AMBON — Provinsi Maluku mencatat sejarah baru dengan mengekspor 9,5 ton pala ke Belanda untuk pertama kalinya. Langkah ini diyakini akan memperkuat daya saing dan citra dagang pala Maluku di pasar Eropa sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku, Ahmad Jais Ely, menyebut ekspor perdana ini bukan sekadar transaksi dagang, tetapi juga momentum kebangkitan kejayaan rempah Maluku yang pernah mengharumkan nama daerah sejak abad ke-16.
“Pengiriman ke Negeri Kincir Angin menjadi pintu masuk strategis ke pasar Eropa yang memiliki daya beli tinggi,” ujarnya, Kamis (14/8).
Ekspor ini dilakukan melalui PT Kabong Tanipala Maluku dengan dukungan berbagai pihak, mencakup tiga jenis pala: Nutmeg ABCD, Nutmeg Shrivels, dan Mace Broken. Dengan distribusi yang lebih singkat, Ahmad meyakini nilai jual dan pendapatan petani akan meningkat.
“Ekspor ini diharapkan menggerakkan roda ekonomi daerah, mulai dari sektor perkebunan hingga jasa transportasi dan perdagangan,” tambahnya.
Kepala Kantor Bea Cukai Ambon, M. Farid Irfan, menegaskan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti sinergi antar instansi dalam mendorong daya saing komoditas lokal. Bea Cukai, katanya, berkomitmen memberikan fasilitas terbaik agar produk Maluku semakin kompetitif di pasar global.
Pemerintah daerah berharap keberhasilan ekspor pala ke Belanda ini memperkuat posisi pala sebagai komoditas unggulan Maluku serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.