Kegiatan yang diinisiasi Bidang Kerja Sama Unila ini menghadirkan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin, Dr. rer. nat. Roniyus Marjunus, S.Si., M.Si., sebagai narasumber utama.
Kegiatan dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting pada Kamis 16 Oktober 2025 dan diikuti sejumlah sivitas akademika Unila dari berbagai fakultas.
Dalam sambutannya, Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM., ASEAN Eng., menegaskan Unila berkomitmen untuk terus memperluas jejaring kemitraan internasional, terutama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Unila menangkap peluang besar melalui kerja sama dengan Atdikbud Jerman sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Indonesia. Kami berharap para dosen Unila dapat memperoleh kesempatan mengajar, menjadi pembicara, atau berkolaborasi riset dengan berbagai universitas di Jerman,” ujar Rektor.
Prof. Lusmeilia juga menambahkan, kolaborasi global merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi Unila sebagai universitas unggul, inklusif, dan berdaya saing internasional.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi wadah berbagi pengetahuan, pengalaman, dan inspirasi dalam merumuskan langkah-langkah strategis memperkuat kolaborasi akademik lintas negara. Sinergi ini diharapkan memberi manfaat besar bagi pengembangan Unila dan kemajuan pendidikan tinggi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Dalam paparannya, Roniyus Marjunus menyoroti pentingnya komunikasi sebagai kunci utama dalam membangun kerja sama antar lembaga pendidikan.
“Setiap kolaborasi akan berhasil bila dimulai dengan komunikasi yang baik. Atdikbud siap menindaklanjuti setiap inisiatif dari perguruan tinggi Indonesia, termasuk Unila, sepanjang terdapat minat dan arah kerja sama yang jelas,” tuturnya.
Menurutnya, peluang kerja sama antara Unila dan mitra Jerman terbuka luas, mulai dari bidang penelitian, akademik, hingga pengembangan lainnya. Berbagai skema pendanaan internasional seperti DAAD, Erasmus+, dan LPDP dapat dimanfaatkan untuk mendukung mobilitas dosen, mahasiswa, serta kegiatan penguatan kapasitas lainnya.
Roniyus juga menekankan pentingnya langkah-langkah strategis yang sistematis, dimulai dari komunikasi formal dengan Atdikbud sebagai penghubung di Jerman, identifikasi mitra potensial, hingga pengembangan rencana kerja yang berkelanjutan.