Dedi berharap kondisi kedepan semakin baik dapat melakukan pembelajaran tatap muka 100% atau 50% dan jika kedapatan pihak sekolah yang meliburkan sekolahnya maka akan diberikan sangsi.
“Sangsi pertama kita kasih teguran administrasi karena SKB nya sudah ada dan hasil rapat 23 February 2022 dengan menteri dalam negeri agama dan kesehatan meminta secara langsung tidak ada yang memberhentikan sistem pembelajaran tatap muka hanya menyesuaikan levelisasi pandeminya di daerahnya masing-masing,” beber Dedi.
Dedi menambahkan bila kedapatan siswa yang terkena Covid-19 nanti kelasnya yang di isolasikan.
“Kalau dia 5% perkelompok belajar (kelas) itu kelasnya yang diisolasikan dengan jumlah tertentu,” pungkas Dedi. | Aliando.