Diskusi Budaya: Mengkaji Kota Pusaka Budaya di Lampung

 LAMPUNG7NEWS 

BANDAR LAMPUNG | Kabid Kebudayaan Disdik Lampung, Kepala Museum Lampung Ibu Zuraida, Ibu Frieda Amran dan Staf Ahli Bupati Lampung Timur Iwan Nurdaya Djafar menjadi narasumber dalam dikusi budaya bertajuk Mengkaji Kota Pusaka di Lampung.

Dalam diskusi yang diselenggarakan di Pusat Dokumentasi Lampung, baik peserta dan narasumber mencoba mengeksplorasi terkait makna Kota Pusaka pada kontek budaya khususnya yang ada di Lampung. Perwakilan dari Pemerintah Provinsi Lampung melalui Marzuki selaku Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dak Kebudayaan Lampung mengatakan merasa pesimis kebudayaan masyarakat Lampung dapat menjadi satu padu sehingga menjadi kota Pusaka. Tapi sebagai sebuah gagasan dan diskursus harus terus didorong dalam sebuah wadah bersama yang pada akhirnya melahirkan sebuah produk.
“Jangan samakan Lampung dengan Jawa, Inggris. Karena di Lampung banyak kerajaan kecil dan menurut sejarah, sama-sama berasa lebih gagah. Apabila berbicara ada penyimbang Langkapura, di Labuhan Ratu ada penyimbang juga, jadi susah ketemu untuk menyatukan,” jelasnya.
Kemudian, Dirinya sangat menyayangkan, Lampung termaksud daerah yang tertinggal dibanding lainnya karena kurang difasilitasi oleh  pemerintah daerah setempat.
Misalnya saja Lamtim (Lampung Timur) yang sedang tren dengan budaya begal akibat dampak sosial dari kebijakan pemda di masa lalu.

“Tertinggal bukan karena otak tapi kurang difasilitasi. Mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik,” harap ia.

Meskipun begitu, dirinya sepakat untuk melestarikan budaya Lampung untuk kedepannya dengan melibatkan seluruh elemen di masyarakat.

“Kami di birokrasi ada aturan main dan untuk menjembataninya agak sulit guna mendorong anggaran pemerintah dan pertanggungjawabannya juga agak sulit. Di kepemimpinan Pak Ridho saat ini Pemprov Lampung berkeinginan kuat mendorong pelestarian budaya sebagai rintisan leluhur dapt dijadikan referensi bagi penerusnya, sehingga problem problem dalm upaya tersebut dapat dicarikan solusi terbaiknya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala UPTD Museum Lampung, Zuraida Kherustika mendukung membuat kota Pusaka dimana tujuannya apakah untuk kepentingan pariwisata atau sebagai jati diri Lampung.

“Untuk arsitektur atau bangunan masa kolonial di Lampung masih menjadi milik masyarakat dan belum ada yang dikelola pemerintah satupun. Kondisi sangat memperihatinkan untuk lokasi ada 9 prasasti dikebun masyarakat,” ujarnya lagi.

Museum Lampung, teknis, ada kerjasama tentang budaya daerah banyak komunitas mulai bermunculan mendukung membuat kota pusat, nanti akan melihat tujuan, lihat kota, itu sejak jaman kolonial pemukiman prasejarah.

Menurutnya, Lampung memiliki  102 situs purbakala, baik Prasejarah sampai kolonial Belanda, misalnya yang prasasti yang berada Pugung Rahardjo, Tanggamus. Bahkan ada juga yang berada di tengah kota, misalnya di Kedamaian, yakni situs Ratu Dibalau yang telah dinyatakan sebagai peninggalan purbakala.

“Perlu adanya perhatian dari Walikota Bandar Lampung terkait kondisi peninggalan sejarah maupun budaya,” himbaunya.

Terpisah, Ketua Komunitas Numismatik Indonesia, Diding Sudrajat menegaskan bahwa  berbicara Lampung untuk menjadi kota pusaka itu agak keliru dan ngeri karena disana terdapat regulasi batasan. Karena dinamik kota itu tidak ada nurani, apabila ada kaum pemodal masuk, maka masyarakat akan tersingkir.

Namun, Apabila Lampung dikatakan Negeri Pusaka, maka itu tidak ada batasan, karena melalui hati pikiran dan jiwa sehingga membuat masyarakat merasa saling memiliki.

Jadi, apabila melihat konsep kota Pusaka, maka persoalan ini tidak akan pernah dapat terselesaikan. Sekarang, bagaimana menciptakan negeri pusaka Ruwa Jurai yang terdiri dari 15 kab/kota, sehingga tidak ada lagi pembeda didalamnya, apakah itu orang Pringsewu, Pesawaran, Komring, Banten dan lainnya yang tinggal di Lampung.

“Wadah itu nantinya bisa diciptakan dengan sendirinya. Karena budaya bukan milik masyarakat tapi melalui hati, pikiran dan jiwa,” jelasnya. 

Antropolog Frieda Amran yang mengawali diskusi ini mengajak untuk membayangkan pembentukan kota wisata di Lampung apakah melalui warisan (heritage) budaya indonesia atau tradisi maupun kepercayaan sekelompok manusia terhadap sejarah.

“Secara Implisit termaksud bahwa tradisi merupakan hasil karya yang diturunkan secara turun temurun atau meneruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Namun, Unesco, tidak memberikan defenisi, apakah itu berupa benda atau bukan benda,” Kata Frieda.

Menurut Frieda, Heritage dibagi menjadi dua kelompok, yakni culture dan natural. Namun, dalam implementasian di Indonesia, warisan atau heritage ini jarang sekali digunakan dan lebih cenderung memakai kata-kata pusaka.

“Saya pernah protes juga saya penggunaan istilah pusaka, dimana pengertiannya terkait harta benda yang ditinggalkan/diwariskan orang  sudah meninggal atau barang diturunkan dari nenek moyang, seperti keris pusaka dimana didalamnya dianggap sakti atau kramat,” terang ia.

“Disisi lain, Apakah benda warisan itu merupakan yang dipakai dalam keseharian oleh orang Indonesia, seperti terompah yang biasa digunakan ketika mau masuk WC. Apakah itu tidak dilestarikan dan menjadi tidak menarik karena tidak sakti. Padahal itu menjadi Identitas Bangsa Indonesia saat mau masuk ke kamar mandi dengan memakai terompah,” ucapnya lagi.

Namun, menariknya disini, Terompah masuk dalam museum Belanda saat ada pameran pakaian keseharian seperti batik atau kain, kemudian tiba-tiba disana juga terdapat terompah.

“Meskipun kita melihat konteksnya tidak benar, Tetapi disana ada terompah. Berarti disini ada perbedaan cara pakai terompah dan budaya mereka telah tercampur dengan Indonesia saat penjajahan dulu,” katanya.

Ia mencontohkan, zaman penjajahan dulu, masyarakat Lampung sangat dikenal sebagai pemburu hebat di seluruh Hindia Belanda, dengan memakai jerat, cara membuat lubang untuk menangkap gajah atau Harimau. Namun, sayangnya sekarang tidak ada lagi orang yang mengetahui berapa dalam lubang itu dan berapa banyak bambu yang diletakan dibawahnya.

“Apakah Pusaka hanya benda, apakah tidak ikut dilestarikan, defenisi lumayan sulit. Dan peralatan itu sebagian telah hilang termakan waktu,” ungkapnya.

Selain itu, Bandar Lampung sendiri memiliki bangunan Saraswati yang telah berdiri sejak jaman kolonial Belanda yang bisa dijadikan icon Kota Tapis Berseri untuk menarik minat wisatawan lokal maupun asing.

Namun, sayangnya belum adanya kesadaran dari pemerintah ataupun masyarakat sekitar untuk menjadikan Bandar Lampung sebagai kota Pusaka.

“Kalau itu dikembangkan, maka Indonesia akan menjadi daya tarik untuk wisatawan, dimana setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda,” ucapnya.

Sementara itu, Tenaga Ahli Kabupaten Lampung Timur, Iwan Nurdaya Djafar mengatakan bahwa pelestarian budaya Lampung dapat di kembangkan seperti membuat cagar budaya, dimana setiap masyarakat yang tinggal di Bumi Ruwai Jurai terlihat seragam.

“Jangan berpikir dulu untuk mendapatkan PAD. Bahkan sekarang ini, Bandar Lampung terkenal dengan sejuta ruko, akhirnya untuk peluang bisnis,” ungkapnya.

Selain itu, Partisipasi dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjadi aktor utama pelestarian budaya dan pemerintah daerah sebagai fasilitatornya.

“Merujuk pelestarian, kebudayaan merupakan sesuatu yang bergerak, bukan hanya menyelamatkan hasil masa lalu manusia dengan menambah sentuhan khusus,” ungkapnya lagi.

Jadi, masyarakat jangan menangkap melestarikan itu secara mentah-mentah, tetapi lihat konteksnya juga agar segera menjadi cagar budaya seperti rumah Saraswati atau 14 rumah yang telah ada jaman kolonial Belanda di lokasi lapangan Enggal.

“Buderan Gajah itu sudah tidak lagi mempunyai nilai historis. Padahal dulu itu namanya simpang ampek (empat). Dimana pada tahun 1980 an, ada empat rumah orang Bengkulu yang berada di pinggir Simpang Ampek dan sekarang Istilah krimatologi hilang dan Wali Kota Bandar Lampung selalu membuat  event di Bunderan Gajah yang mengakibatkan menyempitkan jalan masyarakat,” tutupnya.

| oleh kopi institute
Babinsa Serka Animan Pimpin Langsung Aksi “Jumat Bersih” di Beringin Jaya

Babinsa Serka Animan Pimpin Langsung Aksi “Jumat Bersih” di Beringin Jaya

Bandar Lampung — Peran Babinsa sebagai ujung tombak pembinaan masyarakat kembali terlihat nyata. Serka Animan, Babinsa Koramil 410-02/TBS yang bertugas di Kelurahan Beringin Jaya, turun langsung memimpin kegiatan Jumat Bersih yang…

0 comments
Helikopter Jatuh di Mimika: Seluruh Penumpang Ditemukan Tewas dan Sudah Dievakuasi

Helikopter Jatuh di Mimika: Seluruh Penumpang Ditemukan Tewas dan Sudah Dievakuasi

Mimika, Papua Tengah — Helikopter milik Intan Angkasa Air Service dengan nomor registrasi PK-IWS jatuh di kawasan Distrik Jila, Kabupaten Mimika, pada Rabu (10/9/2025). Seluruh penumpang yang berjumlah empat orang…

0 comments
Menperin Terbitkan Aturan Baru TKDN, Investor Otomatis Dapat Nilai 25 Persen

Menperin Terbitkan Aturan Baru TKDN, Investor Otomatis Dapat Nilai 25 Persen

Jakarta — Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita resmi menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 35/2025 tentang Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan…

0 comments
Kesenjangan Imbal Hasil Obligasi RI Melebar, Pasar Waspadai Risiko Fiskal

Kesenjangan Imbal Hasil Obligasi RI Melebar, Pasar Waspadai Risiko Fiskal

Jakarta — Kesenjangan (spread) imbal hasil antara obligasi jangka pendek dan panjang Indonesia terus melebar di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap stabilitas fiskal. Menurut data Bloomberg, selisih antara imbal hasil…

0 comments
Transaksi Keuangan Indonesia–China Capai USD 6,23 Miliar Lewat Skema Mata Uang Lokal

Transaksi Keuangan Indonesia–China Capai USD 6,23 Miliar Lewat Skema Mata Uang Lokal

Jakarta — Kerja sama keuangan antara Indonesia dan China melalui skema Local Currency Transaction (LCT) mencatat lonjakan signifikan, mencapai USD 6,23 miliar pada Juli 2025, hampir tiga kali lipat dibandingkan…

0 comments
BI: Penjualan Eceran Tumbuh 2,7% pada Agustus 2025

BI: Penjualan Eceran Tumbuh 2,7% pada Agustus 2025

Jakarta — Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penjualan eceran nasional tetap tumbuh positif pada Agustus 2025, dengan Indeks Penjualan Riil (IPR) mencatat kenaikan 2,7 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini didorong…

0 comments
Usai Bertemu Prabowo di Istana, Lukman Hakim Saifuddin: TNI Harus Fokus pada Tugas Pokoknya

Usai Bertemu Prabowo di Istana, Lukman Hakim Saifuddin: TNI Harus Fokus pada Tugas Pokoknya

Jakarta — Mantan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, menegaskan pentingnya menjaga profesionalisme Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan memastikan institusi tersebut fokus pada tugas pokoknya di bidang pertahanan dan keamanan, sesuai…

0 comments
Pemprov Lampung dan BI Dorong Hilirisasi Komoditas Unggulan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi

Pemprov Lampung dan BI Dorong Hilirisasi Komoditas Unggulan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi

Lampung — Pemerintah Provinsi Lampung bersama Bank Indonesia menggelar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung Triwulan II 2025 dengan tema “Sinergi Memperkuat Hilirisasi Komoditas Unggulan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”,…

0 comments
Pemprov Lampung, Kementan, dan PLN Perkuat Pertanian Lewat Program Electrifying Agriculture dan Pompanisasi

Pemprov Lampung, Kementan, dan PLN Perkuat Pertanian Lewat Program Electrifying Agriculture dan Pompanisasi

Lampung – Pemerintah Provinsi Lampung bersama Kementerian Pertanian dan PT PLN (Persero) berkomitmen memperkuat sektor pertanian melalui program Electrifying Agriculture dan pompanisasi, sebagai bagian dari upaya mendorong produktivitas dan kesejahteraan…

0 comments
Wabup Pesawaran Ajukan Bantuan Mobil Damkar ke Pemprov DKI Jakarta

Wabup Pesawaran Ajukan Bantuan Mobil Damkar ke Pemprov DKI Jakarta

Jakarta – Wakil Bupati Pesawaran, Antonius Muhammad Ali, mengunjungi Gedung DPRD Provinsi DKI Jakarta untuk bertemu dengan Wakil Ketua I DPRD DKI, Ima Mahdiah, pada Kamis (11/9). Kunjungan ini membahas peluang…

0 comments
Banjir Terjang Lampung Barat, 5 Rumah Hanyut dan Puluhan Lain Terendam

Banjir Terjang Lampung Barat, 5 Rumah Hanyut dan Puluhan Lain Terendam

Lampung Barat – Hujan deras yang mengguyur wilayah Lampung Barat sejak Selasa malam menyebabkan banjir besar yang melanda dua kecamatan, yakni Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), pada Rabu (10/9/2025).…

0 comments
Unila Gelar Lomba Catur dan Tenis Meja Sambut Dies Natalis ke-60 FMIPA

Unila Gelar Lomba Catur dan Tenis Meja Sambut Dies Natalis ke-60 FMIPA

Lampung – Dalam rangka menyemarakkan Dies Natalis ke-60, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan perlombaan catur dan tenis meja pada Kamis, 11 September 2025, bertempat…

0 comments
Ketua TP PKK Lamsel Zita Anjani Kunjungi Air Terjun Way Tayas

Ketua TP PKK Lamsel Zita Anjani Kunjungi Air Terjun Way Tayas

Rajabasa, Lamsel – Suasana sejuk kaki Gunung Rajabasa menyambut Ketua TP PKK Lampung Selatan sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani, saat menapaki jalur setapak menuju Air Terjun Way…

0 comments
Pemkab Lampung Selatan Fokuskan Pembangunan 2026 pada Program Agro Eduwisata

Pemkab Lampung Selatan Fokuskan Pembangunan 2026 pada Program Agro Eduwisata

Kalianda, Lamsel – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan menggelar rapat koordinasi bulanan di Aula Krakatau, kantor bupati setempat, Rabu (10/9/2025). Berbeda dari biasanya, rakor kali ini dilaksanakan dalam dua sesi…

0 comments
Lapas Narkotika Bandar Lampung Tegaskan Komitmen Perkuat Program P4GN

Lapas Narkotika Bandar Lampung Tegaskan Komitmen Perkuat Program P4GN

Bandar Lampung – Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di lingkungan pemasyarakatan. Langkah ini sejalan dengan…

0 comments

Tulis Komentar Anda