dan budaya lampung serta asal usul orang Lampung.

Namun Demikian bukan berarti Dang IKE EDWIN ingin menjadikan LGK itu sebuah istana kerajaan, karena menurut UU Negara Republik Indonesia, sejak tahun 1948 Kerajaan di Indonesia sudah di Hapus terkecuali Jogjakarta, dan di lebur kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45.

Akan tetapi Adat dan Budaya dari masing-masing Daerah yang ada di Indonesia tetap terus di jaga dan dilestarikan karena itu merupakan salah satu kekayaan dan kebanggaan bangsa Indonesia termasuk Adat dan Budaya Lampung.

Oleh sebab itu dengan pikiran Dang IKE yang cukup brilian, sehingga menjadikan LGK sebagai tempat mengenal, menjaga dan memelihara serta melestarikan adat dan budaya lampung, disamping itu LGK juga bisa dan sering dijadikan tempat Kegiatan-Kegiatan Adat, kegiatan Keagamaan, kegiatan pemuda/Pemudi, serta kegiatan sosial lainnya, bahkan tempat bertukar pikiran dan Diskusi bagi semua pihak.

Maka tidak lah berlebihan jika bapak mantan presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono pernah menjuluki Dang IKE EDWIN dengan julukan ” Kunang-kunang di siang hari” yang artinya, jangan kan malam hari, siang hari pun Dang IKE bisa menjadi penerang dan menyinari bagi banyak orang.

Karena menurut Dang IKE hidup kita akan bermakna dan berarti jika hidup kita bisa bermanfaat bagi orang banyak, serta berpegang teguh pada prinsip yaitu bisa melayani dan menghargai orang lain, bukan justru sebaliknya hanya ingin di layani dan di hargai serta dihormati.

“Semoga kedepannya LGK akan terus bermanfaat bagi orang banyak, dan bisa melakukan kegiatan- kegiatan yang ada manfaatnya bagi orang banyak, serta bisa jadi tempat melahirkan orang-orang hebat demi kemajuan tanah lampung pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.” Tutur Dang IKE.

Penulis: Pinnur

4 komentar di “Mengenal Lebih Dekat Lamban Gedung Kuning (Part I)

  1. Yang tidak mau mengenal LGK secara dekat, berarti dia tidak suka dengan budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Kembali ke atas