BANDAR LAMPUNG | Kabid Kebudayaan Disdik Lampung, Kepala Museum Lampung Ibu Zuraida, Ibu Frieda Amran dan Staf Ahli Bupati Lampung Timur Iwan Nurdaya Djafar menjadi narasumber dalam dikusi budaya bertajuk Mengkaji Kota Pusaka di Lampung.
“Tertinggal bukan karena otak tapi kurang difasilitasi. Mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik,” harap ia.
Meskipun begitu, dirinya sepakat untuk melestarikan budaya Lampung untuk kedepannya dengan melibatkan seluruh elemen di masyarakat.
“Kami di birokrasi ada aturan main dan untuk menjembataninya agak sulit guna mendorong anggaran pemerintah dan pertanggungjawabannya juga agak sulit. Di kepemimpinan Pak Ridho saat ini Pemprov Lampung berkeinginan kuat mendorong pelestarian budaya sebagai rintisan leluhur dapt dijadikan referensi bagi penerusnya, sehingga problem problem dalm upaya tersebut dapat dicarikan solusi terbaiknya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Lampung, Zuraida Kherustika mendukung membuat kota Pusaka dimana tujuannya apakah untuk kepentingan pariwisata atau sebagai jati diri Lampung.
“Untuk arsitektur atau bangunan masa kolonial di Lampung masih menjadi milik masyarakat dan belum ada yang dikelola pemerintah satupun. Kondisi sangat memperihatinkan untuk lokasi ada 9 prasasti dikebun masyarakat,” ujarnya lagi.
Museum Lampung, teknis, ada kerjasama tentang budaya daerah banyak komunitas mulai bermunculan mendukung membuat kota pusat, nanti akan melihat tujuan, lihat kota, itu sejak jaman kolonial pemukiman prasejarah.
Menurutnya, Lampung memiliki 102 situs purbakala, baik Prasejarah sampai kolonial Belanda, misalnya yang prasasti yang berada Pugung Rahardjo, Tanggamus. Bahkan ada juga yang berada di tengah kota, misalnya di Kedamaian, yakni situs Ratu Dibalau yang telah dinyatakan sebagai peninggalan purbakala.
“Perlu adanya perhatian dari Walikota Bandar Lampung terkait kondisi peninggalan sejarah maupun budaya,” himbaunya.
Terpisah, Ketua Komunitas Numismatik Indonesia, Diding Sudrajat menegaskan bahwa berbicara Lampung untuk menjadi kota pusaka itu agak keliru dan ngeri karena disana terdapat regulasi batasan. Karena dinamik kota itu tidak ada nurani, apabila ada kaum pemodal masuk, maka masyarakat akan tersingkir.
Namun, Apabila Lampung dikatakan Negeri Pusaka, maka itu tidak ada batasan, karena melalui hati pikiran dan jiwa sehingga membuat masyarakat merasa saling memiliki.
Jadi, apabila melihat konsep kota Pusaka, maka persoalan ini tidak akan pernah dapat terselesaikan. Sekarang, bagaimana menciptakan negeri pusaka Ruwa Jurai yang terdiri dari 15 kab/kota, sehingga tidak ada lagi pembeda didalamnya, apakah itu orang Pringsewu, Pesawaran, Komring, Banten dan lainnya yang tinggal di Lampung.
“Wadah itu nantinya bisa diciptakan dengan sendirinya. Karena budaya bukan milik masyarakat tapi melalui hati, pikiran dan jiwa,” jelasnya.
“Secara Implisit termaksud bahwa tradisi merupakan hasil karya yang diturunkan secara turun temurun atau meneruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Namun, Unesco, tidak memberikan defenisi, apakah itu berupa benda atau bukan benda,” Kata Frieda.
Menurut Frieda, Heritage dibagi menjadi dua kelompok, yakni culture dan natural. Namun, dalam implementasian di Indonesia, warisan atau heritage ini jarang sekali digunakan dan lebih cenderung memakai kata-kata pusaka.
“Saya pernah protes juga saya penggunaan istilah pusaka, dimana pengertiannya terkait harta benda yang ditinggalkan/diwariskan orang sudah meninggal atau barang diturunkan dari nenek moyang, seperti keris pusaka dimana didalamnya dianggap sakti atau kramat,” terang ia.
“Disisi lain, Apakah benda warisan itu merupakan yang dipakai dalam keseharian oleh orang Indonesia, seperti terompah yang biasa digunakan ketika mau masuk WC. Apakah itu tidak dilestarikan dan menjadi tidak menarik karena tidak sakti. Padahal itu menjadi Identitas Bangsa Indonesia saat mau masuk ke kamar mandi dengan memakai terompah,” ucapnya lagi.
Namun, menariknya disini, Terompah masuk dalam museum Belanda saat ada pameran pakaian keseharian seperti batik atau kain, kemudian tiba-tiba disana juga terdapat terompah.
“Meskipun kita melihat konteksnya tidak benar, Tetapi disana ada terompah. Berarti disini ada perbedaan cara pakai terompah dan budaya mereka telah tercampur dengan Indonesia saat penjajahan dulu,” katanya.
Ia mencontohkan, zaman penjajahan dulu, masyarakat Lampung sangat dikenal sebagai pemburu hebat di seluruh Hindia Belanda, dengan memakai jerat, cara membuat lubang untuk menangkap gajah atau Harimau. Namun, sayangnya sekarang tidak ada lagi orang yang mengetahui berapa dalam lubang itu dan berapa banyak bambu yang diletakan dibawahnya.
“Apakah Pusaka hanya benda, apakah tidak ikut dilestarikan, defenisi lumayan sulit. Dan peralatan itu sebagian telah hilang termakan waktu,” ungkapnya.
Selain itu, Bandar Lampung sendiri memiliki bangunan Saraswati yang telah berdiri sejak jaman kolonial Belanda yang bisa dijadikan icon Kota Tapis Berseri untuk menarik minat wisatawan lokal maupun asing.
Namun, sayangnya belum adanya kesadaran dari pemerintah ataupun masyarakat sekitar untuk menjadikan Bandar Lampung sebagai kota Pusaka.
“Kalau itu dikembangkan, maka Indonesia akan menjadi daya tarik untuk wisatawan, dimana setiap daerah memiliki ciri khas yang berbeda,” ucapnya.
Sementara itu, Tenaga Ahli Kabupaten Lampung Timur, Iwan Nurdaya Djafar mengatakan bahwa pelestarian budaya Lampung dapat di kembangkan seperti membuat cagar budaya, dimana setiap masyarakat yang tinggal di Bumi Ruwai Jurai terlihat seragam.
“Jangan berpikir dulu untuk mendapatkan PAD. Bahkan sekarang ini, Bandar Lampung terkenal dengan sejuta ruko, akhirnya untuk peluang bisnis,” ungkapnya.
Selain itu, Partisipasi dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjadi aktor utama pelestarian budaya dan pemerintah daerah sebagai fasilitatornya.
“Merujuk pelestarian, kebudayaan merupakan sesuatu yang bergerak, bukan hanya menyelamatkan hasil masa lalu manusia dengan menambah sentuhan khusus,” ungkapnya lagi.
Jadi, masyarakat jangan menangkap melestarikan itu secara mentah-mentah, tetapi lihat konteksnya juga agar segera menjadi cagar budaya seperti rumah Saraswati atau 14 rumah yang telah ada jaman kolonial Belanda di lokasi lapangan Enggal.
“Buderan Gajah itu sudah tidak lagi mempunyai nilai historis. Padahal dulu itu namanya simpang ampek (empat). Dimana pada tahun 1980 an, ada empat rumah orang Bengkulu yang berada di pinggir Simpang Ampek dan sekarang Istilah krimatologi hilang dan Wali Kota Bandar Lampung selalu membuat event di Bunderan Gajah yang mengakibatkan menyempitkan jalan masyarakat,” tutupnya.

Kejagung Kantongi Lokasi Jurist Tan, Tersangka Korupsi Pengadaan Laptop Kemendikbudristek
Jakarta — Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap telah mengantongi informasi terkait keberadaan Jurist Tan, mantan Staf Khusus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, yang kini berstatus buron dalam…

Cek Cara Menghitung Tarif Listrik untuk Golongan R1 Daya 900 VA dan 1300 VA
Jakarta — Tarif listrik merupakan komponen penting dalam pengeluaran rumah tangga, khususnya bagi pelanggan golongan R1. Golongan ini mencakup mayoritas konsumen rumah tangga dengan daya listrik 900 VA dan 1300…

Wali Kota Eva Dwiana Lantik 266 PPPK Pemkot Bandar Lampung
BANDAR LAMPUNG – Sebanyak 266 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) resmi dilantik dan diambil sumpah jabatannya oleh Wali Kota Bandar Lampung, Hj. Eva Dwiana, dalam prosesi yang berlangsung di…

Kapolri Groundbreaking SPPG di Lampung, Dukung Program Gizi Nasional Presiden Prabowo
LAMPUNG SELATAN — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Polda Lampung dan Polres jajaran, Senin (28/7/2025). Kegiatan ini…

Komisi IV DPRD Lamsel Bahas KUA-PPAS 2026 Bersama RSUD, Soroti Besarnya Alokasi Anggaran Kesehatan
LAMPUNG SELATAN — Komisi IV DPRD Kabupaten Lampung Selatan menggelar rapat kerja bersama jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lampung Selatan dalam rangka pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon…

Komisi IV DPRD Lamsel Soroti Besarnya Anggaran RSUD dalam Pembahasan KUA-PPAS 2026
LAMPUNG SELATAN — Komisi IV DPRD Kabupaten Lampung Selatan menggelar rapat kerja bersama jajaran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lampung Selatan dalam rangka pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon…

Pelantikan PBH Peradi Lampung, Gubernur Tekankan Pentingnya Akses Hukum Inklusif
LAMPUNG – Gubernur Rahmat Mirzani Djausal mengajak Pusat Bantuan Hukum (PBH) Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) memberikan perlindungan hukum serta meningkatkan literasi hukum kepada masyarakat, sampai ke desa-desa, tanpa memandang status…

Komisi IV DPRD Lamsel Bahas KUA-PPAS 2026 Bersama Dinas Kesehatan
LAMPUNG SELATAN – Komisi IV DPRD Kabupaten Lampung Selatan menggelar rapat kerja bersama Dinas Kesehatan guna membahas Rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk APBD Tahun…

Youth Project VIII SMA YP Unila Resmi dibuka
LAMPUNG – Youth Project VIII SMA YP Unila Bandar Lampung, resmi dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Sunyono, M.Si., mewakili Prof. Lusmeilia Afriani, selaku…

LAMDIK Asesmen Lapangan Prodi Pendidikan Sejarah
LAMPUNG – Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung (Unila) menerima asesmen lapangan akreditasi dari Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) yang dilaksanakan di ruang sidang lantai dua Gedung Dekanat FKIP Unila,…

Pemprov Lampung Perkuat Sektor Kelautan dan Perikanan untuk Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung terus mendukung dan mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, yang menjadi salah satu tumpuan utama perekonomian daerah. Melalui berbagai upaya kolaboratif dan inovatif, Pemprov Lampung bertekad…

Pemprov Lampung Dorong Pembangunan Sektor Pariwisata Sebagai Fondasi Ekonomi Daerah
LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya memfokuskan pengembangan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utama pembangunan daerah. Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat meresmikan Azana…

Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak, Parosil Mabsus Gandeng Mighul Lampung Bersatu
LAMBAR – Dukung upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus melakukan diskusi dengan Mighul Lampung Bersatu di Lamban Sabah, Bandar Lampung, Minggu 27 Juli 2025.…

PLN Pastikan Kelistrikan Stadion Sumpah Pemuda Siap Sambut Liga 1
Lampung — Menjelang peresmian markas Bhayangkara Presisi Lampung FC di Stadion Sumpah Pemuda, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Lampung memastikan kesiapan penuh sistem kelistrikan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan…

Sekubal Raksasa Pecahkan Rekor MURI di HUT ke-343 Kota Bandar Lampung
Bandar Lampung — Perayaan Hari Ulang Tahun ke-343 Kota Bandar Lampung diwarnai dengan pencapaian membanggakan. Pemerintah Kota Bandar Lampung berhasil mencatatkan rekor dunia melalui pembuatan sekubal — makanan khas Lampung…