Kami Selalu Ada
Datangi BKPSDM, THL Kota Metro Tanyakan Kepastian Terkait Status
Metro | Ratusan Tenaga Hari Lepas (THL) di Kota Metro menuntut kepastian terkait status mereka semenjak aturan baru tentang penataan tenaga honorer dan PPPK.
Salah satu THL, Raden Yusuf menyampaikan harapan besar 540 tenaga honorer lain yang masih bertahan tidak ikut dirumahkan.
“Dari hasil konsultasi tadi, bisa kita lihat bahwa BKPSDM Metro sifatnya hanya menunggu instruksi pusat. Sementara kami ini tenaga kerja, dalam hal ini berstatus sebagai THL, tentu butuh kepastian. Kepastiannya apa? Apakah di tahun 2026 kami masih bekerja atau tidak?”ungkap Yusuf, di halaman BKPSDM Kota Metro, Jum’at (12/09/2025).
Lebih lanjut, dia menyampaikan kalau ternyata tidak lagi bekerja, otomatis harus mencari pekerjaan lain, dan mencari pekerjaan lain itu bukan hal yang mudah. Karena itu, harapannya BKPSDM Metro segera memberikan solusi dan langkah-langkah yang jelas.
“Saat ini memang masih tahap konsultasi, tapi kami juga akan berupaya menempuh langkah lain, termasuk melakukan audiensi dengan DPRD Metro dan kepala daerah. Harapannya, perjuangan kami bisa didengar hingga ke pusat dan ada titik terang,”ujar Yusuf.
Sementara, Plt sekertaris BKPSDM Rama Prastawa menjelaskan, untuk kepastian, saat ini seluruh Indonesia masih menunggu keputusan dari BKN.
“Kami juga sudah bersurat menanyakan terkait status pegawai atau honorer yang tidak masuk paruh waktu, namun hingga sekarang belum ada keputusan final,”ujar Rama.
Rama juga menjelaskan bahwa ini bukan hanya isu Kota Metro atau Provinsi Lampung, melainkan isu nasional dimana Honorer atau TMS (Tidak Memenuhi Syarat) yang tidak masuk paruh waktu masih menunggu keputusan akhir dari BKN, apakah nantinya akan dirumahkan atau tetap dilanjutkan. Kami di BKPSDM Kota Metro juga masih menunggu instruksi resmi dari BKN.
“Untuk ketentuan yang bisa lolos ke paruh waktu adalah mereka yang mengikuti seleksi PPPK tahap 2 hingga selesai. Sementara itu, ada juga honorer berstatus TMS, yakni yang sudah masuk database tetapi memilih ikut seleksi CPNS. Mereka juga tidak bisa masuk ke PPPK paruh waktu. Hal ini masih terus kami tanyakan ke BKN karena belum ada keputusan tindak lanjut,” ucap Rama.
Diketahui, sebanyak 91 orang resmi dirumahkan. Angkatan tahun 2025 mulai diberhentikan per 1 September, sesuai dengan surat edaran hasil rapat seluruh OPD bersama Bapak Wali Kota.| (Rio).
M. Kholid : Kemah Bukan Hanya Ajang Rekreasi, Tetapi Juga Sarana Pembentukan Karakter
Metro | Ratusan Siswa-siswi SMAN 1 Metro mengikuti kegiatan perkemahan Pramuka yang digelar di halaman sekolah setempat, Jumat (12/9/2025).
Acara yang dibuka secara resmi Kepala Sekolah SMAN 1 Metro M. Kholid, M PD, dengan maksud tujuan meningkatkan kebersamaan, kedisiplinan, serta jiwa kemandirian.
Kegiatan perkemahan tersebut berlangsung selama satu hari dengan rangkaian acara berupa upacara api unggun, lomba keterampilan kepramukaan, dan permainan edukatif yang melibatkan seluruh peserta.
Dikatakan dalam sambutan Kepala SMAN 1 Metro, M. kholid, M Pd, menegaskan bahwa kegiatan kemah bukan hanya ajang rekreasi, tetapi juga sarana pembentukan karakter.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan rasa solidaritas, tanggung jawab, serta melatih kepemimpinan para siswa,” ucap M. Kholid.
Sementara salah seorang siswa mengaku senang dengan kegiatan tersebut karena bisa menambah pengalaman sekaligus mempererat hubungan antar teman.
“Kemah ini membuat kami belajar bekerja sama dan lebih kompak lagi,” ucapnya.
Pihak sekolah mengharapkan kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin tahunan untuk terus membangun generasi muda yang berkarakter, berdisiplin, dan siap menghadapi tantangan masa depan.| (Red).
Masjid Raya Al-Bakrie Lampung Resmi Diresmikan, Jadi Ikon Baru Syiar Islam
Lampung — Masjid Raya Al-Bakrie Lampung resmi dibuka untuk umum setelah melalui sejumlah tahapan pembangunan sejak groundbreaking pada 20 Februari 2023. Proses panjang ini meliputi penutupan kubah pada 9 Desember 2024, peresmian ballroom pada 31 Januari 2025, hingga salat tarawih perdana bersama Keluarga Besar Bakrie pada 15 Maret 2025 yang menandai kesiapan masjid sebagai pusat kegiatan umat.
Masjid megah ini dibangun atas inisiatif Aburizal Bakrie dan Keluarga Besar Bakrie sebagai amal jariyah untuk almarhum H. Achmad Bakrie, putra daerah Lampung sekaligus pendiri Bakrie Group. Pembangunannya mengusung perpaduan budaya Lampung dengan nilai Trimatra Bakrie: Keindonesiaan, Kemanfaatan, dan Kebersamaan.
Acara peresmian dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an dan laporan pembangunan oleh Aninditha Anestya Bakrie selaku Ketua Pelaksana. Sambutan disampaikan oleh Aburizal Bakrie, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, serta Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.
Rangkaian acara juga menampilkan video dokumentasi pembangunan masjid hingga penandatanganan prasasti oleh Aburizal Bakrie, Menteri Agama, dan Gubernur Lampung. Sejumlah tokoh nasional dan daerah turut hadir, termasuk keluarga besar H. Achmad Bakrie, pejabat pemerintahan, ulama, dan pimpinan organisasi daerah.
Puncak acara ditutup dengan salat Jumat berjamaah, ramah tamah, serta kegiatan sosial berupa pembagian sembako dan santunan untuk masyarakat sekitar.
Sebagai bagian dari rangkaian peresmian, Masjid Raya Al-Bakrie Lampung juga menjadi lokasi program “Damai Indonesiaku” tvOne pada 13–14 September 2025. Acara ini menghadirkan penceramah seperti Sheikh Ahmad Al Misry, AA Jufri Rustandi, Fatih Risyad, Das’ad Latief, dan KH. Cholil Nafis, serta terbuka bagi masyarakat umum dan disiarkan langsung ke seluruh Indonesia.
Berdiri di atas lahan seluas 22.000 m² dengan bangunan 10.240 m², masjid ini mampu menampung hingga 12.000 jamaah. Fasilitasnya meliputi ruang VIP, ruang imam, ruang muadzin, kontrol, serta ballroom serbaguna.
Dalam sambutannya, Aburizal Bakrie menegaskan bahwa masjid ini bukan sekadar rumah ibadah, melainkan pusat kegiatan sosial dan kebersamaan.
“Kami berharap Masjid Raya Al-Bakrie Lampung dapat mempererat ukhuwah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjadi amal jariyah bagi masyarakat Lampung dan Indonesia,” ujarnya.
Dengan berdirinya Masjid Raya Al-Bakrie, Bandar Lampung kini memiliki ikon baru yang menjadi pusat syiar Islam sekaligus simbol persaudaraan dan kemajuan daerah.
Tentang Masjid Raya Al-Bakrie Lampung
Berdiri di atas lahan seluas 22.000 meter persegi dengan luas bangunan 10.240 meter persegi, masjid ini terdiri dari lantai dasar seluas 4.224 m², mezanin 1.024 m², serta basement 4.480 m². Daya tampung jamaah mencapai 12.000 orang. Masjid juga dilengkapi ruang tunggu VIP, ruang imam, ruang kontrol, dan ruang muadzin.
Selain itu, hadir pula ballroom serbaguna seluas 1.500 m² berkapasitas 1.200 orang yang dapat digunakan untuk acara pernikahan, gathering, kegiatan keagamaan, maupun sebagai tambahan ruang salat. Fasilitas pendukung lainnya meliputi kantor pengelola, ruang rapat, TPQ, perpustakaan, penitipan barang pria-wanita, ruang jenazah, 80 kios UMKM, taman kota, serta taman bermain anak.
Sekretariat DPRD Lampung Selatan Meriahkan Hoarnas 2024 Lewat Pertandingan Voli
LAMPUNG SELATAN – Dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Olahraga Nasional (Hoarnas) tahun 2024, tim Sekretariat DPRD…
Mang Kanon dengan Secangkir Kopi Manis Tanpa Merek
Setiap pagi, dimulai sekitar pukul 06.45 waktu kampung Sukamusukaku, saat ayam masih ngumpet di balik kandang karena belum sempat mandi, Mang Kanon sudah nongkrong manis di depan warung kopi Bang E’em, lengkap dengan jaket ojek kebanggaannya yang warnanya udah pudar dari abu-abu tua jadi abu muda, karena terlalu sering kena matahari dan angin, serta sudah menyerap seluruh perjuangan hidup, keringat, gorengan, dan sedikit sisa balsem gosok.
Sambil nyeruput kopi gratisan tanpa merek, Mang Kanon duduk di pojok bangku kayu yang kalau didudukin bunyinya, “kreekk,” seolah bangku itu juga capek jadi saksi hidup.
Bang E’em, sang pemilik warung, biasa keluar sambil usap-usap perut (yang alasannya klasik, sedang mules), membawa nampan berisi donat yang dijual sejak zaman awal Reformasi dan tahu gunting yang lebih banyak anginnya daripada pisangnya.
“Gimana cerita, Bang,” sapa Mang Kanon.
“Gimana apanya Non. Ngopi geh?”
“Iya. Tapi hari ini tolong tambahin rasa harapan.”
Mang Kanon tiap hari nungguin dua hal penting, yaitu penumpang ojek, yang biasanya lebih langka dari unicorn. Dan Teh Euis, istri Bang E’em, yang sejak jadi TKW nggak pernah kirim kabar kecuali kiriman foto diajak nemenin majikan jalan-jalan dan status WA yang isinya “lagi di dapur sedang masak.”
“Bang, udah dapet kabar dari Teh Euis?”
“Belum, Non. Terakhir cuma kirim emoji lope-lope sama semangka.”
Sambil seruput kopi gratisan, datang teman gibah, Kang Muji, alumni SMA Bintang Bunda (sekolah swasta favorit di Kampung Sukamusukaku) yang sekarang kerja serabutan, pagi tandang daun pisang, siang jadi makelar jual beli motor, sore kirim daun ke pelanggan, tukang tempe dan malam jadi komentator politik di grup WhatsApp kampung.
Mang Kanon, Bang E’em, dan Kang Muji adalah trio penganalisis politik kampung yang nggak ada tandingannya.
“Saya kemarin liat berita kades kita dapet penghargaan dari lembaga ternama,” kata Kang Muji.
“Penghargaan apa?” tanya Mang Kanon curiga.
“Penghargaan paling rajin posting TikTok dan Facebook tentang program desa.” Jawabnya.
Mang Kanon ngelus dada. “Itu mah bukan prestasi, itu konten…”
Diskusi berlanjut, dan topik hari itu adalah apakah pemimpin desa mereka sekarang beneran niat membangun, atau cuma sibuk bagi-bagi jabatan ke alumni SMA Bintang Bunda?
Apakah benar isu jual beli jabatan cuma mitos, atau sebenarnya transaksi warung kopi udah jadi tempat interview?
Dan yang paling penting, Kenapa pisang goreng Bang E’em makin lama makin kecil ukurannya?
“Saya perhatiin, alumni SMA Bintang Bunda tuh mendadak banyak jadi pejabat kampung. Yang dulu waktu upacara baris paling belakang, sekarang malah jadi Kepala Dusun, dan ada juga yang duduk di kantor camat.”
Mang Kanon mencatat semua ini di buku kecilnya yang sudah sobek-sobek dan ada beberapa berca bekas keringat. Dia bilang itu “jurnal rakyat kecil”, siapa tahu nanti Mang Kanon bikin buku, judulnya, “Dari Ojek ke Oposisi: Perjalanan Pemikir Jalanan.”
Di sela-sela diskusi politik yang makin liar dan tak berdasar (tapi sangat logis dalam konteks kampung), Mang Kanon tetap menatap langit. Bukan sedang ngitung awan, tapi sedang berharap Teh Euis pulang.
“Bang E’em, abang yakin Teh Euis masih inget sama abang?”
“Yakin lah, Non. Dia bilang, ‘Tunggu aku, aku bakal pulang bawa oleh-oleh keju Itali.’”
“Yang penting jangan bawa oleh-oleh suami baru,” celetuk Mang Kanon.
Bang E’em hanya bisa tertawa getir.
Tapi semua yang nongkrong di warung itu tahu, harapan adalah bahan bakar utama hidup di kampung.
Kadang bukan nasi yang bikin kenyang, tapi harapan dan secangkir kopi manis panas.
Siang hingga sore hari, penumpang ojek tak kunjung datang. Teh Euis tak kunjung pulang. Tapi obrolan tentang politik kampung terus bergulir.
“Kalian yakin kades kita nggak jual jabatan?,” tanya Mang Kanon.
“Kalo nggak dijual, minimal disewain…,” celetuk Kang Muji.
“Makanya, mending kita bikin partai aja. Partai Ojek Rakyat Sejahtera.” Tambah Kang Muji, dan semua tertawa.
Tapi dari tawa itu, ada satu hal yang nyata, bahwa di balik lelucon receh dan ngawur, ada cinta yang tak usang terhadap kampung, terhadap negeri, dan terhadap perubahan.
Mereka menamakan diri adalah barisan rakyat kecil yang tak pernah lelah berharap. Entah itu berharap kampungnya maju, atau Teh Euis pulang bawa oleh-oleh dan cerita keluarga majikan.
Yang jelas, mereka akan tetap duduk di situ, dengan segelas kopi dan segunung keresahan yang dikemas tawa.
Dan itu… mungkin jauh lebih penting daripada semua janji kampanye.
Cerita Fiktif
Oleh: Jeffri Noviansyah
Pemimpin Redaksi Lampung7.com
Unila Gelar Yudisium Internal Sertifikasi Dosen 2025
Lampung – Universitas Lampung (Unila) menggelar yudisium internal sertifikasi dosen di Ruang Student Center Fakultas Ekonomi…
Babinsa Serka Animan Pimpin Langsung Aksi “Jumat Bersih” di Beringin Jaya
Bandar Lampung — Peran Babinsa sebagai ujung tombak pembinaan masyarakat kembali terlihat nyata. Serka Animan, Babinsa Koramil 410-02/TBS yang bertugas di Kelurahan Beringin Jaya, turun langsung memimpin kegiatan Jumat Bersih yang digelar pada Jumat pagi (12/9).
Dengan mengenakan seragam lapangan dan membawa alat kebersihan, Serka Animan bergabung bersama Lurah, perangkat RT, Linmas, dan warga setempat membersihkan Badan Jalan Asabri II dan parit sekitar dari tumpukan sampah serta rumput liar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan teritorial yang digagas Babinsa untuk mendorong kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat.
“Tugas Babinsa tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga menjadi penggerak masyarakat untuk hal-hal positif. Melalui kerja bakti seperti ini, kita bangun kepedulian dan kebersamaan antarwarga,” ujar Serka Animan.
Menurutnya, gotong royong adalah nilai luhur bangsa yang harus terus dijaga. Aksi nyata seperti ini bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga bagian dari pencegahan terhadap pembuangan sampah sembarangan serta upaya menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata.
Kegiatan berlangsung tertib dan mendapat respons positif dari warga. Kolaborasi antara Babinsa, pemerintah kelurahan, dan masyarakat terbukti mampu menjadi motor perubahan di tingkat akar rumput, sekaligus memperkuat ketahanan wilayah dari aspek sosial dan lingkungan.
Mahasiswa Unila Gelar Edukasi Ekonomi Kreatif di Panti Asuhan Ruwa Jurai
Lampung – Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma AGT) Fakultas Pertanian Universitas Lampung…
Helikopter Jatuh di Mimika: Seluruh Penumpang Ditemukan Tewas dan Sudah Dievakuasi
Mimika, Papua Tengah — Helikopter milik Intan Angkasa Air Service dengan nomor registrasi PK-IWS jatuh di…
Menperin Terbitkan Aturan Baru TKDN, Investor Otomatis Dapat Nilai 25 Persen
Jakarta — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita resmi menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 35/2025 tentang…