JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali melemah di tengah kebijakan moneter terbaru Bank Indonesia (BI). Berdasarkan…
Tag: Bank Indonesia
BI: Penjualan Eceran Tumbuh 2,7% pada Agustus 2025
Jakarta — Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penjualan eceran nasional tetap tumbuh positif pada Agustus 2025, dengan…
Bank Indonesia Buka Lowongan PCPM Angkatan 40, Pendaftaran 7–12 September 2025
Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali membuka peluang bagi putra-putri terbaik bangsa untuk bergabung melalui jalur…
Stabilitas Harga Terjaga, Lampung Catat Deflasi 1,47% pada Agustus 2025
Bandar Lampung – Provinsi Lampung mencatat deflasi sebesar 1,47% (mtm) pada Agustus 2025, melambat dibandingkan Juli yang mengalami inflasi 0,19% (mtm). Angka ini juga lebih rendah dari deflasi nasional yang hanya 0,08% (mtm). Secara tahunan, inflasi Lampung tercatat 1,05% (yoy), turun dari 2,63% pada Juli, serta lebih rendah dari inflasi nasional 2,31% (yoy).
Deflasi Agustus terutama dipengaruhi oleh turunnya harga kelompok pendidikan dan pangan, khususnya biaya sekolah menengah (-0,84%), tomat (-0,14%), cabai rawit (-0,07%), dan bawang putih (-0,06%). Penurunan biaya pendidikan dipicu kebijakan penghapusan pungutan komite sekolah SMA, SMK, dan SLB negeri yang kini didukung APBD. Sementara itu, turunnya harga tomat dan cabai rawit dipengaruhi panen raya, serta stabilnya pasokan bawang putih pasca impor.
Meski demikian, deflasi lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas, terutama bawang merah (0,14%) dan beras (0,05%) akibat menurunnya pasokan pasca panen.
Ke depan, Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung memperkirakan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% sepanjang 2025. Namun, sejumlah risiko perlu diantisipasi, antara lain:
-
Inflasi inti dari kenaikan UMP 6,5% serta momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) akhir tahun.
-
Kenaikan harga emas dunia akibat ketidakpastian geopolitik dan kebijakan ekonomi AS.
-
Inflasi pangan bergejolak akibat berakhirnya panen gadu, masuknya musim tanam, serta potensi curah hujan tinggi yang bisa memengaruhi produksi padi dan hortikultura.
-
Risiko administered price dari kenaikan harga minyak dunia akibat tensi geopolitik Timur Tengah.
Untuk menjaga stabilitas harga, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lampung melanjutkan strategi 4K: keterjangkauan harga (operasi pasar, monitoring), ketersediaan pasokan (kerja sama antar daerah, swasembada pangan), kelancaran distribusi (perbaikan infrastruktur, subsidi ongkos angkut), dan komunikasi efektif (koordinasi TPID, penguatan sistem informasi pangan).
Langkah ini diharapkan mampu menahan gejolak harga, menjaga daya beli masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
BI Uji Coba Payment ID 17 Agustus, Bisa Lacak Transaksi hingga Pinjol
JAKARTA — Bank Indonesia (BI) akan memulai uji coba sistem identifikasi transaksi keuangan berbasis Payment ID…
Penjualan Eceran di Bandar Lampung Juni 2025 Diperkirakan Meningkat, Ditopang Libur Sekolah dan Program Diskon
Lampung – Kinerja penjualan eceran di Kota Bandar Lampung diperkirakan mengalami peningkatan pada Juni 2025. Hal ini tercermin dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia. Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2025 diperkirakan tumbuh sebesar 54,58 persen (year-on-year/yoy) dan mencapai level 224,99.
Peningkatan ini terutama didorong oleh naiknya permintaan pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, yang mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan kelompok barang lainnya, baik secara tahunan maupun bulanan.
Secara bulanan (month-to-month/mtm), penjualan eceran pada Juni 2025 juga diperkirakan meningkat sebesar 1,27 persen, ditopang oleh pertumbuhan penjualan di berbagai kelompok barang, terutama pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Barang Lainnya.
Faktor musiman seperti libur sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha, dan adanya program diskon tengah tahun (mid-season sale) turut memberikan kontribusi terhadap peningkatan tersebut.
Kinerja Mei 2025 Masih Solid
Pada Mei 2025, IPR tercatat sebesar 222,17, tumbuh 57,94 persen (yoy)—sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 57,78 persen (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh sektor Peralatan Informasi dan Komunikasi, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.
Secara bulanan, penjualan eceran pada Mei 2025 juga meningkat sebesar 1,00 persen, meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan April yang tumbuh 1,68 persen. Peningkatan ini tetap mencerminkan terjaganya permintaan, terutama selama periode libur cuti bersama HBKN Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus.
Proyeksi Harga: Naik-Turun
Dari sisi harga, tekanan inflasi diprakirakan akan menurun pada Agustus 2025, namun kembali meningkat pada November 2025. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Agustus 2025 tercatat sebesar 166,67, naik dibandingkan periode sebelumnya yang berada di angka 156,86.
Sebaliknya, IEH untuk November 2025 diperkirakan akan meningkat menjadi 152,94, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 141,18. Proyeksi ini mengindikasikan adanya kekhawatiran terhadap kenaikan harga dalam jangka menengah seiring tren konsumsi yang tetap kuat.
Sinergi Bank Indonesia dan Mitra Strategis Dorong Optimalisasi Ekonomi Syariah di Sumatera
Lampung – Bank Indonesia bersama mitra strategis menegaskan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Sumatera. Komitmen ini diwujudkan melalui peluncuran empat program unggulan dalam acara penutupan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 yang digelar di Lampung City Mall, Rabu (25/6). Acara tersebut mengusung tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Regional.”
Empat program unggulan tersebut antara lain:
-
Perluasan Zona Kuliner Halal, Aman, dan Sehat (KHAS) di 15 wilayah di Sumatera.
-
Gerakan Sadar Wakaf melalui QRIS Wakaf Run dan Pojok Kopi Wakaf.
-
Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Kabupaten Pesawaran dan Lampung Selatan.
-
Pelatihan Ekonomi Syariah (Training of Trainers) bagi influencer, jurnalis, dan dai-daiyah.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam sambutannya menyampaikan bahwa ekonomi syariah memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat yang produktif, inovatif, dan berdaya saing. Ia menuturkan, “Pada 2024, rantai nilai halal (halal value chain) tumbuh 4,0% (yoy) dan menopang sekitar 25% perekonomian nasional. Aset keuangan syariah juga telah mencapai Rp9,9 triliun atau sekitar 45% dari PDB Indonesia.”
Destry berharap dukungan Bank Indonesia terhadap ekosistem syariah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di kisaran 4,8%–5,6% pada 2025. Rabu, 25/6/25.
Wakil Gubernur Lampung, dr. Jihan Nurlela, M.M., turut mengapresiasi keberhasilan penyelenggaraan FESyar Sumatera 2025. Ia menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi wadah penting untuk memperkenalkan produk unggulan berbasis syariah, meningkatkan literasi masyarakat, serta memperkuat kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, dan dunia akademik.
FESyar Sumatera 2025 merupakan bagian dari rangkaian menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 yang akan digelar di Jakarta pada 8–12 Oktober 2025. Selama lima hari pelaksanaan, dari 21 hingga 25 Juni, FESyar berhasil mencatat berbagai capaian membanggakan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Bimo Epyanto, dalam laporan penutupan menyampaikan sejumlah capaian ekonomi dari acara ini:
-
Total penjualan di area showcase mencapai Rp1,7 miliar
-
Komitmen business matching penjualan sebesar Rp3,6 miliar
-
Pembiayaan syariah hasil business matching mencapai Rp7,1 miliar
-
Dana wakaf produktif yang terkumpul sebesar Rp38 juta
Meskipun ajang FESyar Sumatera 2025 telah resmi ditutup, Bank Indonesia berharap momentum ini dapat terus mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah secara berkelanjutan di wilayah Sumatera.
Lampung Jadi Tuan Rumah Festival Ekonomi Syariah Sumatera 2025
Lampung — Provinsi Lampung dipercaya menjadi tuan rumah Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025, sebuah ajang ekonomi syariah terbesar di wilayah Sumatera. Kegiatan ini berlangsung pada 21–25 Juni 2025 di Lampung City Mall, Bandar Lampung.
FESyar diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS). Festival ini merupakan bagian dari rangkaian Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-12 yang akan digelar pada Oktober 2025 di Jakarta.
“Menjadi tuan rumah FESyar merupakan kehormatan dan kesempatan luar biasa bagi Lampung dalam memperkuat posisi sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Sumatera,” ujar Kepala BI Lampung, Junanto Herdiawan, dalam pembukaan FESyar, Sabtu (21/6).
Dengan tema “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Regional”, FESyar 2025 dirancang untuk mengintegrasikan potensi ekonomi syariah dengan penguatan ketahanan ekonomi daerah serta mempercepat inklusi keuangan syariah.
Kepala OJK Lampung, Otto Fitriandy, menekankan pentingnya kolaborasi antarpemangku kepentingan. “Sinergi dan kolaborasi adalah kunci membangun ekosistem ekonomi syariah yang berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif KDEKS Lampung, Ardiansyah, menyebut potensi besar Lampung dalam pengembangan ekonomi syariah. “Lampung memiliki lebih dari 25.000 masjid, musala, dan pondok pesantren. Ini merupakan kekuatan besar untuk membangun sistem ekonomi syariah yang berbasis komunitas,” jelasnya.
FESyar Sumatera 2025 menghadirkan beragam kegiatan, antara lain 13 sesi Sharia Forum, 7 area Sharia Fair, Tabligh Akbar, serta berbagai kompetisi bertema ekonomi syariah. Festival ini menjadi momen penting dalam memperluas pemahaman dan partisipasi masyarakat terhadap ekonomi syariah yang inklusif dan modern.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Lampung, Rinvayanti, menegaskan bahwa ekonomi syariah bukan sekadar alternatif sistem ekonomi. “Ini adalah jalan tengah yang menjunjung keadilan, keberkahan, dan keseimbangan. Nilai-nilai tersebut sangat relevan untuk pembangunan daerah di tengah ketidakpastian global,” ujarnya.
Seluruh rangkaian acara FESyar Sumatera 2025 terbuka untuk umum dan gratis. Masyarakat Lampung dan sekitarnya diajak untuk ikut serta dalam gerakan transformasi ekonomi syariah yang inovatif dan berkelanjutan.
Modal Asing Keluar Rp 4,48 Triliun di Awal Juni, Rupiah Menguat
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat arus keluar modal asing atau net sell oleh investor non-residen…
TP2DD Kota Metro Perluas Digitalisasi Lewat QRIS di Masjid
KOTA METRO – Pemerintah Kota Metro melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) terus mendorong transformasi transaksi digital, salah satunya dengan menghadirkan layanan donasi dan infaq melalui QRIS di 28 masjid yang tersebar di wilayah Kota Metro.
Langkah ini diumumkan dalam kegiatan High Level Meeting (HLM) TP2DD yang digelar di Gedung Metro Garden pada Selasa (23/4). Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Metro, Syachri Ramadhan, mengatakan inisiatif ini bertujuan memperluas pemanfaatan QRIS tidak hanya untuk belanja, tetapi juga untuk kegiatan keagamaan.
“Melalui QRIS, masyarakat kini bisa berdonasi atau berinfaq secara digital ke masjid. Ini bagian dari edukasi bahwa transaksi digital sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari,” ujar Syachri.
HLM TP2DD kali ini mengusung tema “Transaksi Makin Mudah dengan QRIS, untuk Metro Cerdas dan Religius” dan dihadiri oleh Wakil Wali Kota Metro Rafiq Adi Pradana, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, serta jajaran Forkopimda, OPD, dan perwakilan perbankan.
Wakil Wali Kota Metro menyampaikan bahwa digitalisasi menjadi masa depan layanan publik di Kota Metro. “Pemkot Metro berkomitmen memperkuat TP2DD untuk menciptakan sistem layanan yang efisien, transparan, dan akuntabel. Kita juga sudah menerapkan Kartu Kredit Pemerintah (KKP) di seluruh OPD sebagai bentuk digitalisasi belanja daerah,” jelas Rafiq.
Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Zainal Abidin, menambahkan bahwa digitalisasi aset dan sistem pembayaran daerah diyakini mampu mendorong Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mempercepat tercapainya kemandirian fiskal.
“Saat ini, Kota Metro menjadi salah satu Pemda dengan indeks elektronifikasi transaksi daerah (IETPD) tertinggi di Provinsi Lampung. Semester II tahun 2024 mencatat angka 96,5%, meningkat dari semester I,” tambahnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung, Alex Kurniawan, turut mengapresiasi Kota Metro atas langkah progresif dalam mengubah pola pembayaran masyarakat. Menurutnya, penerapan e-retribusi dan kanal QRIS untuk pembayaran pajak akan sangat berdampak pada peningkatan pendapatan daerah.
Sebagai bentuk apresiasi, pada kesempatan tersebut Bank Indonesia dan Bank Lampung bersama Pemkot Metro memberikan penghargaan kepada 200 wajib pajak yang telah membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) melalui QRIS.
Tindak Lanjut Kebijakan Tarif AS, Bank Indonesia Fokus Kendalikan Volatilitas Pasar
Jakarta – Bank Indonesia (BI) terus memantau dengan ketat perkembangan pasar keuangan global dan domestik setelah…
BI Minta Maaf Aplikasi Pintar Buat Tukar Uang Lebaran Sulit Diakses
Jakarta – Menjelang Lebaran 2025, masyarakat masih mengeluhkan sulitnya mengakses aplikasi Pintar milik Bank Indonesia (BI)…
Pencanangan Pasar KHAS Lebak Budi Tandai Awal Rangkaian FESyar Sumatera 2025
LAMPUNG – Dalam rangka menyambut Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025, Bank Indonesia Provinsi Lampung bersama OJK dan KDEKS meresmikan Pasar KHAS (Kuliner Halal, Aman, dan Sehat) di Lebak Budi, Bandar Lampung. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, dalam sambutannya mengatakan, “Ekonomi dan keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar KHAS ini merupakan bagian dari upaya mempercepat penguatan ekosistem halal di Provinsi Lampung.”
Kegiatan di Pasar KHAS Lebak Budi yang berlangsung dari 10 hingga 27 Maret 2025, menghadirkan berbagai acara menarik seperti bazar kuliner, talkshow, lomba, dan hiburan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk halal yang berkualitas dan sehat.
Menurut Junanto, literasi dan inklusi keuangan serta ekonomi syariah sangat penting dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, berdaya tahan, dan berkelanjutan. Ini juga menjadi kunci untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal terkemuka di dunia. Pengembangan ekonomi keuangan syariah, meskipun berakar pada nilai-nilai Islam, memiliki prinsip-prinsip yang bermanfaat tidak hanya bagi umat Muslim tetapi juga bagi seluruh masyarakat. Prinsip ekonomi syariah yang berbasis pada keadilan, transparansi, dan etika menjadikannya inklusif dan bermanfaat bagi semua kalangan.
FESyar Sumatera 2025, yang puncaknya akan diselenggarakan pada 23-25 Mei 2025, akan menjadi wadah untuk mempromosikan dan mengembangkan ekosistem ekonomi syariah yang kuat dan berkelanjutan. Sebagai event showcase ekonomi syariah terbesar di Sumatera, acara ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti tabligh akbar, talkshow, seminar, showcase UMKM, fashion show modest, Gerakan Sadar Wakaf, dan kompetisi ekonomi syariah.
Bukan karena Daya Beli Turun, Bank Indonesia Ungkap Penyebab RI Deflasi
Jakarta – Bank Indonesia (BI) memastikan bahwa deflasi tahunan yang tercatat pada Februari 2025 tidak berhubungan…
BI Lampung Buka Layanan Penukaran Uang, Ajak Masyarakat Beralih ke Transaksi Nontunai
Lampung – Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan dan Idulfitri, Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, bekerja sama dengan perbankan, membuka layanan penukaran uang Rupiah di 100 titik di seluruh wilayah Lampung. Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Lampung, Junanto Herdiawan, dalam acara pembukaan Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2025 yang digelar di Kantor Perwakilan BI Lampung.
Masyarakat dapat menukarkan uang Rupiah mulai 4 Maret hingga 27 Maret 2025 melalui kas keliling, penukaran terpadu, serta layanan penukaran di kantor bank umum. Untuk mempermudah proses penukaran, masyarakat diminta melakukan registrasi melalui aplikasi PINTAR di https://pintar.bi.go.id. Informasi jadwal dan lokasi penukaran dapat dipantau melalui Instagram @bankindonesia_lampung.
Selain menyediakan layanan penukaran uang, BI Lampung juga mendorong masyarakat untuk memanfaatkan transaksi digital, seperti QRIS, mobile banking, dan internet banking guna kemudahan bertransaksi dan berbagi selama Ramadan dan Idulfitri.
SERAMBI 2025: Menjaga Rupiah di Bulan Penuh Berkah
Tahun ini, program SERAMBI 2025 mengusung tema “Menjaga Rupiah di Bulan Penuh Berkah”, sebagai bentuk komitmen BI dalam menjaga ketersediaan uang tunai di masyarakat. Aplikasi PINTAR dioptimalkan agar penukaran lebih nyaman, efisien, dan merata, serta dapat mengurangi antrian dan kepadatan di lokasi penukaran.
Dalam kesempatan tersebut, Junanto Herdiawan juga menyampaikan apresiasi kepada perbankan dan mitra kerja BI atas kolaborasi mereka dalam mendukung kelancaran program ini. Sinergi ini diharapkan dapat memastikan distribusi uang berjalan lancar, tepat sasaran, dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Ajak Masyarakat Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah
Bank Indonesia terus mengajak masyarakat untuk semakin Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah melalui:
- Cinta Rupiah dengan mengenali ciri keaslian uang melalui 3D: Dilihat, Diraba, Diterawang, serta menjaga uang dengan 5J: Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan distapler, Jangan dibasahi.
- Bangga Rupiah karena Rupiah adalah alat pembayaran sah dan simbol kedaulatan bangsa.
- Paham Rupiah dengan menerapkan belanja bijak sesuai kebutuhan, membeli produk dalam negeri untuk mendukung UMKM, serta menabung dan berinvestasi demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui upaya ini, BI Lampung berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga Rupiah dan beralih ke transaksi digital, demi sistem keuangan yang lebih modern dan efisien.
Lampung Alami Deflasi pada Februari 2025, Dipengaruhi Penurunan Tarif Listrik dan Harga Komoditas Pangan
Lampung – Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,66% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan deflasi Januari 2025 yang tercatat 0,71% (mtm). Angka ini juga lebih besar dibandingkan deflasi nasional yang tercatat 0,48% (mtm). Secara tahunan (yoy), deflasi di Lampung mencapai 0,02%, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,04% (yoy), namun lebih tinggi dibandingkan deflasi nasional yang tercatat 0,09% (yoy).
Faktor Penyebab Deflasi
Deflasi Februari 2025 utamanya dipicu oleh penurunan tarif listrik serta harga beberapa komoditas pangan, seperti cabai merah, tomat, bawang merah, dan susu cair kemasan. Adapun kontribusi terhadap deflasi masing-masing adalah:
- Tarif listrik: -0,57% (mtm)
- Cabai merah: -0,12% (mtm)
- Tomat: -0,04% (mtm)
- Bawang merah: -0,04% (mtm)
- Susu cair kemasan: -0,03% (mtm)
Penurunan tarif listrik terjadi akibat pemberlakuan diskon listrik 50% oleh PT PLN (Persero) bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA selama Januari-Februari 2025. Sementara itu, harga bawang merah turun karena masuknya musim panen di Kabupaten Indramayu, yang merupakan pemasok utama bagi Provinsi Lampung.
Faktor Penghambat Deflasi
Meski mengalami deflasi, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menahan laju penurunan, di antaranya:
- Emas Perhiasan: +0,05% (mtm)
- Bahan Bakar Rumah Tangga: +0,03% (mtm)
- Salak: +0,03% (mtm)
- Bensin: +0,02% (mtm)
Kenaikan harga emas perhiasan dipicu oleh naiknya harga emas dunia akibat ketidakpastian ekonomi global. Sementara itu, harga bahan bakar rumah tangga dan bensin meningkat seiring dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM non-subsidi serta harga bahan bakar rumah tangga subsidi di awal tahun. Adapun harga salak naik akibat tingginya curah hujan dan bencana banjir yang terjadi di Februari 2025.
Proyeksi dan Strategi Pengendalian Inflasi
Ke depan, Bank Indonesia (BI) Lampung memperkirakan inflasi akan tetap terjaga dalam rentang target 2,5±1% (yoy) sepanjang 2025. Namun, beberapa risiko inflasi tetap perlu diantisipasi, termasuk:
- Inflasi Inti:
- Peningkatan permintaan akibat kenaikan UMP 2025 sebesar 6,5%.
- Kenaikan harga emas dunia akibat ketidakpastian geopolitik dan kebijakan ekonomi AS.
- Peningkatan konsumsi selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
- Inflasi Pangan (Volatile Food):
- Potensi kenaikan harga beras akibat puncak musim tanam.
- Risiko gagal panen akibat hujan tinggi dan bencana banjir.
- Peningkatan permintaan bahan makanan saat Ramadhan dan Idul Fitri.
- Inflasi Administered Price:
- Normalisasi tarif listrik setelah berakhirnya diskon 50% dari PLN.
- Kenaikan harga BBM non-subsidi.
Untuk mengendalikan inflasi, BI dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung akan menerapkan strategi 4K, yakni:
- Keterjangkauan Harga
- Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara terarah.
- Memantau harga dan pasokan beras, cabai, telur, dan daging ayam.
- Ketersediaan Pasokan
- Perluasan Toko Pengendalian Inflasi di seluruh Lampung.
- Penguatan kerja sama antar daerah (KAD) untuk komoditas defisit.
- Kelancaran Distribusi
- Meningkatkan kapasitas transportasi udara.
- Memastikan keberlanjutan program Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar).
- Komunikasi Efektif
- Rapat koordinasi mingguan untuk memantau harga dan pasokan.
- Kampanye belanja bijak untuk mencegah panic buying menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Dengan strategi ini, diharapkan inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat tetap terjaga di sepanjang tahun 2025.
Bank Indonesia Lampung Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir
Bandar Lampung – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung memberikan bantuan kepada korban banjir yang terdampak di Kota Bandarlampung dan Kabupaten Pesawaran. Bantuan ini merupakan bagian dari program kepedulian sosial Bank Indonesia.
Junanto Herdiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lampung, menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan berupa sembako, obat-obatan, peralatan sekolah untuk anak-anak, dan kompor. Bantuan tersebut bertujuan untuk meringankan beban para korban, khususnya mereka yang rumahnya terendam banjir.
“Bank Indonesia Provinsi Lampung turut merasakan duka yang mendalam atas bencana ini. Kami terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, BPBD, serta berbagai lembaga sosial untuk menyalurkan bantuan kepada para korban,” ujar Junanto.
Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi dan angin kencang telah mengakibatkan kerusakan di enam kabupaten/kota di wilayah Lampung. Ribuan rumah terendam, pohon tumbang, serta fasilitas umum seperti sekolah dan rumah sakit mengalami kerusakan. Berdasarkan data dari BPBD, ratusan rumah rusak berat, sementara ribuan lainnya rusak sedang hingga ringan. Selain kerugian materiil, beberapa korban jiwa juga dilaporkan akibat arus deras yang menyeret warga maupun kendaraan.
Sebagai langkah lanjutan, pada tanggal 7 Februari 2025, Bank Indonesia kembali menyalurkan bantuan berupa 200 paket perlengkapan sekolah dan 100 unit kompor kepada korban banjir di Kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandarlampung. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Plt. Camat Teluk Betung Selatan, Ichwan Adji Wibowo.
“Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terdampak bencana, khususnya yang berada di sekitar wilayah perkantoran Bank Indonesia,” tambah Junanto.
Pertumbuhan Ekonomi Lampung Triwulan IV 2024 Alami Peningkatan
LAMPUNG – Pada triwulan IV 2024, perekonomian Lampung menunjukkan hasil yang positif dengan pertumbuhan sebesar 5,32% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,81% (yoy). Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan IV 2024 tercatat mencapai Rp121,55 triliun (berdasarkan harga berlaku) dan Rp70,34 triliun (berdasarkan harga konstan 2010). Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Lampung sepanjang tahun 2024 tercatat tumbuh 4,57% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2024 didorong terutama oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,05%, meningkat seiring dengan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi, terutama pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Di sisi lain, kinerja komponen permintaan domestik lainnya masih mencatatkan pertumbuhan positif meski melambat. Pengeluaran pemerintah tumbuh 2,16% (yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat normalisasi belanja barang dan jasa serta hibah terkait persiapan Pilkada. Sementara itu, investasi hanya tumbuh 0,34% (yoy), dengan penurunan pada investasi bangunan dan sikap “wait and see” investor swasta menjelang Pilkada. Di sisi permintaan eksternal, ekspor tetap menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan 12,31% (yoy), didorong oleh peningkatan ekspor kopi robusta, CPO, dan produk olahan buah.
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan IV 2024 juga tercermin dari sisi lapangan usaha, terutama pada sektor Industri Pengolahan dan Pertanian, Kehutanan, serta Perikanan. Sektor Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 14,16% (yoy), seiring dengan tingginya permintaan domestik dan global terhadap produk olahan makanan dan minuman (mamin). Sektor Pertanian tercatat tumbuh 3,62% (yoy), didorong oleh peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi. Kinerja sektor Perdagangan tetap kuat meski sedikit melambat, mencatatkan pertumbuhan 7,02% (yoy), yang sejalan dengan peningkatan penjualan ritel dan kendaraan bermotor. Namun, sektor Konstruksi mengalami kontraksi sebesar 3,38% (yoy) akibat penurunan jumlah proyek pembangunan besar.
Bank Indonesia memperkirakan kinerja perekonomian Lampung yang positif ini akan berlanjut, meski risiko dari sektor eksternal perlu diwaspadai. Pada tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Lampung diperkirakan akan meningkat dalam kisaran 4,6% hingga 5,3%, didorong oleh permintaan domestik, khususnya pertumbuhan konsumsi dan meningkatnya aktivitas investasi pasca puncak pemilu. Sementara itu, meskipun kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat, dampak dari prospek ekonomi global yang belum stabil dan penurunan harga komoditas dapat sedikit menurunkan pertumbuhannya.
Untuk menjaga prospek pertumbuhan yang lebih baik ke depan, terdapat tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian: pertama, peningkatan produktivitas sektor primer dan mitigasi dampak perubahan iklim; kedua, penguatan hilirisasi berbasis komoditas unggulan secara berkelanjutan; dan ketiga, penguatan kinerja ekspor bersih melalui peningkatan daya saing komoditas unggulan, diversifikasi produk industri pengolahan, serta perluasan pasar ekspor.
Gubernur BI: Ada Ruang Penguatan Nilai Tukar Rupiah
Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa terdapat peluang untuk memperkuat stabilitas nilai…
Optimisme Konsumen Terhadap Perekonomian Lampung pada Desember 2024 Alami Kenaikan
Lampung – Optimisme masyarakat Lampung terhadap perekonomian provinsi ini mengalami peningkatan pada Desember 2024. Hal ini tercermin dalam hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Lampung (BI Lampung), yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) naik dari 133,8 menjadi 144,8, berada pada level optimis (>100). Peningkatan optimisme ini juga sejalan dengan kenaikan IKK secara nasional yang tercatat sebesar 127,7 pada Desember 2024, dibandingkan dengan 125,9 pada bulan sebelumnya, November 2024.
Seiring dengan peningkatan IKK, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), yang mencerminkan persepsi konsumen terhadap kinerja perekonomian dalam periode survei, juga mengalami kenaikan dari 120,0 menjadi 130,67. Kenaikan ini didorong oleh persepsi positif masyarakat terhadap pendapatan, ketersediaan lapangan pekerjaan, serta konsumsi barang tahan lama, yang menjadi komponen pembentuk IKE.

Pada Desember 2024, sekitar 43,0% responden merasa penghasilan mereka meningkat dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya. Sementara itu, 47,0% responden menyatakan bahwa ketersediaan lapangan kerja saat ini lebih baik daripada enam bulan yang lalu. Sebanyak 35,5% responden juga melaporkan adanya peningkatan konsumsi barang tahan lama dibandingkan dengan periode November 2024.
Di sisi lain, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), yang menggambarkan pandangan konsumen terhadap perekonomian enam bulan mendatang (Juni 2025), tetap berada pada level optimis. Pada Desember 2024, IEK tercatat sebesar 158,83, lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang berada di angka 147,5. Optimisme ini didorong oleh proyeksi penghasilan yang tetap positif, dengan 67,5% responden memperkirakan peningkatan penghasilan enam bulan ke depan, sementara 31% lainnya memandangnya akan stabil. Peningkatan gaji dan upah menjadi alasan utama yang diungkapkan responden terkait proyeksi penghasilan yang lebih baik ke depan.