
GEDONG TATAAN | Penerapan teknologi okulasi ternyata dapat diterapkan terhadap pohon jati untuk menghasilkan kualitas bibit jati yang unggul. Bahkan di Indonesia, okulasi terhadap bibit jati tersebut, dikembangkan satu-satunya di Lampung.
“Biasanya jati dikembangkan dengan biji atau generatif dan idealnya dengan kultur jaringan. Tetapi kita memiliki alternatif lain yang hasilnya sama dengan kultur jaringan dengan teknologi okulasi. Nah, indukan enterist jati diambil dari enterist unggul berasal dari Muna, Sulawesi Tenggara. Sementara batang bawah dapat diambil dari bibit lokal,” ungkap petugas Teknis Kehutanan Balai Pengolaan Das Provinsi, Idi saat memberikan penyuluhan di Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Kabupaten Pesawaran, Rabu (22/06).
Dikatakan, dibanding pembibitan konvensional, bibit jati hasil okulasi memiliki kelebihan yakni menyamai induknya (enteris) yang memiliki batang lurus dan pertumbuhan pohon yang cepat. Namun untuk kualitas, bergantung terhadap lingkungan dan waktu.
“Kalau umur jati baru sepuluh tahun, terus ditebang. Tentu menghasilkan kualitas jati yang kurang bagus. Tapi dengan okulasi, tingkat kelurusan batangnya sangat bagus, serta cabang yang dimiliki hanya sedikit, tidak seperti jati kebanyakan,” jelasnya.
Kali pertama yang mengembangkan teknik okulasi terhadap jati berasal dari Lamongan, Lampung. Dimana, cukup bermodal cutter, bibit jati enterist dan batang bawah. Selanjutnya, batang jati bagian bawah disayat mencapai sekitar 7 cm . Kemudian bibit enteris yang memiliki mata, dengan ukuran sekitar 3 cm dibelah, untuk selanjutnya digabungkan dengan batang bawah lalu diikat dengan menggunakan tali yang berasal dari plastik.
” Plastik gula yang telah dipotong, dijadikan tali. Lantas digunakan untuk mengikat bibit yang diokulasi. Cukup satu kali, karena nanti tunas yang baru dapat menembus tali tersebut nantinya,” paparnya.
Tidak hanya teknologi okulasi, lanjutnya bagi anda yang hobbi bercocok tanam, tetapi tidak memiliki lahan atau perkarangan yang cukup luas. Maka, tidak perlu khawatir, solusinya adalah melalui teknologi Penyemaian Kurang Lahan (PKL) melalui medium Kokopit (limbah sabut kelapa) yang diletakan diatas permukaan tatakan. Selanjutnya, biji seperti alpukat yang akan disemai, dapat langsung disemai dan diatur sesuai ukuran panjang dan lebar tatakan. Dan untuk ukuran tatakan panjang 30 cm x 20 cm dapat menampung sekitar 10 biji alpukat siap semai.
“Penyemaian dengan teknologi kokopit sangat efektif, tidak perlu dipupuk, tidak perlu membersihkan rumput dan menggeser-geser poliback. Dan akarnya tidak tembus, setelah tiga bulan disemai, tinggal dipindah ke tanah. Bahkah, bisa bertahan sampai dua tahun bibit berada di penyemaian,” pungkasnya.
Danrem 043/Gatam Pimpin Entry Meeting Tim Was Audit Kinerja Itjenad TA. 2024
Lampung – Komandan Korem 043/Gatam Brigjen TNI Rikas Hidayatullah, S.E., M.M., memimpin Entry Meeting dalam rangka Was Audit Kinerja Itjenad TA. 2024 di wilayah Korem 043/Gatam bersama Tim Audit Itjenad,…
Wujud dan kembangkan usaha mandiri, Bhayangkari Polda Lampung Gelar Bazar UMKM
LAMPUNG7COM | Pengurus Daerah Bhayangkari Polda lampung menggelar bazar UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang bertempat di Aula Gedung GSG Presisi Polda Lampung, Jumat (9/9/2022) pagi. Kegiatan tersebut dihadiri dan…
Kemenko Ekonomi Paparkan Capaian Pembangunan Masif Jokowi selama Satu Dekade
Sekretaris Kemenko Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan pembangunan Infrastruktur yang Masif selama satu dekade (10 tahun) pemerintahan Jokowi. Menurutnya pembangunan masf era pemerintahan Jokowi berhasil mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,…
Menarik Minat Belajar Siswa Kota Metro, BKSDM Gelar Bimtek Multimedia
Metro | Guna menarik minat belajar siswa, BKSDM Kota Metro gelar bimbingan teknis penggunaan media pembelajaran bagi PNS dan guru, berlangsung di aula LEC Kartikatama, Senin (21/9/2020). Tampak hadir pada…
Momentum Hari Kesaktian Pancasila, Endang: Pemerintah Wajib Beri Kepastian Hukum dan Keadilan Sosial
LAMPUNG7COM | Memantik perdebatan publik mengenai monopoli kekayaan agraria nasional di tangan segelintir orang dalam bentuk izin-izin konsesi skala besar, baik itu HGU, HGB, HTI dan izin-izin lainnya. Perdebatan ini…
Polisi Bareng Aparatur Kerja Bakti Bersihkan Taman Desa Parungmulya
LAMPUNG7COM-+KARAWANG |- Kegiatan bakti sosial kembali dilakukan oleh anggota kepolisian bersama aparatur bergotong royong membersihkan Taman Desa Parungmulya, Ciampel, Karawang, Selasa pagi (31/1/2023). Sesuai arahan Kapolres Karawang, AKBP Wirdhanto Hadicaksono…