JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali melemah di tengah kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI). Berdasarkan laporan Bloomberg, Rabu (22/9/2025) pukul 07.07 WIB, rupiah turun 77 poin atau 0,46 persen ke posisi Rp16.687 per dolar AS.
Tren pelemahan rupiah ini terjadi sejak 14 Agustus 2025, saat masih berada di level Rp16.375 per dolar AS. Analis menilai, penurunan suku bunga BI bersamaan dengan kebijakan The Fed mempersempit spread suku bunga, sehingga aliran dana asing keluar dari pasar domestik.
“Spread suku bunga dengan The Fed jadi makin sempit, sehingga sebagian aliran dana asing keluar dulu,” ujar Analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan, Selasa (23/9/2025).

Meski begitu, Felix menegaskan pelemahan ini bersifat jangka pendek. Cadangan devisa yang tinggi, ekspor komoditas yang solid, serta intervensi BI di pasar valas dan DNDF masih menjadi penopang utama stabilitas rupiah. Ia memperkirakan nilai tukar akan bergerak di kisaran Rp16.200–Rp16.700 per dolar AS, dengan potensi stabilisasi pada kuartal IV saat The Fed kembali agresif memangkas bunga.
Sementara itu, Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya turut menambah faktor penyesuaian pasar. “Kebijakan saat ini belum sepenuhnya diterima pasar. Antusiasme seperti era Sri Mulyani masih menurun,” jelasnya.
Dari sisi eksternal, The Fed diperkirakan menurunkan bunga 25 basis poin pada Oktober dan hingga 50 basis poin sampai akhir tahun. Namun, ketegangan geopolitik global masih menekan sentimen.
Global Market Economist Maybank, Myrdal Gunarto, menambahkan bahwa arus masuk ke pasar saham mulai kembali, tetapi tekanan jual di obligasi pemerintah tetap tinggi karena investor global menuntut imbal hasil lebih besar. Meski demikian, surplus perdagangan bulanan Indonesia sekitar USD1,87 miliar diyakini masih menjadi bantalan positif.
Gubernur BI Perry Warjiyo sebelumnya menyebut, secara keseluruhan rupiah justru sempat mencatat penguatan 0,30 persen sepanjang September 2025 dibandingkan Agustus lalu.