LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung mendukung pelaksanaan Pelatihan Kader Nasional (PKN) XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang digelar di Gedung Badan Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP), Rabu (07/08/2025).
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, saat membuka kegiatan yang berlangsung pada 7–14 Agustus 2025 dengan tema ‘Manifesto PMII: Meneguhkan Nasionalisme dan Merawat Tradisi dalam Menjawab Tantangan Global’.
Wakil Gubernur menegaskan bahwa pemerintah daerah mendukung proses kaderisasi sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia yang berkarakter dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Kami mengusahakan semaksimal mungkin untuk menyertai mengawal hingga akhir, pengawalan kader-kader ini menjadi kader-kader terbaik yang insya Allah diturunkan didalam Kaderisasi PKN ini,” ucapnya.
Wagub dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi keputusan PB PMII yang menempatkan Lampung sebagai tuan rumah pelaksanaan PKN di wilayah Sumatera.
“Saya, atas nama Pemerintah Provinsi Lampung pun mengapresiasi dari PB, dari koordinator, ketua kaderisasi nasional untuk menempatkan PKN salah satu PKN di lingkup Sumatra ini ada di Provinsi Lampung,” lanjutnya.
Wagub dalam kesempatan tersebut juga mengapresiasi seluruh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang mengikuti pelatihan ini yang dinilainya sebagai kader-kader terbaik dan tangguh.
“Ini adalah orang-orang pilihan, sahabat-sahabat yang saya yakin kader-kader PMII 24 karat, yang tangguh, kuat dan kokoh dan juga berani dalam menjawab tantangan dan menjadi solusi umat kedepan.
Kepemimpinan kita terus di tempa dalam berorganisasi, kita semua tidak terpisahkan dari denyut nadi masyarakat,” ucapnya.
Wagub juga menyampaikan bahwa kader PMII hadir dalam setiap konteks dan realitas masyarakat, sehingga diharapkan kader PMII mampu beradaptasi dengan setiap perkembangan zaman kedepan.
“PMII ini hadir dalam setiap konteks, hadir dalam setiap realitas perubahan, realitas pengembangan yang ada di seluruh masyarakat. Sehingga seluruh program kaderisasi ini di dalam pengembangannya, di dalam perubahan kita juga tetap dan terus menyesuaikan diri,” lanjutnya.
Wagub juga menekankan pentingnya dua karakter utama yang harus dimiliki kader PMII, yakni disiplin intelektual dan disiplin moral.
“Pertama, PMII harus memiliki karakter intelektual, karakter gagasan karakter ide dan pikiran. Ini adalah menjadi pondasi yang paling kuat untuk existing PMII karena hari ini organisasi pergerakan tanpa adanya intelektual, tanpa adanya gagasan ide maka hanya tinggal gerakan-gerakan LSM yang menjadi sampah masyarakat,” ucapnya.
“Selain disiplin intelektualisme, kita juga harus memiliki disiplin moral dan ini salah satu juga yang menjadi pondasi kita tetap eksis di dalam berbagai perubahan dan juga tantangan zaman,” tegasnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Desa, Desa Tertinggal, dan Desa Tertentu Kemenko PMK, Abdul Haris, dalam arahannya menyampaikan bahwa PMII memiliki peran strategis sebagai jembatan antara dunia kampus dan masyarakat.
“PMII harus mampu menjadi jembatan antara kampus dan masyarakat, antara ide gagasan dan juga tindakan. Disinilah peran kader PMII dibutuhkan untuk mengisi ruang-ruang kosong, ini adalah tantangan bagi PMII kedepan,” ucapnya.
Abdul haris berharap kaderisasi ini akan melahirkan agen perubahan yang strategis dan berdampak terhadap Indonesia kedepan.
“Kami berharap pelatihan kader nasional ini sebagai ruang kaderisasi tertinggi dalam PMII diharapkan membentuk kader-kader yang menjadi agent of change sekaligus strategis dan penggerak sosial,” harapnya.