LAMPUNG – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal membuka Pekan Pendidikan Wartawan Lampung yang digelar di Aula Lantai 3 Balai Wartawan H. Solfian Akhmad, Kantor PWI Lampung, Senin (17/11/2025). Kegiatan ini diawali dengan diskusi bertema “Uji Integritas Wartawan di Tengah Arus Kecerdasan Buatan (AI)”.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua PWI Pusat Akhmad Munir, Ketua DPRD Provinsi Lampung H. Ahmad Giri Akbar, pimpinan organisasi pers, PWI kabupaten/kota, pimpinan media, serta wartawan dari berbagai daerah.
Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menegaskan bahwa perkembangan teknologi, termasuk AI, telah mengubah lanskap kerja jurnalistik. Namun menurutnya, integritas tetap menjadi unsur yang tidak dapat digantikan oleh teknologi.
Gubernur memulai sambutannya dengan gambaran kondisi ekonomi Lampung. Ia menyebut Lampung kini menjadi provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Sumatra dan memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp483 triliun pada 2024.
Dari jumlah itu, hanya sekitar Rp32 triliun atau enam persen yang bersumber dari APBN dan APBD. “Setengahnya lagi untuk gaji. Jadi uang negara itu sebenarnya hanya menyumbang sekitar tiga persen dari total kapasitas ekonomi,” ujarnya.
Gubernur menjelaskan bahwa sektor pertanian masih menjadi penopang utama, mencapai 26 persen dari perekonomian. Nilainya diperkirakan lebih dari Rp150 triliun, dari komoditas seperti padi, jagung, tebu, sawit, karet, hingga singkong.
Menurutnya, Lampung memiliki peluang besar untuk melakukan lompatan ekonomi melalui hilirisasi, terutama di komoditas kopi dan jagung. Ia mencontohkan bahwa kopi yang selama puluhan tahun diekspor dalam bentuk green bean semestinya dapat diolah lebih lanjut di dalam negeri.
“Kalau seluruh kopi Lampung diolah, nilainya bisa naik dari Rp12 triliun menjadi Rp120 triliun,” ucap Gubernur. “Satu hektar kopi yang saat ini menghasilkan sekitar Rp80 juta, kalau diolah sampai siap saji bisa mencapai Rp1,2 miliar,” lanjuatnya
Gubernur menyebut peningkatan ekonomi akan membuka peluang yang lebih luas, termasuk bagi sektor media. Pertumbuhan perdagangan dan konsumsi, katanya, sangat berkaitan dengan bisnis informasi dan periklanan.
Gubernur juga menekankan peran media dalam menarik investasi ke Lampung. Investor, menurutnya, menilai stabilitas ekonomi dan sosial suatu daerah melalui pemberitaan media yang kemudian dibaca kembali melalui mesin pencarian dan teknologi AI.
“Ketika investor mencari informasi Lampung, referensi pertama mereka adalah media. Karena itu, integritas dan kualitas pemberitaan sangat menentukan citra daerah,” katanya.
Gubernur juga mengungkap hasil survei terbaru yang menunjukkan bahwa masyarakat Lampung kini lebih banyak membaca media online lokal dibanding media nasional. “Ini bukti media lokal semakin dipercaya publik,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi Lampung, katanya, tetap mempertahankan dukungan anggaran bagi media meski kebijakan efisiensi anggaran dilakukan di berbagai sektor. “Dua pos yang tidak kami efisiensikan adalah jalan dan anggaran media,” ucapnya disambut tepuk tangan.
Gubernur Mirza juga mendukung usulan PWI Lampung dan PWI Pusat agar Lampung menjadi tuan rumah Hari Pers Nasional (HPN) dan Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) 2027. Gubernur bahkan menyatakan siap menyiapkan kawasan Kota Baru sebagai pusat pelatihan wartawan nasional.
Ketua PWI Pusat Akhmad Munir dalam sambutannya menegaskan bahwa Pekan Pendidikan Wartawan merupakan ikhtiar menjaga marwah, martabat, dan profesionalitas wartawan di tengah gelombang disrupsi teknologi.
Menurut Munir, PWI sejak awal kelahirannya memiliki DNA perjuangan. “PWI lahir bukan sekadar menyatukan wartawan, tetapi bagian dari perjuangan bangsa,” katanya.
Ia menyoroti fenomena post-truth, misinformasi, dan hoaks yang mengancam kualitas ruang publik. Wartawan, ujarnya, harus menjadi garda terdepan melawan informasi sesat.
Munir menegaskan integritas wartawan sedang diuji. Ia mengingatkan agar wartawan tidak terjebak pada budaya copy-paste dan penggunaan AI tanpa proses verifikasi lapangan.
“Wartawan sejati mensucikan fakta melalui observasi langsung,” ujarnya mengutip pesan almarhum Jakob Oetama.
Munir juga memaparkan perjuangan PWI bersama asosiasi media untuk mendorong insentif pajak bagi perusahaan pers, serta memperjuangkan Protokol Jakarta agar produk berita diakui sebagai bagian dari hak cipta.
Munir dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan dukungan penuh rencana Lampung menjadi tuan rumah HPN dan Porwanas 2027. Ia menyebut Lampung memiliki kesiapan yang kuat berkat dukungan pemerintah daerah.
Sementara, Ketua PWI Lampung Wira Hadikusuma dalam laporannya menegaskan Pekan Pendidikan Wartawan menjadi upaya memperkuat kapasitas dan integritas wartawan lokal di tengah tekanan industri media.
Wira menyebut pesatnya perkembangan platform digital membuat pendapatan iklan media menyusut signifikan, sehingga peningkatan kualitas SDM menjadi kunci bertahan.
Menurut Wira, kegiatan pekan pendidikan wartawan dirancang tidak hanya sebagai pelatihan teknis, tetapi juga penguatan nilai dan etika profesi agar wartawan tidak kehilangan jati diri di tengah penetrasi AI.
Pekan pendidikan Wartawan Lampung akan dibuka dengan diakusi “uji integritas wartawan di tengah arus kecerdasan buatan (ai)”, kemudian dilanjutkan dengan Diklat ke-PWI-an untuk calon anggota baru, Uji Komepetensi wartawan, dan ditutup dengan kegiatan diskusi berkolaborasi dengan 4 organisasi perusahaan pers yakni : SPS, AMSI, JMSI, dan SMSI, dengan tema “Pajak Menekan Media Sulit Bertahanan”.
Penyelenggaraan Pekan Pendidikan Wartawan menjadi momentum penting bagi Lampung dalam meningkatkan kualitas jurnalisme lokal. Dengan lanskap digital yang penuh disinformasi, wartawan berperan menjaga ruang publik yang sehat dan akurat.