Gubernur Rahmat Dorong Perbankan dan Dunia Usaha Kawal Transformasi Pertanian Lampung

LAMPUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menegaskan komitmennya memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Hal ini disampaikan dalam Rapat Optimalisasi Peran Perbankan dan Dunia Usaha dalam Memajukan Sektor Pertanian yang dipimpin langsung oleh Gubernur Rahmat Mirzani Djausal di Kantor Gubernur, Kamis (2/10/2025).

Pertemuan tersebut melibatkan jajaran perbankan, pelaku usaha, dan instansi terkait untuk membangun sinergi memperkuat pembiayaan, hilirisasi, serta digitalisasi pertanian.

Kepala Bappeda Lampung, Anang Risgiyanto, mengungkapkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Lampung mencapai 26,21 persen pada 2024, dengan tren pertumbuhan positif di 2025, yakni 5,44 persen pada Triwulan I dan 1,88 persen pada Triwulan II. Nilai Tukar Petani (NTP) pun menembus 128,9 persen, di atas rata-rata nasional (109,39 persen), menandakan daya beli petani semakin membaik.

Sektor pertanian juga masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar, dengan 2,29 juta orang atau 46,96 persen pekerja Lampung menggantungkan hidup pada pertanian, kehutanan, dan perikanan.

Anang menegaskan pentingnya dukungan perbankan melalui pembiayaan seperti KUR Pertanian, kredit berbunga rendah, dan fasilitas mekanisasi. Sementara dunia usaha diharapkan aktif dalam kemitraan, investasi hilirisasi, serta penerapan precision farming dan digitalisasi.

Dalam arahannya, Gubernur Rahmat menekankan penyatuan langkah antara pemerintah, perbankan, dan dunia usaha agar arah pembangunan sejalan.

“Lampung tumbuh dengan pertaniannya. Karena itu, harga komoditas menentukan kesejahteraan rakyat. Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha harus satu visi,” tegasnya.

Rahmat menyoroti tiga komoditas utama — ubi kayu, jagung, dan padi — yang memerlukan dukungan pembiayaan untuk peningkatan kapasitas pengeringan hasil panen.

“Hanya 30 persen jagung yang bisa dikeringkan di Lampung. Kalau semua bisa kita olah di sini, ekonomi akan melonjak,” ujarnya.

Gubernur juga menargetkan alih fungsi 100 ribu hektare lahan singkong menjadi jagung dan padi gogo dalam dua tahun ke depan, dengan dukungan pembiayaan perbankan.

Kepala OJK Lampung Otto Fitriandy menyatakan, program Desaku Maju menjadi model ideal karena memiliki ekosistem closed loop yang meminimalkan risiko pembiayaan.

“Kami sangat mendukung sektor pertanian karena memiliki prospek dan mitigasi risiko yang kuat,” kata Otto.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Bimo Epyanto, menegaskan pentingnya hilirisasi berbasis potensi daerah.

“Pertumbuhan pertanian tahun ini bahkan melampaui sektor lain. Ini menjadi komitmen kami mendukung visi Gubernur,” tutupnya.

Tulis Komentar Anda