Intinya, melakukan transformasi diri agar menjadi insan yang pantas disayang Allah. Bahwasanya Allah pemilik bumi dan langit beserta isinya. Kepada Allah lari di setiap momen hidup termasuk saat menghadapi problem. Tidak mengharapkan solusi dari manusia.
Ustadz Farhan Mauludi juga memotivasi mental para peserta untuk bangkit keluar dari jeratan emosi negatif. Kejadian atau pengalaman buruk membuat luka batin, dan ini tersisa menjadi parut yang tak akan hilang. Ia membagi teknik Burn the Ship (Bakar Kapal itu), yakni dengan mengakui kelemahan, keterbatasan dan kesakitan diri. Maafkan diri sendiri dan orang lain, berdamai. Memori negatif memang tidak bisa dihilangkan, tetapi kita bisa mengendalikan agar tidak merajalela.
Yang Dinanti-nanti, Sesi Teknik Atasi Utang
Setelah fundamental akidah dikuatkan, Nasuha menghadirkan Dewan Pakar Nasuha, Haerul Ihwan, seorang pengusaha multibisnis yang sukses. Secara luas ia telah berbagi pengalamannya terjerat utang bank sebesar 58 miliar. Untuk itulah ia membagi kiatnya bisa terbebas dari labirin utang itu dalam waktu 8 bulan.
“Utang seberapa besar pun pasti lunas. Sebab, Allah yang menolong. Tugas kita adalah memantaskan diri untuk ditolong-Nya. Selain itu kuasai teknik bernegosiasi. Prinsipnya, lakukan leading negotiation. Di antaranya, menyurati, menyikapi para debt collector, sambil terus memperbaiki ikhtiar untuk melunasi utang,” ujar Haerul.
Setelah itu Ketua Umum Nasuha, Oki Alfarizi, pengusaha yang sudah berhasil memerdekakan diri dari utang berbagi kiat tentang kekuatan kata. Hematnya, dalam berkomunikasi, pilih kata-kata yang baik dan positif agar efeknya menjadi suatu kebaikan dan kemajuan bagi diri kita.