Keluarga Janji Ungkap Keberadaan Aulia dalam Sepekan, Pertemuan Lanjutan Direncanakan

BANDAR LAMPUNG – Harapan baru kembali menguat dalam pencarian Aulia (18), remaja asal Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat, yang dilaporkan hilang sejak awal Maret 2025. Dalam pertemuan kekeluargaan yang difasilitasi pihak kepolisian, keluarga dari pihak pria berkomitmen akan memberikan kabar mengenai keberadaan Aulia dalam waktu satu minggu.

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana penuh harap ini dihadiri langsung oleh Sakim, ayah Aulia, bersama putranya, Kris Riyandi. Mereka didampingi oleh Kanit Binmas Polsek Telukbetung Timur, Iptu Suhardi, serta dua personel Bhabinkamtibmas, Aipda Alamsyah dari Kelurahan Bakung dan Aipda Andre dari Negeri Olok Gading.

Herman, warga Waylunik Panjang sekaligus paman dari Andika—pria yang diduga memiliki kedekatan dengan Aulia—mengungkapkan kesediaan pihaknya untuk memberikan kabar terbaru dalam waktu dekat.

“Forum keluarga akan memberikan informasi lebih lanjut dalam sepekan ke depan,” kata Sakim, menyampaikan pernyataan Herman.

Hal senada juga disampaikan oleh Iptu Suhardi yang mewakili Kapolsek Telukbetung Timur. Ia menambahkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk menjadwalkan pertemuan lanjutan guna menemukan solusi terbaik.

“Insyaa Allah, pertemuan selanjutnya akan digelar di rumah keluarga perempuan di Bakung, meski waktunya belum ditetapkan,” ujarnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Aulia, anak ketiga dari pasangan Sakim (50) dan Linda (45), dilaporkan hilang sejak Minggu, 2 Maret 2025. Saat itu, sekitar pukul 16.30 WIB, Aulia berpamitan kepada keluarga untuk membeli takjil, namun hingga malam tiba ia tidak kembali ke rumah.

Aulia tinggal di Jalan Banten, Gang Pemuda 2 No. 44, RT 02, LK 11, Kelurahan Bakung, Kecamatan Telukbetung Barat. Sejak kepergiannya, keluarga telah melakukan berbagai upaya pencarian, termasuk melapor ke kepolisian dan menelusuri berbagai kemungkinan, termasuk keterlibatan orang-orang di sekitarnya.

Kini, dengan adanya komitmen dari pihak keluarga pria serta dukungan dari aparat kepolisian, keluarga besar Aulia berharap agar titik terang segera ditemukan dan Aulia dapat kembali ke rumah dalam keadaan selamat. (*)

Harapan Masih Menyala: Keluarga Sakim Menanti Kepulangan Aulia

BANDAR LAMPUNG — Setelah berbulan-bulan menanti dalam ketidakpastian, keluarga Sakim kini merasakan secercah harapan. Upaya pencarian terhadap Aulia, remaja 18 tahun yang menghilang sejak awal Maret 2025, mulai menunjukkan titik terang. Baru-baru ini, kediaman mereka kedatangan aparat yang menunjukkan langkah serius dalam menindaklanjuti kasus ini.

“Pagi tadi, ada petugas dari kepolisian yang datang ke rumah,” ujar Sakim, ayah Aulia, saat ditemui Rabu (14/5).

Aulia binti Sakim.
Aulia binti Sakim.

Tak hanya dari pihak kepolisian, perhatian juga datang dari unsur pemerintahan setempat. Siang harinya, rumah sederhana di Jalan Banten, Gang Pemuda 2 No 44, RT 02, LK 11, Kelurahan Bakung, Telukbetung Barat, kembali menerima kunjungan. Kali ini dari Camat, Babinsa, Lurah, dan aparat lingkungan lainnya.

“Pak Almasyah dari Babinsa datang, juga Pak Idham, Camat kami. Ada juga Pak Sigit, Lurah kami, dan Kepala Lingkungan Pak Fani beserta jajaran. Semua hadir dan berbincang dengan saya,” kata Sakim, lirih namun penuh syukur.

Di balik tatapan lelahnya, Sakim menyimpan harapan yang tak pernah padam. Ia mengingat jelas hari terakhir Aulia terlihat. Minggu, 2 Maret 2025, sekitar pukul 16.30 WIB, Aulia berpamitan kepada ibunya, Linda, untuk membeli takjil. Hari itu adalah awal Ramadan. Dengan senyum yang kini begitu dirindukan, Aulia melangkah keluar rumah—dan sejak itu tak pernah kembali.

Hari demi hari berlalu, dan rumah yang dulu dipenuhi canda tawa kini sunyi. Namun doa-doa terus terucap. Nama Aulia selalu disebut dalam setiap sujud, dalam tiap malam panjang penuh penantian. Linda, ibunya, setiap malam menatap pintu, berharap mendengar langkah kaki putrinya kembali.

Kasus ini sempat menjadi viral di media sosial, memunculkan simpati dari berbagai pihak. Dari yang semula hanya menjadi duka dalam diam, kini menjadi kisah yang menyentuh hati banyak orang.

“Kami sangat berterima kasih atas perhatian yang kami terima. Setidaknya kami tahu, kami tidak sendiri dalam pencarian ini,” ujar Linda, dengan suara bergetar.

Keluarga Sakim menyadari bahwa perjalanan ini belum usai. Namun hari-hari yang dulu suram kini sedikit lebih terang. Kehadiran para aparat menjadi bukti bahwa masih ada yang peduli, masih ada yang turut mendoakan.

Hilangnya Aulia bukan sekadar kehilangan seorang anak, melainkan juga kisah tentang cinta yang tak kenal batas, keteguhan hati, dan kepercayaan pada harapan. Dalam luka, mereka tetap memilih percaya bahwa suatu hari Aulia akan kembali.

Dan hingga hari itu tiba, rumah ini akan terus menunggu—dengan cinta yang setia, doa yang tak henti, dan keyakinan yang tak pernah padam. (*)