China – Produsen mobil listrik Xpeng Motors tengah menjadi sorotan usai mendapat kritik tajam terkait dugaan penanganan bermasalah pada sistem kemudi model P7+. Perusahaan disebut melakukan penggantian komponen bermasalah secara diam-diam tanpa program penarikan resmi (recall).
Laporan Economic Information Daily menyebutkan, sejumlah pemilik P7+ mengalami kerusakan mendadak pada sistem power steering, bahkan ada yang macet total saat berkendara. Keluhan tersebut disertai bukti yang dinilai meluas, namun Xpeng dituduh enggan mengakui adanya cacat sistemik.
Investigasi internal mengungkap bahwa perusahaan hanya menambahkan pelumas atau melakukan penggantian komponen saat mobil menjalani perawatan rutin. Lebih jauh, perbaikan disebut hanya diberikan kepada konsumen yang paling vokal menyuarakan keluhan.
“Xpeng mempertaruhkan nyawa kami,” ujar Gan, salah satu pemilik P7+, yang mengalami insiden setir bergerak sendiri setelah berpindah jalur. Bahkan, sejumlah pemilik mengaku sistem kemudi tetap bermasalah meski telah diganti, dengan daya tahan komponen pengganti hanya dua minggu.
Menanggapi kritik, Manajer Pelanggan Xpeng, Lei Changliang, menyatakan bahwa prosedur recall ditentukan setelah konsultasi dengan otoritas regulasi. Ia menekankan bahwa tanggung jawab pemeliharaan ada di pusat layanan, bukan kantor pusat perusahaan. Pernyataan ini justru dianggap pemilik sebagai bentuk penghindaran tanggung jawab.
Para pakar menilai, strategi Xpeng dilakukan untuk memangkas biaya sekaligus menghindari kewajiban recall resmi di Tiongkok. Alih-alih menarik seluruh unit bermasalah, perusahaan memilih mengganti komponen secara bertahap dan tidak transparan.
Kritik terhadap Xpeng semakin menguat setelah pemerintah China mengumumkan rencana memperketat pengawasan pada pembaruan perangkat lunak over-the-air (OTA) kendaraan pintar. Pasalnya, sistem perangkat lunak Xinhe milik Xpeng tercatat mengalami sembilan kali pembaruan besar hanya dalam sembilan bulan, memunculkan pertanyaan soal kepatuhan terhadap aturan registrasi perangkat lunak.