Ricky: Serikat Pekerja Jurnalis Hendaknya Jangan Dianggap Menjadi Ancaman

Bengkulu | Aliansi Junalis Independen (AJI)  Bengkulu bersama 16 jurnalis yang berasal dari Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Lampung mengadakan agenda dengan topik serikat pekerja jurnalis.  Kegiatan berkumpul bersama jurnalis ini didukung oleh FNV, yang dilakukan di Hotel Santika Jalan Raya Jati, No 45, Sawah Lebar, Kota Bengkulu, Sabtu—Minggu (20—21/8).

Ricky panitia AJI Bengkulu menuturkan serikat pekerja jurnalis hendaknya jangan dianggap menjadi ancaman, tapi bisa membantu bila terjadi sesuatu pada jurnalis bisa menjadi perwakilan di media tempat jurnalis bekerja.

Lampung menghadirkan dua jurnalis anggota dari AJI Bandar Lampung yakni Dian Wahyu Kusuma Jurnalis Lampung Post,  dan Arif Budi Siswanto dari media lokal Metro.

Dedek Hendry Ketua AJI Bengkulu menuturkan hasil agenda dua hari ini bisa mendapatkan tim formatur serikat pekerja di Bengkulu, sehingga bisa diikuti oleh perwakilan jurnalis di daerah lainnya.

Serikat pekerja baginya sangat penting bagi jurnalis dalam melaksanakan kerja jurnalistik sehari-hari.  Seperti pada kasus kekerasan jurnalis bisa dilakukan mediasi dengan baik bisa sudah terbentuk serikat perkerja.

“Pekerja media bersatu, berserikatlah,” seru Didik.

Sementara itu, Firmansyah selaku fasilitator kegiatan dari Kompas.com perwakilan Bengkulu berhasil merumuskan masalah pada jurnalis dari 4 Provinsi, diantaranya kurang perhatiannya perusahaan pada jaminan sosial dan kesehatan, gaji jurnalis yang belum sesuai dengan beban kerja, ada jurnalis double job dengan tugas tambahan sirkulasi dan iklan, sebagian jurnalis tidak diberi tunjangan, liputan keluar kota ada yang tidak didanai khususnya bagi kontributor, ancaman narasumber, perusahaan kurang melindungi jurnalis, kontrak kerja kurang dipenuhi, apresiasi kualitas karya jurnalis masih kurang, hak cuti, kurangnya peningkatan kapasitas SDM dengan pelatihan, hingga gaji telat dibayarkan. | red.

Tulis Komentar Anda