Tanggamus | kisah pilu yang dialami Siprihatin (Jumairah) penyandang disabilitas asal Pekon Tanjung Agung, Kecamatan Kota Agung Barat, Kabupaten Tanggamus yang tinggal sebatang kara digubuk milik Lukman harus menanggung beban hidup begitu berat.
Dengan kondisi tubuh yang yang tidak sempurna, tangan dan kaki kanan mengecil sejak bayi dan sering terasa sakit, ditambah lagi dengan dua kali dia harus melahirkan seorang anak dari laki-laki tidak bertanggungjawab. Sungguh miris melihat kenyataan hidup Suprihatin.
Pak Dulmuis warga setempat membenarkan mengenai pengakuan Suprihatini yang sudah mempunyai dua orang putri diluar nikah, namun Suprihatin belum lama tinggal sendiri di gubuk milik pak Lukman.sebelumnya Suprihatin tinggal sama kakaknya Sarkumah Seorang janda.
“Benar mas, Suprihatin tinggal sendiri, tapi belum lama sebelumya tinggal sama kakaknya Sarkumah. Iya mas memang benar apa yang dia bilang kalo dia belum pernah nikah, tapi dia kalo ga salah sudah punya anak dua perempuan semua dan gak tau siapa yang laki-laki bejat yang berbuat seperti itu,” jelasnya.
Hal itu juga dibenarkan oleh putri Dulmuis, Rosmini yang sebagai Kaur Kesejahteraan Masyarakat setempat.
“Iya mas dia Sudah melahirkan dua kali perempuan semua, anak pertama sudah sekitar kelas lima SD dan anak yang kedua baru sekitar empat bulanan ini mas, kasian mas kalo liat kondisinya,” tambahnya.
“Kedua anaknya semuanya dirawat sama orang lain mas, yang pertama dirawat oleh kakak kandungnya, Sarkumah. Sedangkan yang kedua kurang lebih usianya baru empat Bulan belum jelas mas diasuh sama siapa.” pungkas Rosmini.
Ditempat berbeda, Sarkumah kakak Suprihatin mengaku sedih melihat kondisi adik kandungnya yang mengalami nasip seperti itu, sudah cacat dan keterbelakangan mental harus mengalami nasib hidup yang begitu pahit.
Namun Sarkumah tidak bisa berbuat banyak karna kondisi yang serba kekurangan. Ditambah lagi Sarkumah harus berjuang hidup sendiri karnan suami sudah hampir dua tahun meninggal dunia.
“Adik saya itu sebelumnya tinggal disini sama saya mas tapi sekarang dia tidak mau lagi, saya sangat sedih mas melihat nasib adik saya mas, sudah cacat agak kurang lagi mas, ditambah lagi dia hamil dan melahirkan tanpa suami.” jelasnya.
“Ini anak yang pertama mas sudah besar,kalo yang kedua saya kurang tau mas soalnya saya kerja jadi pembantu mas Di jakarta, baru pulang sekitar satu bulan ini, karna suami saya udah ninggal mas, jadi saya harus berjuang sendiri menghidupi keluarga saya dan adek saya Suprihatini mas.” ungkapnya.
Sarkumah kakak korban berharap agar Pemerintah bisa lebih memperhatikan lagi kondisi keluarganya terutama adeknya (Suprihatini) dan anak-anaknya yang begitu memprihatinkan.
“Saya berharap sama pemerintah agar bisa lebih memperhatikan kondisi saya mas, terutama nasib adek saya Suprihatini dan kedua anaknya mas,” pungkasnya.
Sampai berita ini diterbitkan, Pj. Kakon dan Sekdes Pekon Tanjung Agung belum bisa ditemui baik dihubungi via telpon. | khoiri