Festival Krakatau 2025 Resmi Dibuka, Lampung Usung Semangat “Nemui Nyimah”

LAMPUNG – Festival Krakatau (K-Fest) ke-34 tahun 2025 resmi dibuka secara meriah di Lapangan Korpri, Komplek Kantor Gubernur Lampung, Sabtu (5/7/2025). Pembukaan dilakukan oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, didampingi oleh Sekretaris Deputi Kemenparekraf RI, Nova Arisne, Ketua TP-PKK Lampung, Purnawa Wulan Sari Mirza, dan Sekda Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan.

Hadir pula unsur Forkopimda, Ketua Dharma Wanita Provinsi Lampung, Agnesia Bulan Marindo, serta pejabat daerah lainnya.

Mengangkat tema “Nemui Nyimah”, festival ini menggambarkan filosofi masyarakat Lampung yang ramah, terbuka, dan penuh toleransi. Mask Street Carnival menjadi pembuka yang memukau, menampilkan karnaval budaya dari berbagai kabupaten/kota, terinspirasi dari tradisi seperti sekura (Lampung Barat), tuping (Lampung Selatan), hingga nyubuk manjau.

Wagub Jihan menyebut K-Fest bukan hanya acara tahunan, tapi refleksi identitas dan semangat masyarakat Lampung yang menjunjung budaya dan keterbukaan.

“Nemui Nyimah bukan sekadar ungkapan adat, melainkan karakter masyarakat yang inklusif dan siap menghadapi perubahan tanpa kehilangan jati diri,” ujarnya.

Ia juga menegaskan kesiapan infrastruktur Lampung dalam mendukung sektor pariwisata—mulai dari Bandara Internasional Radin Inten II, Jalan Tol Trans Sumatera, hingga pengembangan kawasan Bakauheni Harbour City (BHC).

“Namun, yang lebih penting dari pembangunan fisik adalah membangun karakter dan kebanggaan masyarakat Lampung,” tambah Jihan.

Ajang Strategis Promosi Budaya dan Ekonomi Kreatif

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, menyebut K-Fest telah menjadi simbol kebangkitan sektor parekraf di Lampung.

“Ini bukan hanya milik Dinas Pariwisata, tapi milik seluruh masyarakat Lampung. Wajah Lampung kini tampil di panggung nasional bahkan internasional,” jelasnya.

Festival ini termasuk dalam 110 event unggulan Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, dan menghadirkan berbagai kegiatan, seperti:

  • Festival Kuliner dengan 60 UMKM

  • Pameran Parekraf daerah

  • Lomba Sambal Uleg

  • Penampilan artis lokal dan nasional

  • Krakatau Run dengan konsep sport tourism

Salah satu highlight acara adalah Mask Street Carnival, yang menjadi media pelestarian budaya visual Lampung yang diharapkan dapat mendunia.

“Kami ingin warisan budaya seperti sekura dan tuping menjadi ikon visual Lampung di tingkat internasional,” kata Bobby.

Apresiasi dari Kemenparekraf

Perwakilan Kemenparekraf RI, Nova Arisne, memberikan penghargaan atas konsistensi Lampung dalam menyelenggarakan festival ini.

“Festival Krakatau adalah contoh event daerah yang terus berkembang dan naik kelas. Event semacam ini sangat penting dalam membentuk persepsi positif terhadap daerah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, Krakatau Festival selaras dengan target nasional dalam pengembangan sektor pariwisata, termasuk pencapaian 14,6 juta wisatawan mancanegara dan lebih dari 1 miliar pergerakan wisatawan nusantara.

“K-Fest bukan sekadar milik Lampung, tapi bagian dari misi Indonesia menjadikan pariwisata sebagai tulang punggung ekonomi kreatif nasional,” tuturnya.

Festival ini diharapkan membawa manfaat luas, tidak hanya dari sisi pariwisata, tetapi juga dalam pelestarian budaya, peningkatan kreativitas generasi muda, dan kesejahteraan masyarakat Lampung.

Tulis Komentar Anda