Alzier Dianis Thabranie Turut Berduka Cita yang Mendalam Atas Wafatnya KH. Buya Syafii Ma’arif

Suatu perbedaan harus dipahami dan saling menghargai

Ia mengatakan suatu perbedaan harus dipahami dan saling menghargai dalam rangka mewujudkan persatuan kesatuan bangsa. Dengan kata lain, keanekaragaman bangsa dihormati dalam wadah kesatuan bangsa Indonesia.

Karena, menurut Alzier, keragaman dan perbedaan ini selaras dengan semboyan yang menggambarkan prinsip penghormatan keanekaragaman dalam wadah persatuan, yakni Bhinneka Tunggal Ika.

Menurut Alzier, semua budaya, agama dan suku yang ada tetap pada bentuknya masing-masing, yang mempersatukan semuanya adalah rasa nasionalisme dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

“Bhinneka Tunggal Ika tidak bisa dianggap hanya sekedar semboyan, melainkan harus dihayati, disimpan pada sanubari dan dilaksanakan oleh setiap warga negara Indonesia untuk menjaga persatuan dan kesatuan negara,” katanya.

“Selamat jalan Buyaku,” ujar Alzier.  Buya Syafii Maarif meninggal dunia, Jumat (27/5/2022) pagi, karena penyakit jantung yang sudah dideritanya.

Bahkan sejak 15 Mei, mantan Ketua PP Muhammadiyah itu dirawat di rumah sakit. Kabar meninggal buya dikabarkan oleh Pimpinan PP Muhammadiyah.

Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat  tgl 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

[Sumber]

Tulis Komentar Anda