Dolar Melemah, Euro dan Emas Menguat
Ketidakpastian atas arah kebijakan The Fed menyebabkan dolar AS melemah tajam. Euro naik 0,33% ke USD 1,1697—level tertingginya sejak September 2021. Dolar juga turun ke level terendah dalam lebih dari satu dekade terhadap franc Swiss di 0,80030, dan melemah 0,57% terhadap yen Jepang menjadi 144,415.
Indeks dolar (.DXY) kini berada pada titik terendah sejak Maret 2022, seiring prospek suku bunga yang lebih rendah.
Pasar kini memperkirakan peluang 25% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan akhir Juli, meningkat dari 12,5% pada pekan sebelumnya, berdasarkan alat CME FedWatch.
Imbal Hasil Obligasi dan Harga Emas Naik
Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun 4,5 basis poin menjadi 4,248%—terendah dalam tujuh pekan. Obligasi dua tahun turun 5,8 basis poin ke 3,721%, juga menyentuh level terendah sejak awal Mei.
Seiring pelemahan dolar, harga emas ikut terdongkrak. Emas berjangka AS naik 0,2% menjadi USD 3.348 per ons, sementara emas spot stabil di USD 3.330,20 per ons.
Harga Minyak Naik Tipis Usai Gencatan Senjata Israel–Iran
Harga minyak mentah dunia sedikit menguat setelah sempat anjlok menyusul gencatan senjata antara Israel dan Iran yang ditengahi Presiden Trump awal pekan ini. Trump juga berencana mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran pekan depan untuk membahas komitmen nuklir Teheran.
Minyak mentah Brent naik 0,07% menjadi USD 67,73 per barel, sementara WTI naik 0,49% menjadi USD 65,24 per barel.