LAMSEL – Pemerintah Provinsi Lampung terus mendorong keterlibatan pondok pesantren dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya pengelolaan sampah berbasis komunitas. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Lampung, Chusnunia Chalim, dalam acara Pembentukan dan Pengembangan Bank Sampah di Lingkungan Pondok Pesantren yang digelar di Rumah Inspirasi Sahabat Gajah, Way Hui, Lampung Selatan, Jumat (13/6/2025).
Dalam sambutannya, Wagub Jihan menegaskan bahwa pondok pesantren memiliki peran strategis dalam mendukung perubahan sosial, termasuk dalam isu lingkungan. “Pesantren adalah pusat pendidikan dan peradaban. Dalam sejarah bangsa, ulama dan pesantren selalu menjadi rujukan dalam menyelesaikan berbagai persoalan,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa pengelolaan sampah, khususnya sampah rumah tangga, membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak. Lampung, yang memiliki jumlah pondok pesantren terbanyak di luar Pulau Jawa, dinilai memiliki potensi besar dalam menciptakan ekosistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan mandiri.
“Kenapa tidak kita orkestrasikan pesantren untuk bersama-sama bergerak di bidang lingkungan, terutama dalam pengelolaan sampah?” lanjut Wagub.
Wagub Jihan juga mengapresiasi inovasi yang dilakukan Rumah Inspirasi Sahabat Gajah dalam mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi. Ia menyebutkan bahwa limbah botol, kaleng, hingga sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi barang berguna seperti kompos, kertas, dan produk daur ulang lainnya.
“Di lingkungan pesantren, limbah makanan organik menjadi tantangan tersendiri. Namun hari ini, kita bisa menjadikannya peluang melalui pengolahan kreatif,” jelasnya.
Lebih jauh, Wagub berharap pondok pesantren dapat melahirkan generasi santri yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama dan akhlak, tetapi juga memiliki kesadaran lingkungan dan kepekaan terhadap isu-isu global, seperti krisis iklim.
“Saya selalu ingatkan bahwa kita tidak sedang mewariskan lingkungan kepada anak cucu kita, melainkan meminjamnya. Maka, kita harus mengembalikannya dalam kondisi terbaik,” tegasnya.
Ia juga mendorong pesantren untuk tidak hanya mengajarkan budaya memilah dan membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mengelola limbah secara menyeluruh, termasuk mengkampanyekan gaya hidup minim sampah, seperti belanja tanpa kemasan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Jam’iyah Perempuan Pengasuh Pondok Pesantren Mubaligoh Lampung, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung, perwakilan Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, pimpinan Bank Sampah Sahabat Gajah, serta sejumlah pengasuh dan santri pondok pesantren di Lampung.