Neraca Perdagangan Lampung September 2025 Surplus US$427,68 Juta

LAMPUNG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung melaporkan perkembangan nilai ekspor Provinsi Lampung mencapai US$544,95 juta pada September 2025, menunjukkan peningkatan sebesar 9,64 persen secara tahunan (y-on-y), yakni bila dibandingkan dengan September 2024.

Secara kumulatif (c-to-c), nilai ekspor Lampung dari bulan Januari hingga September 2025 mencapai US$4,83 miliar, meningkat 27,03 persen bila dibandingkan dengan nilai ekspor pada periode yang sama di tahun 2024 yang mencapai US$3,8 miliar.

Nilai ekspor sepanjang Januari-September 2025 ini didominasi oleh tiga komoditas utama:

  • Lemak dan Minyak Hewan/Nabati: US$1.983,10 juta (41,08 persen).
  • Kopi, Teh, dan Rempah-Rempah: US$1.245,42 juta (25,8 persen).
  • Bahan Bakar Mineral: US$533,68 juta (11,06 persen).

Tiga negara tujuan ekspor terbesar bagi Provinsi Lampung selama Januari – September 2025 adalah:

  • Amerika Serikat: US$757,43 juta (15,69 persen).
  • Pakistan: US$465,78 juta (9,65 persen).
  • India: US$416,31 juta (8,62 persen).

Sementara itu, BPS Provinsi Lampung mencatat nilai impor pada September 2025 yang mencapai US$117,27 juta. Nilai ini menunjukkan peningkatan sebesar 69,98 persen secara (y-on-y), yakni bila dibandingkan dengan nilai impor pada September 2024 yang mencapai US$68,99 juta. Sementara itu, secara kumulatif (c-to-c), nilai impor dari Januari – September 2025 mencapai US$1,62 miliar, mengalami peningkatan sebesar 3,04 persen dibandingkan dengan nilai impor pada periode yang sama di tahun 2024 yang mencapai US$1,58 miliar.

Negara-negara asal impor terbesar (kumulatif Januari-September 2025) adalah:

  • Nigeria dengan nilai impor sebesar US$354,00 juta (21,80 persen), dengan komoditas impor Bahan Bakar Mineral.
  • Angola dengan nilai impor sebesar US$213,34 juta (13,14 persen), dengan komoditas impor terbesar adalah Bahan Bakar Mineral.
  • Amerika Serikat dengan nilai impor sebesar US$195,98 juta (12,07 persen), dengan komoditas impor utamanya adalah Kereta api, trem, dan bagiannya.

“Dengan nilai ekspor sebesar US$544,95 juta dan nilai impor sebesar US$117,27 juta, pada bulan September 2025 ini Provinsi Lampung mencatatkan surplus pada neraca perdagangan luar negerinya sebesar US$427,68 juta,” terang Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung, Muhammad Sabiel Adi Prakasa, dalam rilis berita resmi statistik secara daring, Senin (3/11).

Pada Oktober 2025, Provinsi Lampung Inflasi 0,23 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,23 persen secara bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Oktober 2025. Sementara bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya atau (year-on-year/y-on-y), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,20 persen pada Oktober 2025. “Tingkat inflasi bulanan ini tercatat lebih tinggi dibandingkan Oktober tahun sebelumnya yang sebesar 0,20 persen pada Oktober 2024,” tutur Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung, Muhammad Sabiel Adi Prakasa, dalam rilis berita resmi statistik secara daring, Senin (3/11).

Ia melaporkan inflasi bulanan (m-to-m) tertinggi terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang mengalami inflasi sebesar 2,05 persen, dan andil tertinggi juga terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, dengan andil inflasi sebesar 0,13 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi pada kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya dengan deflasi sebesar 0,25 persen, namun andil deflasi terbesar terjadi pada kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga sebesar 0,01 persen.

“Lima  komoditas  utama  yang  memberikan  andil  inflasi  bulanan (month-to-month/m-to-m) adalah Emas Perhiasan dengan andil sebesar 0,14 persen, diikuti oleh Daging Ayam Ras (0,05 persen), Telur Ayam Ras (0,05 persen), Cabai Merah (0,05 persen), dan Susu Cair Kemasan (0,02 persen). Di sisi lain, beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi dan menahan laju inflasi secara umum, antara lain: Bawang Merah dengan andil deflasi sebesar (0,15 persen), diikuti oleh Tomat (0,03 persen), Cabai Rawit (0,03 persen), Gula Pasir (0,02 persen), dan Beras (0,01 persen),” terang Sabiel.

Selanjutnya, secara tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Oktober 2025, Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,20 persen, yang berarti bahwa harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan sebesar 1,20 persen jika dibandingkan dengan bulan Oktober tahun sebelumnya. Tingkat inflasi y-on-y bulan Oktober 2025, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,94 persen.

Kelompok pengeluaran dengan tingkat inflasi tertinggi secara (y-on-y) adalah Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang tercatat sebesar 6,96 persen, namun kontribusinya terhadap inflasi umum tidak terlalu tinggi. Sementara itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki inflasi sebesar 4,46 persen dan memberikan andil inflasi terbesar yaitu sebesar 1,46 persen. Sebaliknya, kelompok Pendidikan mengalami deflasi terbesar, yaitu sebesar 17,98 persen, dengan andil deflasi sebesar 1,21 persen.

Selanjutnya Sabiel membeberkan lima komoditas utama pendorong inflasi dan lima faktor penahan laju inflasi (deflasi) yang terjadi pada Oktober 2025 secara (y-on-y), “Lima komoditas utama yang memberikan andil inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Oktober 2025 adalah Emas Perhiasan dengan andil sebesar 0,45 persen, diikuti oleh Bawang Merah (0,39 persen), Cabai Merah (0,37 persen), Daging Ayam Ras (0,14 persen), dan Beras (0,12 persen). Di sisi lain, beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi dan menahan laju inflasi secara umum, antara lain: Sekolah Menengah Atas dengan andil deflasi sebesar 0,85 persen, diikuti oleh Sekolah Menengah Pertama (0,40 persen), Bawang Putih (0,15 persen), Cumi-cumi (0,04 persen), dan Telpon Seluler (0,04 persen),” pungkasnya.

BPS Provinsi Lampung juga memantau inflasi di empat kabupaten/kota cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK). Pada Oktober 2025, inflasi tahunan (y-on-y) tertinggi tercatat di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,45 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,43 persen. Sementara jika dilihat secara bulanan (m-to-m), inflasi tertinggi terjadi di Kab. Lampung Timur dan Kota Metro, yaitu sebesar 0,23 persen, sedangkan inflasi (m-to-m) terendah terjadi di Kabupaten Mesuji dan Kota Bandar Lampung, dengan inflasi sebesar 0,22 persen.

Nilai Tukar Petani Lampung pada Oktober 2025 Naik 0,08 Persen

Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung Oktober 2025 mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen dibandingkan bulan September 2025, dengan nilai indeks sebesar 127,72.

Kenaikan ini disebabkan oleh penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang lebih cepat yaitu 0.09 persen dibandingkan dengan penurunan indeks harga yang diterima petani (It) yang turun sebesar 0,01 persen.

Subsektor yang mengalami kenaikan nilai NTP yaitu:

  • Tanaman Pangan sebesar 0,92 persen.

 ●  Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,06 persen.

  • Perikanan Tangkap sebesar 0,04 persen.
  • Perikanan Budidaya sebesar 0,26 persen.

Sedangkan, terdapat subsektor yang masih mengalami penurunan nilai NTP, yaitu:

  • Hortikultura sebesar 4,64 persen.
  • Peternakan sebesar 0,18 persen.

Tingkat Penghunian Kamar Hotel Berbintang September 2025 Sebesar 43,37 Persen

Berikutnya adalah perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel berbintang di Provinsi Lampung pada September 2025 tercatat sebesar 43,37 persen, naik 2,56 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2025. Namun, angka ini turun 5,90 persen poin jika dibandingkan September 2024.

Di sisi lain, TPK Hotel non-Bintang Provinsi Lampung pada September 2025 tercatat sebesar 22,88 persen, naik 1,00 persen poin bila dibandingkan dengan Agustus 2025, dan turun 5,32 persen poin dibandingkan September 2024.

Jumlah Penumpang Angkutan Laut dan Kereta Api September 2025 Mengalami Kenaikan

Perkembangan jumlah penumpang angkutan umum menunjukkan tren beragam pada September 2025:

● Angkutan Udara:

  • Jumlah keberangkatan penumpang angkutan udara pada Bulan September 2025 sebanyak 518 orang, atau turun sebesar 8,96 persen dibandingkan bulan Agustus 2025 (m-to-m).
  • Jika dibandingkan dengan bulan September 2024, juga mengalami penurunan sebesar 6,11 persen (y-on-y).

● Angkutan Laut:

  • Jumlah penumpang angkutan laut pada Bulan September 2025 sebesar

43.849 orang, alami kenaikan sebesar 0,70 persen secara (m-to-m).

  • Secara tahunan (year-on-year), jumlah penumpang angkutan laut juga mengalami peningkatan sebesar 5,32 persen.

● Angkutan Kereta Api:

  • Jumlah penumpang angkutan kereta api, pada bulan September 2025 tercatat sebesar 222 orang, mengalami kenaikan sebesar 2,68 persen secara (m-to-m).
  • Demikian juga bila dilihat secara tahunan (year-on-year), jumlah penumpang naik sebesar 1,02 persen.

Tulis Komentar Anda