Mancanegara – Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah utara India sejak pekan lalu telah menyebabkan bencana…
Tag: Banjir
Polres Tanggamus Salurkan Bantuan Sosial untuk Korban Banjir di Pekon Soponyono
TANGGAMUS – Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga terdampak banjir, Polres Tanggamus menyalurkan bantuan sosial di Pekon Soponyono, Kecamatan Wonosobo, Selasa (29/7/2025). Penyerahan bantuan dipimpin langsung oleh Kabag Ops Kompol Yoffie Kurniawan, S.H., M.H., didampingi jajaran Bhayangkari.
Bantuan berupa bahan pangan pokok itu diserahkan secara simbolis kepada masyarakat terdampak banjir yang tersebar di empat dusun wilayah tersebut.
“Kami hadir di Pekon Soponyono untuk menyerahkan bantuan bahan pokok kepada warga terdampak banjir,” ujar Kompol Yoffie Kurniawan, mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko, S.I.K., M.H.
Kompol Yoffie menjelaskan, penyaluran bantuan dilakukan melalui dua tim yang menyasar sejumlah titik terdampak di Kecamatan Wonosobo, Bandar Negeri Semuong (BNS), dan Semaka. Bahan pangan yang disalurkan akan diolah terlebih dahulu di Posko Siaga Bencana dan didistribusikan kepada warga dalam bentuk makanan siap saji.
“Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban warga yang sedang mengalami musibah,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Wonosobo Edi Fahrurozi menyampaikan bahwa banjir telah berdampak pada 616 jiwa di empat dusun Pekon Soponyono, yakni Dusun 1 hingga Dusun 4.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Polres Tanggamus atas bantuannya. Nantinya bahan pangan ini akan dimasak lebih dulu di posko, lalu didistribusikan kepada warga,” tuturnya.
Bantuan sosial ini menjadi wujud nyata kepedulian Polri terhadap masyarakat serta bentuk sinergi antara aparat keamanan dan pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Tanggamus.
[Opini] Banjir Bandar Lampung: Bencana Kebijakan yang Direstui Pelanggaran Struktural
Oleh: M. Faizzi Ardhitara
Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung
BANDAR LAMPUNG kembali diterjang banjir, dan sayangnya, peristiwa ini bukanlah kejutan. Hujan deras hanya menjadi pemicu kecil dari kerusakan yang jauh lebih besar: tata ruang yang kacau, lemahnya penegakan hukum, dan kebijakan yang membiarkan pelanggaran ruang hidup terjadi selama bertahun-tahun. Tiga nyawa melayang di Kecamatan Panjang, dan ribuan lainnya terus hidup dalam ketakutan setiap kali awan menggantung hitam di langit.
Data dari BPBD Provinsi Lampung menunjukkan, sepanjang 2024 telah terjadi 11 banjir besar di wilayah Kota Bandar Lampung. Bahkan pada Januari 2025, dua wilayah terdampak paling parah hingga menimbulkan korban jiwa. Sampai pada April 2025, tiga tempat terdampak paling parah adalah wilayah Kampung Bayur, Labuhanratu, dan Tanjungsenang. Peristiwa ini seharusnya menjadi alarm keras bagi pemerintah kota, namun yang terdengar justru kebisingan program yang tak kunjung berjalan. Ini bukan semata karena curah hujan tinggi, melainkan karena kerusakan sistem drainase yang tidak pernah diperbarui sejak era 1980-an.
Yang membuat situasi ini lebih menyakitkan adalah bahwa semua pihak sebenarnya tahu akar masalahnya, yakni: tata kota yang buruk, alih fungsi lahan yang liar, buruknya pengelolaan sampah, dan drainase yang tak memadai. Tapi pengetahuan tanpa tindakan hanyalah bentuk lain dari pengabaian. Pemerintah Kota Bandar Lampung terus berbicara tentang “normalisasi sungai”, “ruang terbuka hijau”, “sumur resapan”, dan seabrek jargon teknokratik lainnya. Namun menurut Manager Advokasi dan Kajian Mitra Bentala, Mashabi, yang terjadi di lapangan hanyalah parade penerbitan regulasi tanpa implementasi yang serius.
Dua Jam diguyur Hujan, Belasan Rumah Warga Sukamaju Direndam Air
LAMSEL – Derasnya curah hujan yang melanda Kecamatan Sidomulyo selama dua jam, mengakibatkan puluhan rumah warga…
Banjir Rendam Kampung Negeri Olok Gading, Warga Minta Solusi Drainase Segera Ditangani
Bandar Lampung — Hujan deras yang mengguyur kawasan Kampung Negeri Olok Gading, Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung, sejak pukul 11.00 WIB pada Sabtu (12/4/2025), menyebabkan banjir yang merendam pemukiman warga. Genangan air mencapai setinggi lutut dan memasuki rumah-rumah warga. Masyarakat setempat mengharapkan langkah cepat dari pemerintah untuk mengatasi masalah drainase yang telah lama dikeluhkan.
Banjir terjadi akibat hujan deras yang mengalir deras dari perbukitan sekitar dan menyebabkan saluran drainase yang buruk tidak mampu menampung air, sehingga menyebabkan air cepat naik ke pemukiman warga. Air mulai menggenangi rumah warga sekitar pukul 11.30 WIB, memaksa warga untuk menyelamatkan barang-barang mereka.
Amzar Rozi, salah satu warga setempat, mengungkapkan kekesalannya atas kejadian yang terus berulang. “Hujan sebentar saja, air langsung naik. Saluran air di sini tidak pernah dibersihkan dan tidak memadai. Kami minta pemerintah segera turun tangan,” katanya.
Hanapiah, warga lainnya, juga menyampaikan keluhannya. “Setiap kali hujan deras lebih dari satu jam, kami pasti kebanjiran. Kami sudah lelah. Kami berharap ada solusi cepat dan permanen dari pemerintah,” ujarnya.
Warga menginginkan agar Pemerintah Kota Bandar Lampung segera memperbaiki sistem drainase di kawasan tersebut dan melakukan normalisasi saluran air. Mereka juga meminta agar ada perencanaan yang lebih baik terkait tata kelola air hujan dari kawasan perbukitan yang dapat mencegah kerusakan permukiman.
Walaupun tidak ada korban jiwa, kerugian material mulai dirasakan oleh warga. Mereka berharap banjir ini menjadi perhatian serius agar Negeri Olok Gading tidak terus-menerus dilanda bencana setiap musim hujan.
Perbaikan Talud Jebol di Bandar Lampung Dikebut Pasca Banjir
Bandar Lampung – H+3 Lebaran Idulfitri, Pemerintah Kota Bandar Lampung langsung bergerak cepat dengan menurunkan tim untuk memperbaiki talud yang jebol di Jalan Pangeran Tirtayasa, Kelurahan Campang Jaya, Kecamatan Sukabumi.
Talud yang rusak ini menghambat aliran air dan menyebabkan air masuk ke pemukiman warga sekitar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung, Dedi Sutioso, menjelaskan bahwa perbaikan dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir jika terjadi hujan lagi.
“Banjir di wilayah ini disebabkan oleh ambruknya talud yang menutup saluran air. Talud sudah diangkat kemarin, dan perbaikan dilakukan hari ini,” kata Dedi.
Selain itu, Dedi juga menyebutkan bahwa tembok yang ambruk turut memperburuk kondisi banjir di Kelurahan Campang Jaya. Untuk mengatasi hal ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah berkoordinasi untuk mengangkut sampah yang menyumbat saluran air.
BPBD, Damkar, dan Satpol PP turut membersihkan lumpur pascabanjir di SDN 1 Campang Raya dan di rumah-rumah warga yang terdampak.
“Atas arahan Walikota Bunda Eva, kami fokus pada perbaikan, pembersihan sampah, dan penggalian sedimentasi setelah banjir. InsyaAllah, semuanya akan selesai hari ini,” tutup Dedi.
Untuk melihat dokumentasi kegiatan, Anda bisa mengunjungi Instagram Kominfo Bandar Lampung. (*)
Perlu Segera Dibenahi: SISTEM DRAINASE KOTA BANDARLAMPUNG
Oleh: H. A. Darwin Ruslinur. SE, MM.
JIKA Kota Bandarlampung tidak ingin dijuluki sebagai KOTA BANJIR, langkah pertama yg harus segera diambil adalah pembenahan seluruh drainase. Karena, secara jujur harus berani kita katakan, bahwa sistem drainase di kota ini masih jauh dari optimal.
Kota Bandarlampung terdiri dari 126 Kelurahan, tersebar di 20 Kecamatan. Sekitar 14 Kecamatan diantaranya berpotensi banjir dimusim hujan meliputi Rajabasa, Labuhan Ratu, Tanjungsenang, Langkapura dan Kemiling.
Kemudian, kecamatan Kedamaian, Way Halim, Kedaton, Tangjungkarang Barat, Tanjungkarang Timur, Tanjungkarang Pusat, Telukbetung Utara, Telukbetung Timur, dan Panjang.
Penanganan banjir di Kota Bandarlampung, dari tahun ketahun belum menjadi skala prioritas, masih bersifat temporer. Boleh jadi, ini karena belum/ tidak adanya master plan drainase kota.
Padahal, master plan sangat diperlukan, mengingat secara topografi Kota Bandarlampung meliputi dataran pantai, perbukitan, dataran tinggi, dan Teluk Lampung.
Dengan kondisi demikian, seyogyanya sistem drainase-pun tidak boleh dibuat secara sembrono, tetapi harus betul-betul sesuai dengan kondisi lingkungan. Artinya, mudah menyesuaikan dengan perubahan, baik perubahan urabanisasi, tataguna lahan, dan iklim.
Peran Masyarakat
Tak kalah penting dalam perangi banjir di Kota Bandarlampung adalah pran serta masyarakat. Kesadaran akan arti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, dinilai masih sangat rendah dan perlu terus ditingkatkan sejak usia sekolah.
Begitu pula Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Bandarlampung yang bertanggungjawab terhadap kebersihan, dan pertamanan di kota ini. Karena dua aspek ini sangat berkaitan erat dengan banjir.
Tata kelola sampah di Bandarlampung, misalnya, masih menjadi sorotan banyak pihak. Bahkan, saking buruknya tata kelola sampah, hingga terjadi penyegelan TPA (Tempat Pembungan Akhir) sampah Bakung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan belum lama ini.
Hampir setiap sudut kota, tampak sampah berserakan dipinggir jalan. Kondisi ini-pun dipastikan akan sulit di atasi bila jumlah armada kebersihan, container sampah, termasuk sumber daya manusianya/pasukan kuning tidak ditambah.
Sa’atnyalah Walikota Bandarlampung, Ibu Eva Dwiana berbenah untuk mencegah banjir dan kesemrautan sampah di Kota Bandarlampung. Setidaknya, di priode terakhir ini (priode 2025 – 2030) diniatkan untuk membuat legacy baik yang akan terus dikenang.
Sampah-sampah yg tercecer dibersihkan oleh tenaga-tenaga terampil yg setiap bulan diberikan salary (gaji) memadai, diutamakan pada person yg memang cinta kebersihan. Jangan seperti tenaga-tenaga kebersihan yg ada sekarang.
Kini banyak oknum tenaga kebersihan yang giat angkut sampah bila di sumpel upeti. Sampah rumah tangga yg sedikit volumenya berlebih (agak banyak dari berhajat), pasti tidak bakal di angkat ke truk sampah/motor Tosa, bila tidak dibayar. Oknum-oknum itu berani ngotot bila upetinya sedikit.
Padahal, sampah-sampah dilingkungan perumahan berbayar yg masing-masing di koordinir oleh para Ketua RT. Hal demikian harus menjadi perhatian Ibu Walikota. Terkecuali, sampah-sampah liar yg numpuk dan berserakan di sejumlah ruas jalan.
Seperti di Jl. M. Nur I Sepang Jaya, Kec. Labuhan Ratu, tepatnya disamping Kediaman Rumah Rektor UBL Prof. Yusuf Barusman.
Pamong Lingkungan II Sepangjaya, dengan berbagai upaya melakukan upaya pencegahan agar masyarakat yg tidak jelas berasal darimana, se-enaknya buang sampah di ruas jalan tsb. Tetapi upaya itu sia-sia dan sampah-sampah terus menumpuk.
Bila perlu Ibu Walikota sesekali sidak pada sore atau pagi hari ke lokasi. Bisa saksikan sendiri betapa kotor, bahkan timbulkan aroma tak sedap. Solusinya, Pemkot harus siapkan Cohntainer sampah, ditaruh di tepi Jl. Sultan Agung, kemudian diangkut oleh armada sampah. Ini cara. terbaik, sekaligus mencegah terjadinya keributan antara warga lingkungan setempat dan warga pembuang sampah yg tidak jelas berasal darimana.
Selain itu, Pemkot juga hendaknya segera meng-evaluasi para sopir pengemudi angkutan sampah yg bermental korup. Seperti pengemudi yg mengangkut sampah di Perum Jayapura Indah. Masyarakat/warga memahami, ketika volume sampah rumah tangga berlebih dari biasanya, pastilah dibantu sewajarnya.
“Kami ngerti kok Pak. Kalau sampah berlebih dari biasanya karena ada tambahan potongan-potongan ranting dahan/bunga-bunga, pastilah kami kasih tambahan. Tapi sopir sampah itu kadang rewel dan nolak angkut sampah karena uang tambahannya kecil”, ucap salah seorang warga yg minta tidak ditulis namanya.
Harapan warga Kota Bandarlampung kepada Walikota Bandarlampung Ibu Hj. Eva Dwiana, hendaknya berkenan memprioritaskan perbaikan sistem drainase di kota ini agar tidak selalu menimbulkan ke-khawatiran warga ketika turun hujan lebat. Semoga…
Hujan Deras di Bandar Lampung Mengakibatkan Banjir di Kawasan Teluk Betung Timur
BANDAR LAMPUNG – Hujan deras yang mengguyur Kota Bandar Lampung pada Kamis, 27 Februari 2025, kembali menyebabkan banjir di kawasan Sukamaju, Kecamatan Teluk Betung Timur. Aliran sungai yang meluap menggenangi sejumlah pemukiman warga di daerah tersebut, mengakibatkan kerugian material dan gangguan aktivitas sehari-hari.
Dalam rekaman video yang beredar, warga setempat terdengar meminta bantuan kepada Wali Kota Bandar Lampung. “Tolong, Bunda, kami kebanjiran! Rumah kami sudah terendam banjir,” ujar salah satu warga yang terdengar dalam video tersebut, dengan suara penuh harapan agar segera ada tindakan dari pemerintah kota.
Banjir yang kerap melanda kawasan ini memang tengah menjadi perhatian serius dari pemerintah setempat. Beberapa titik rawan banjir di Bandar Lampung sedang ditangani secara khusus oleh Wali Kota, yang terus berupaya memperbaiki infrastruktur dan sistem drainase guna mengurangi risiko banjir di masa depan.
Masyarakat pun berharap agar masalah banjir yang sering terjadi ini dapat segera teratasi dengan solusi jangka panjang, agar tidak kembali terjadi di masa mendatang. Mereka menginginkan langkah-langkah preventif dan perbaikan yang lebih efektif, sehingga dampak banjir dapat diminimalkan, dan kenyamanan warga dapat terjaga dengan baik.
Banjir di Bandar Lampung, Warga Masih Terus Berjuang
Bandar Lampung – Banjir yang melanda Perumahan Tanjung Raya Permai di Jalan Seroja, Kelurahan Pematang Wangi,…