Utah, AS – Dunia digemparkan oleh kabar kematian aktivis sayap kanan pro-Donald Trump, Charlie Kirk. Ia tewas ditembak pria misterius di bagian leher saat menjadi pembicara di Universitas Utah Valley, Rabu (10/9) waktu setempat.
FBI segera merilis dua foto buram terduga pelaku melalui platform X. Namun, unggahan tersebut justru memicu banjir “versi foto” hasil olahan kecerdasan buatan (AI). Dari gambar pengawasan penuh pixel, sejumlah warganet memunculkan rendering resolusi tinggi yang menampilkan wajah berbeda-beda.
Masalahnya, teknologi AI tidak benar-benar mengungkap detail asli, melainkan menebak seperti apa rupa pelaku. Hasilnya bervariasi—ada yang terlihat meyakinkan, ada pula yang justru menampilkan wajah keliru, seperti dagu besar ala Gigachad atau pakaian berbeda dari foto asli. Tak sedikit pengguna yang memanfaatkan momen ini sekadar untuk mencari perhatian melalui likes dan repost.
Fenomena ini menimbulkan perdebatan, mengingat rekam jejak AI kerap bermasalah dalam rekonstruksi foto. Pernah, foto buram Barack Obama diolah hingga tampak seperti pria kulit putih, sementara pada Donald Trump malah ditambahkan benjolan fiktif di kepala. Hal ini membuktikan bahwa hasil AI tidak bisa dijadikan bukti sahih dalam perburuan tersangka.
Pelaku Tertangkap
Meski publik sibuk berspekulasi dengan gambar AI, pihak berwenang bergerak cepat. Pada Jumat (12/9), penembak Charlie Kirk berhasil ditangkap. Presiden AS Donald Trump dalam wawancara bersama Fox News menyatakan, “Saya rasa dengan tingkat kepastian yang tinggi, kami telah menahannya.”
Identitas pelaku kemudian diungkap oleh Gubernur Utah, Spencer Cox. Tersangka bernama Tyler Robinson, pemuda berusia 22 tahun.