Pemprov Lampung Dorong Tradisi Sholawat Lewat Harlah ke-8 Majelis BSL

LAMPUNG TENGAH – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengajak seluruh masyarakat untuk terus merawat tradisi sholawat dan doa bersama sebagai upaya menjaga keberkahan dan kebaikan bagi Provinsi Lampung.

Ajakan tersebut disampaikan Gubernur saat menghadiri Pengajian dan Sholawatan dalam rangka Hari Lahir (Harlah) ke-8 Majelis Bahrusy Syafa’at Lampung (BSL) di Lapangan Astomulyo, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Sabtu (27/9/2025).

Sebagai Pembina Majelis BSL, Gubernur Mirza menyampaikan apresiasi atas peran majelis yang konsisten memperkuat syiar Islam di Lampung.

“BSL Mania hadir untuk merayakan Harlah ke-8. Mari kita doakan agar Gus Rodhi semakin diberi kekuatan, dan semakin banyak masyarakat Lampung yang gemar bersholawat,” ujar Gubernur Mirza disambut takbir ribuan jamaah.

Acara berlangsung khidmat dan semarak, dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan dan Agribisnis Zulkifli Hasan, KH. Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah), Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah, Wakil Bupati Lampung Selatan M. Syaiful Anwar, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten.

Pimpinan Majelis BSL, KH. Rodhi Ahsan (Gus Rodhi), menyampaikan rasa syukur atas perjalanan majelis selama delapan tahun. Ia juga memberikan apresiasi kepada Pemprov Lampung yang dinilai selalu mendukung kegiatan keagamaan.

“Gubernur Rahmat adalah sosok pemimpin yang menebar kesejukan di tengah masyarakat,” ujar Gus Rodhi.

Kehadiran Gus Miftah sekitar pukul 21.50 WIB menambah kemeriahan acara. Ribuan jamaah menyambutnya dengan penuh semangat sebelum bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, simbol perpaduan antara cinta agama dan cinta tanah air.

Dalam kesempatan yang sama, Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmennya memperjuangkan kesejahteraan rakyat, terutama petani. Ia menyampaikan dukungan terhadap kebijakan pemerintah untuk menjaga harga komoditas pertanian dan melindungi petani dari ancaman impor, termasuk pelarangan impor tapioka.

Hingga larut malam, lantunan sholawat terus menggema, menciptakan suasana penuh kedamaian, kebersamaan, dan cinta Tanah Air.

Tulis Komentar Anda