Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memiliki perilaku seksual yang menyimpang atau parafilia. Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual. Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak.
Atas dasar itu, perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah perilakunya. Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu. Sebab, tak menutup kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang.
Perilaku menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri sendiri atau menimbulkan masalah hukum. Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana.
Lalu, apa saja yang dianggap sebagai kelainan seksual? Dikutip dari situs yourtango, berikut perilaku-perilaku yang dianggap kelainan seksual :
- Ekshibisionisme
Pelaku cenderung ingin membuat orang asing terkejut, takut, atau terkesan dengan perilakunya.
Pelaku merasakan kenikmatan seksual bila korbannya terkejut saat ia beraksi. Misalnya, dengan memperlihatkan alat kelamin atau bahkan masturbasi di tempat umum.
Dalam ekshibisionisme, cenderung tak ada kontak fisik, apalagi seksual antara pelaku dan korban.
- Voyeurisme
Pelaku mendapat kepuasan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mandi, ganti pakaian, tanpa busana, atau beraktivitas seksual. Tak menutup kemungkinan kalau si pelaku melakukan masturbasi ketika mengintip korban.
Pada perilaku ini, si pelaku tidak bertujuan menjalin kontak seksual dengan korban.
- Froteurisme
Pelakunya mendapat kepuasan seksual dengan menggesekkan kelamin pada tubuh orang yang tak dikenal.
Dalam kebanyakan kasus, pelaku terdorong untuk melakukannya di tempat umum yang penuh sesak seperti bus atau kereta. Perilaku ini cenderung mengundang masalah hukum karena terjadi kontak alat kelamin tanpa izin.
- Paedofilia
Pelaku memiliki fantasi, ketertarikan, bahkan melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun. Perilaku tersebut antara lain memaksa anak menonton si pelaku yang sedang masturbasi, memegang kelamin anak, sampai melakukan hubungan seksual dengan si anak.
Banyak kasus paedofilia terjadi pada keluarga sendiri. Si pelaku menjadikan anak atau anggota keluarga lain sebagai korban.
- Sadomasokis
Pelaku mendapat kepuasan seksual dari rasa sakit. Rasa sakit akibat kekerasan verbal atau non-verbal yang sengaja disebabkan oleh diri sendiri atau disebabkan oleh pasangan.
Kata-kata kasar dan makian merupakan kepuasan seksual bagi si pelaku.
Aktivitas seksual yang dilakukan sering kali menyerempet bahaya. Misalnya, mencekik hingga tubuh mencapai kondisi kekurangan oksigen dengan tujuan mencapai orgasme.
Tindakan memukul, mengiris, gigitan, diikat, mencekik, bahkan dicambuk yang berbahaya justru menjadi kepuasan tersendiri bagi si pelaku.
Biasanya sudah ada kesepakatan di antara pasangan tersebut untuk melakukan aktivitas seperti ini. Hingga pelaku jarang terjerat masalah hukum.
- Sadisme
Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika menyiksa pasangannya. Penderitaan fisik atau psikologis pasangan akan membawa kesenangan bagi si pelaku.
Penderitaan korban bukan motif si pelaku. Rasa sakit korban juga tak meningkatkan gairah si pelaku.
Orang dengan kelainan ini merasa dirinya berkuasa atas pasangannya. Tujuannya adalah berkuasa sehingga tak jarang terjadi pemerkosaan, bahkan pembunuhan.
Pada kasus ekstrem, kematian pasangan akan membawa kegembiraan bagi si pelaku.
- Transvetitisme
Pelaku adalah pria heteroseksual yang mendapat kepuasan seksual dengan berdandan sebagai wanita.
Dandanan tersebut bisa cukup hanya mengenakan pakaian wanita, bisa juga berdandan dengan make-up hingga menata rambut.
- Nekrofilia
Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika melakukan aktivitas seksual pada mayat. Parafilia jenis ini jarang ditemukan atau diungkap ke umum.
- Zoofilia
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Tak sebatas fisik, pelaku juga menjalin hubungan emosi dengan binatang tersebut. Ini yang membedakannya dengan beastiality.
- Beastiality
Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Perilaku ini hanya sebatas kontak fisik, tanpa melibatkan hubungan emosi. (red)
Sumber : Kompas.com
Berita lainnya :
Anggota DPR RI H. Aprozi Alam Hadirkan Kontribusi Nyata untuk Masyarakat Lampung
Lampung – Dalam kurun waktu 10 bulan menjabat sebagai Anggota DPR RI, H. Aprozi Alam terus menunjukkan komitmennya untuk hadir dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Provinsi Lampung. Anggota Komisi…

Unila Resmikan Rumah Kaca Anggrek di Dies Natalis ke-60
Lampung – Universitas Lampung (Unila) meresmikan Rumah Kaca Anggrek sebagai salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-60, Rabu (10/9/2025). Peresmian digelar setelah pelaksanaan workshop budidaya anggrek di ruang sidang lantai…
![Perlunya Pasar Tradisional Simpel dan Fungsional untuk Masyarakat [Opini]](https://i0.wp.com/lampung7.com/wp-content/uploads/2025/09/DSC_0835-e1757482545279.jpg?resize=597%2C400&ssl=1)
Perlunya Pasar Tradisional Simpel dan Fungsional untuk Masyarakat [Opini]
Pembangunan pasar tradisional seringkali terjebak pada desain megah dan bertingkat, namun kenyataannya tidak semuanya berjalan efektif. Banyak pasar modern dengan bangunan bertingkat justru menghadapi masalah serius: lantai atas yang kosong,…

Ribuan Rider Siap Geber Trail Adventure HUT TNI ke-80 di Pesawaran
Lampung – Ribuan pecinta motor trail akan meramaikan ajang Trail Adventure GEBER 2025 dalam rangka peringatan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kegiatan ini digelar pada Minggu, 14 September 2025,…

Universitas Saburai Gelar Saburai Expo 2025 dan Pelantikan Alumni, Rektor: Momentum Tunjukkan Wajah Kampus Dinamis dan Berdaya Saing
Bandar Lampung – Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai (Saburai) menggelar Saburai Expo 2025 yang dirangkaikan dengan Pelantikan Alumni Universitas Saburai, di lapangan kampus setempat, Selasa (9/9/2025). Mengusung tema Festival Kreasi…

Kepiting Tapal Kuda: Fosil Hidup Berdarah Biru yang Menyelamatkan Manusia
Pernah mendengar tentang hewan purba berdarah biru yang masih hidup hingga sekarang? Itulah kepiting tapal kuda (horseshoe crab). Meski namanya “kepiting”, secara ilmiah hewan ini lebih dekat kekerabatannya dengan laba-laba…

Cara Mendaftar Jadi Mitra MBG Bisa Dilakukan Secara Daring
JAKARTA – Badan Gizi Nasional (BGN) membuka akses pendaftaran daring bagi masyarakat, organisasi, maupun badan usaha yang ingin bergabung dalam Program Mitra Bina Gizi (MBG). Pendaftaran dapat dilakukan melalui laman…

Lampung Catat Sejarah Baru, Ground Breaking Proyek Hidrogen Hijau Pertama di Indonesia Digelar di Ulubelu
Tanggamus – Provinsi Lampung resmi mencatat sejarah baru dalam transisi energi nasional. Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal bersama Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung,…

RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Perkuat Layanan dan Kolaborasi dengan BPJS Kesehatan di 2025
Lampung – RSUD Dr. H. Abdul Moeloek (RSUDAM) sebagai rumah sakit kelas A milik Pemerintah Provinsi Lampung terus memperkuat komitmen dalam menghadirkan layanan kesehatan yang profesional, adil, transparan, dan berorientasi pada…

Ribuan Warga Meriahkan Senam Massal Haornas 2025 di Stadion Radin Inten Kalianda
LAMSEL, Kalianda – Ribuan kader PKK dan masyarakat Lampung Selatan memadati Stadion Radin Inten, Kalianda, Selasa (9/9/2025), untuk mengikuti senam massal dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2025. Kegiatan…

Lampung Barat Gelar Sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan, Tekankan Pentingnya Generasi Muda Sadar Kependudukan
Lampung Barat – Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas PPKBPPPA menyelenggarakan Sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Tahun 2025 di SMP Negeri 1 Sekuting Terpadu, Selasa (9/9/2025). Kegiatan ini diikuti 35…

Utusan Khusus Presiden Nikmati Sensasi Terbang di Batu Alif Paragliding, Bakauheni
LAMSEL, Bakauheni – Udara sejuk di perbukitan Dusun Kayu Tabu, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, menjadi saksi pengalaman berkesan bagi Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, yang menjajal wisata paralayang…