Risiko kelompok Volatile Food (VF), berlanjutnya kelangkaan minyak goreng akibat terus melonjaknya harga CPO global, meningkatnya harga beberapa komoditas strategis akibat berakhirnya masa panen, adanya permasalahan struktural pada pola tanam dan manajemen impor, serta inefisiensi tata niaga pangan. Risiko kelompok Administered Price (AP), potensi risiko kenaikan harga minyak dunia akibat permasalahan geopolitik rusia dan ukraina dan berlanjutnya transmisi kenaikan harga aneka rokok akibat penerapan cukai rokok di awal tahun 2022.
Dalam rangka mengantisipasi beberapa risiko tersebut, diperlukan langkah-langkah pengendalian inflasi yang konkrit terutama untuk menjaga inflasi yang tetap rendah dan stabil, yakni:
Pertama, memastikan keterjangkauan harga, dengan cara menjaga daya beIi masyarakat (Bansos, Subsidi, BLT, dll), penguatan penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) Beras Medium serta melakukan kerja sama dengan produsen untuk pelaksanaan pasar murah.
Kedua, memastikan ketersediaan pasokan dengan menjaga cadangan pangan nasional (terutama beras sebagai komoditas utama), penguatan serta implementasi Kerjasama antardaerah (KAD) yang telah terjalin, korporatisasi pertanian, mendorong peningkatan produktivitas via Pembangunan lumbung pangan Food EState melalui peningkatan produksi pangan hortikultura dan perluasan adopsi tekonologi (IOT) dalam budidaya pertanian serta penguatan dan perluasan implementasi Program Kartu Petani Berjaya (KPB).