Lampung – Tim kesehatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) bertolak menuju Kabupaten Aceh Tamiang, untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berupa respons kesehatan komprehensif bagi masyarakat terdampak banjir, Minggu, 14 Desember 2025.
Keberangkatan ini menjadi langkah Unila dalam mendukung upaya pemulihan kesehatan masyarakat di wilayah yang terdampak bencana.
Dalam rangka mendukung upaya penanganan dampak bencana, Unila juga menyalurkan bantuan dana sebesar Rp60 juta.
Bantuan tersebut akan disalurkan melalui Universitas Teuku Umar, Universitas Sumatera Utara, dan ISI Padang Panjang sebagai bagian dari kolaborasi antarperguruan tinggi dalam membantu masyarakat terdampak banjir.
Tim kesehatan Unila yang berangkat ke Aceh Tamiang berjumlah 12 orang, terdiri dari dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, S.Ked., M.Farm, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Si. dr. Syazili Mustofa, S.Ked., M.Biomed., Dosen Fakultas Kedokteran, Ns. Delta Farid Pradata, Tenaga Klinik Unila, Terza Alfika Happy, S.Keb., Bd., M.Ked.Trop., Dosen Fakultas Kedokteran, Andriansyah, S.Si., M.Biomed., Dosen Fakultas Kedokteran, Rika Prawini, A.Md.Keb., S.KM., Tenaga Kesehatan Klinik Unila, serta enam mahasiswa FK Unila, yaitu Bilal Achmad, Christoforus Prabowo, Aina Wijdan Chairunisa, Desvira Ayu Putrianta, Nixon Steven, dan Faridi Pani.
Tim dijadwalkan menjalankan tugas selama kurang lebih satu minggu, dengan kemungkinan perpanjangan masa penugasan apabila kondisi di lapangan masih memerlukan pelayanan kesehatan lanjutan.
Selama pelaksanaan tugas, tim kesehatan Unila akan berkoordinasi dengan Universitas Teuku Umar dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang untuk menempati posko-posko kesehatan yang membutuhkan tambahan unit pelayanan medis.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Unila, dr. Rasmi Zakiah Oktarlina, S.Ked., M.Farm., menjelaskan, layanan kesehatan yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi pascabencana banjir, terutama penyakit yang umum muncul di lingkungan terdampak.
“Saat bencana alam yang biasa terjadi adalah penyakit kulit, gangguan saluran nafas, dan gangguan saluran cerna,” ujarnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, tim membawa berbagai peralatan medis dan obat-obatan, antara lain salep kulit, obat pereda nyeri, serta obat untuk gangguan pencernaan seperti diare dan mual muntah. Seluruh logistik kesehatan disiapkan untuk mendukung pelayanan medis di posko-posko kesehatan yang menjadi titik layanan masyarakat.
Dosen Fakultas Kedokteran Unila, dr. Syazili Mustofa, S.Ked., M.Biomed, juga menyampaikan, dalam situasi bencana, peningkatan kebutuhan layanan kesehatan sering kali tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang tersedia, sehingga dukungan dari tim eksternal sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan bagi masyarakat terdampak.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat terdampak banjir serta memperkuat peran perguruan tinggi dalam aksi kemanusiaan dan penanggulangan bencana, khususnya di bidang kesehatan.