Guna mencapai target 2024, lanjut dia, pemerintah terus mendorong keterlibatan generasi muda agar memahami bahaya dan pencegahan stunting. Pasalnya, generasi mudalah yang kelak akan melahirkan generasi sehat dan bebas stunting.
“Untuk melahirkan generasi prima di masa depan, pencegahan stunting menjadi keharusan. Pemerintah saat ini terus mengurangi persentase stunting. Penanganan yang serius pada stunting berkorelasi terhadap lahirnya generasi unggul di masa depan,” ujarnya.
Pada kesempatan yg sama hadir pula ibu Diana Puspita Dewi, S.sos ketua tim kerja dari perwakilan BKKBN prov Lampung, Titin wahyuni,DPD, M.Pd plt dinas P3DALDUK KB kab Lampung Timur serta Dwinan Rahmadi selaku tuan rumah acara juga tokoh milenial Lampung yang juga turut memberikan sambutan diacara ini.
Menurut Farah, generasi muda menjadi salah satu target utama dalam kampanye pencegahan stunting di Indonesia. Karena itu, pemerintah saat ini terus mengamplifikasi pesan kunci cegah stunting melalui ajakan, sosialisasi, dan edukasi kepada target khalayak muda seperti remaja perempuan, mahasiswa, dan calon pengantin khususnya di kabupaten/kota dengan angka stunting yang masih tinggi, berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia tahun 2022 dikabupaten Lampung Timur menunjukan angka prevalensi stunting 18,1% hal tersebut bearti terjadi peningkatan prevalensi stunting sebanyak 2,8% dibandingkan hasil survey status gizi Indonesia tahun 2021 sebesar 15,3%, ditambah lagi target prevalensi stunting kabupaten Lampung Timur ditahun 2023 sebesar 10,87% dengan waktu efektif kurang dari 4 bulan.
“Kita berharap, dengan edukasi seputar pencegahan stunting ini, anak-anak muda kita makin memahami cara mengasuh dan merawat baduta (bawah dua tahun) agar nantinya anak-anak mereka tumbuh secara sehat, normal, dan bebas dari stunting,” jelas Farah.