Washington – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan Israel agar tidak melakukan pencaplokan penuh terhadap wilayah Tepi Barat. Peringatan itu ia sampaikan dalam wawancara eksklusif dengan Time Magazine yang dirilis pada Kamis (23/10) waktu setempat.
Pernyataan keras Trump muncul setelah parlemen Israel menyetujui rencana pencaplokan total Tepi Barat — wilayah yang sejak 1967 telah diduduki Israel melalui kekuatan militer.
Trump menegaskan bahwa langkah tersebut akan membawa risiko besar bagi Israel, termasuk potensi hilangnya dukungan dari Washington.
“Itu tidak akan terjadi. Israel akan kehilangan seluruh dukungan dari Amerika Serikat jika tetap memaksakan pencaplokan,” tegas Trump, dikutip dari AFP.
Dalam kesempatan terpisah di Gedung Putih, Trump kembali menegaskan sikapnya di hadapan sejumlah jurnalis. Ia memastikan Tepi Barat tetap menjadi wilayah kedaulatan Palestina.
“Jangan khawatir soal Tepi Barat. Israel tidak akan melakukan apa pun terhadap wilayah itu,” ujarnya.
Rencana pencaplokan penuh Tepi Barat sebelumnya disetujui mayoritas anggota parlemen Israel dalam sebuah voting. Namun, langkah tersebut mendapat penolakan dari Partai Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Likud memboikot dan mengkritik jalannya pemungutan suara, meski sikap itu tidak banyak berpengaruh karena mayoritas koalisi dan oposisi justru mendukung rancangan undang-undang (RUU) tersebut.
Selain Trump, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai pembahasan mengenai Tepi Barat berpotensi mengganggu stabilitas dan gencatan senjata di Gaza yang baru saja tercapai.
“Kami tetap optimistis terhadap kemajuan gencatan senjata di Gaza, namun jelas masih ada tantangan besar yang harus dihadapi,” ujar Rubio.