Bank Indonesia (BI) berencana memperluas implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) dengan teknologi terbaru berbasis…
Tag: Bank Indonesia
Implementasi Id Billing Center untuk Pringsewu yang Semakin Digital
Pringsewu – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kab. Pringsewu berkolaborasi dengan Bank Lampung dan PT. FTF Globalindo mendorong pembayaran pajak dan retribusi daerah secara digital melalui implementasi ID Billing Center. Diluncurkan oleh Penjabat Bupati Kabupaten Pringsewu pada pelaksanaan Gebrak Sewu Digital, 9 Desember 2024 bertempat di Gedung Bapenda Kab. Pringsewu.
Dihadiri oleh Kepala Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Pringsewu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Kepala Bapenda Kab. Pringsewu, PT. Bank Lampung, PT. FTF Globalindo, OPD Terkait, dan Kepala Pekon seluruh Kab. Pringsewu.
“Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Pemerintah Daerah dengan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda tertinggi di Provinsi Lampung. Bank Indonesia mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan agar memudahkan masyarakat melakukan pembayaran pajak dan retribusi”, ujar deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov. Lampung, Alex Kurniawan.
Peresmian ID Billing Center ini dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Pringsewu, yang dipimpin langsung oleh Penjabat Bupati Kabupaten Pringsewu, Dr. Marindo Kurniawan, S.T., M.M. Di tingkat nasional, peningkatan jumlah pemda digital meningkatkan realisasi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) sebesar 7,91% dari tahun 2022 ke 2023.
Sementara angka peningkatan PDRD tersebut lebih tinggi di wilayah Sumatera yang mencapai 10,8%. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan dan kesiapan infrastruktur transaksi digital Pemda signifikan mendorong peningkatan pendapatan daerah.
Penjabat Bupati Kabupaten Pringsewu, Dr. Marindo Kurniawan, menyampaikan “Digitalisasi merupakan langkah strategis dalam mendorong efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan daerah. Seluruh perangkat daerah diharapkan dapat menggali potensi yang ada demi meningkatkan PAD melalui transparansi pajak daerah”.
Pj. Bupati berharap Bapenda bersama BPKAD dapat menginisiasi langkah-langkah konkrit yang mendukung transformasi digital pada pengelolaan transaksi Pemkab Pringsewu.
Pada kegiatan tersebut, Pemerintah Kab. Pringsewu juga memberikan penghargaan kepada Kecamatan dan Pekon dengan realisasi pajak dan retribusi terbaik di kabupaten Pringsewu serta pengundian penerima apresiasi kepada wajib pajak patuh dalam upaya meningkatkan kepatuhan masyarakat kedepannya.
Inflasi Provinsi Lampung Stabil Menjelang Akhir Tahun 2024
BANDAR LAMPUNG – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada bulan November 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode Oktober 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,30% (mtm), walaupun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata tingkat perkembangan IHK di Provinsi Lampung pada bulan November dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm).
Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada bulan November 2024 mengalami inflasi 1,50% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,94% (yoy), begitu juga jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,55% (yoy).
Dilihat dari sumbernya, inflasi terutama disebabkan oleh peningkatan harga pada kelompok makanan dan minuman. Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, bawang putih dan jeruk dengan andil masingmasing sebesar 0,21%; 0,09%; 0,04%; 0,03%; dan 0,03% (mtm).
Peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh telah masuknya musim hujan sehingga berdampak kepada produktivitas penghasil lokal (Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran) serta wilayah rekanan (Brebes). Adapun peningkatan harga tomat juga disebabkan oleh curah hujan yang tinggi menyebabkan tomat cepat membusuk sehingga petani mengalami gagal panen. Peningkatan harga daging ayam ras disebabkan oleh harga pakan ternak (jagung) yang mengalami kenaikan.
Adapun hal tersebut tercermin dari data harga PIHPS untuk komoditas daging ayam ras secara rerata sebesar Rp31.500,00, lebih tinggi dari Rp29.500,00 pada bulan sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan harga bawang putih dan jeruk turut disebabkan oleh melambatnya impor serta dampak cuaca yang menghalangi distribusi ke pasar. Adapun dampak cuaca tersebut sejalan dengan prakiraan BMKG bahwa mayoritas wilayah di Provinsi Lampung menghadapi intensitas hujan menengah-tinggi pada bulan Desember 2024.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada November 2024 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, terutama beras, cabai rawit, kentang, kopi bubuk, dan terong dengan andil masing-masing sebesar -0,03%; -0,03%; -0,02%; -0,01%; dan -0,01% (mtm). Penurunan harga beras sejalan dengan telah masuknya panen gadu pada pertengahan bulan Oktober 2024. Hal tersebut tercermin dari produksi padi sebesar 525,8 ton GKG, tumbuh 22,85%(yoy) pada triwulan IV 2024. Adapun penurunan harga cabai rawit pasokan yang berlimpah pasca panen raya di daerah sentra (Jawa Timur).
Melambatnya harga kopi bubuk disebabkan oleh telah masuknya panen petani lokal. Adapun harga terong dan kentang No. 26/1263/Bdl/Srt/B melambat disebabkan oleh pasokan yang terjaga serta tidak diiringi oleh permintaan yang tinggi.
Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) hingga dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti (Core Inflation) berupa peningkatan demand menjelang periode HBKN Nataru serta berlanjutnya peningkatan harga emas.
Selanjutnya dari sisi Inflasi makanan yang bergejolak (Volatile Food) adalah (i) kenaikan harga bawang merah dan aneka cabai seiring dengan curah hujan yang meningkat pada akhir tahun; (ii) kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan peningkatan harga global. Adapun risiko dari Inflasi Harga yang diatur pemerintah (Administered Price) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.
Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID Provinsi Lampung akan terus melanjutkan upaya menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K.
- Keterjangkauan Harga a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET. b. Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas yang berisiko mengalami kenaikan harga seperti bawang merah, aneka cabai, serta daging ayam ras.
- Ketersediaan Pasokan a. Implementasi Toko Pengendalian Inflasi di seluruh wilayah IHK/Non-IHK, yaitu Toko MAPAN di Kota Metro, toko TAPIS di Kota Bandar Lampung, dan toko TOPIK di Kabupaten Lampung Selatan. b. Penguatan kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas-komoditas defisit dan berisiko defisit dengan daerah sentra produksi.
- Kelancaran Distribusi a. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume dan rute penerbangan Lampung menuju Jakarta, Batam, Medan, dan Bali. b. Penguatan implementasi Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar) dalam menjaga kelancaran operasi pasar.
- Komunikasi efektif a. Melakukan rapat koordinasi rutin mingguan di setiap Kabupaten/Kota dalam rangka menjaga awareness terkait dinamika harga dan pasokan terkini. b. Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam untuk mencegah perilaku panic buying. (Red)
Pertumbuhan Ekonomi Lampung Triwulan III 2024 Tetap Stabil
Lampung – Perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 menunjukkan kinerja yang positif dengan tumbuh 4,81% (yoy), relatif stabil jika dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,80% (yoy). Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan III 2024 berdasarkan Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK 2010) masing-masing tercatat sebesar Rp125,58 triliun dan Rp72,90 triliun.
Tetap kuatnya kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 didukung oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah di tengah melambatnya kinerja investasi dan ekspor. Konsumsi rumah tangga merupakan penopang utama kinerja perekonomian Lampung dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,95% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,69% (yoy) seiring daya beli yang tetap terjaga. Adapun kinerja konsumsi pemerintah tercatat tumbuh 2,81% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,39% (yoy) sejalan dengan realisasi penyaluran bantuan sosial dan peningkatan belanja hibah dalam rangka persiapan pilkada. Sementara itu, kinerja investasi tercatat tumbuh positif sebesar 1,30% (yoy), meski melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,30% (yoy) dipengaruhi oleh penurunan kinerja investasi bangunan sejalan dengan melambatnya kinerja LU Konstruksi.
Kinerja perekonomian Provinsi Lampung yang lebih tinggi pada triwulan III 2024 tertahan oleh melambatnya kinerja sektor eksternal. Kinerja net ekspor pada triwulan III 2024 tercatat terkontraksi sebesar 42,41% (yoy) disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor antar daerah di tengah baiknya kinerja ekspor luar negeri. Kinerja ekspor luar negeri non migas Provinsi Lampung pada triwulan III 2024 tercatat tumbuh 25,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,67% (yoy), terutama didorong oleh meningkatnya permintaan kopi robusta dan batubara global. Lebih lanjut, kinerja impor luar negeri juga menunjukkan perlambatan dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,60% (yoy), lebih rendah dibandingkan kinerja triwulan sebelumnya yang tumbuh 31,64% (yoy) seiring penurunan realisasi impor gula rafinasi.
Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan dan LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE) menjadi penopang utama kinerja perekonomian Provinsi Lampung pada triwulan III 2024. Kinerja LU Industri Pengolahan tercatat tumbuh 10,54% (yoy), meningkat dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,79% (yoy). Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kinerja industri makanan dan minuman seiring tetap tingginya pemintaan domestik dan ekspor, termasuk untuk produk pakan tenak dan olahan dari buah. Adapun kinerja LU PBE tercatat tumbuh 7,87% (yoy), meningkat jika dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,36% (yoy). Kinerja LU PBE salah satunya turut didorong oleh peningkatanya penjualan kendaraan bermotor seiring kenaikan pendapatan sebagian petani, terutama di sub sektor perkebunan. Lebih lanjut, kinerja LU utama lainnya, yaitu LU Transportasi & Pergudangan dan LU Konstruksi tercatat tetap tumbuh positif meski mengalami perlambatan.
Kinerja perekonomian Provinsi Lampung yang lebih tinggi dari sisi lapangan usaha tertahan oleh perlambatan kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Pada triwulan III 2024, kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengalami kontraksi sebesar 1,14% (yoy), melambat dibandingkan realisasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,14% (yoy). Perkembangan tersebut terutama didorong oleh penurunan produksi tanaman pangan, terutama padi pasca berakhirnya musim panen.
Bank Indonesia memandang bahwa membaiknya kinerja perekonomian Provinsi Lampung akan terus berlanjut di tengah keberlanjutan pemerintahan yang baru, meski dibayangi risiko sektor eksternal yang masih perlu diwaspadai. Selanjutnya, dalam rangka menjaga prospek pertumbuhan ke depan yang lebih baik, beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya: pertama, meningkatkan produktivitas sisi hulu dan nilai tambah sisi hilir di sektor pertanian melalui penguatan hilirisasi berbasis tanaman pangan dan komoditas unggulan yang berkelanjutan; kedua, eksplorasi sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui optimalisasi potensi pariwisata; dan ketiga, penguatan net ekspor melalui diversifikasi produk setengah jadi dan jadi, peningkatan daya saing komoditas unggulan, serta mendorong eksposur produk-produk usaha kecil dan menengah ke pasar ekspor.(*)
IHK Provinsi Lampung Pada Oktober 2024 Meningkat Dibanding Periode Sebelumnya
LAMPUNG – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada Oktober 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm).
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,08% (mtm), begitu juga jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat perkembangan IHK di Provinsi Lampung pada bulan Oktober dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat deflasi sebesar -0,02% (mtm).
Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada Oktober 2024 mengalami inflasi 1,94% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,16% (yoy), namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,71% (yoy).
Dilihat dari sumbernya, inflasi terutama disebabkan oleh peningkatan harga komoditas kelompok makanan dan minuman . Komoditas utama penyumbang inflasi tertinggi adalah bawang merah, tomat, daging ayam ras, cumi-cumi dan ikan nila dengan andil masing-masing sebesar 0,11%; 0,07%; 0,04%; 0,02%; dan 0,02%.
Peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh menipisnya pasokan menjelang masa panen di beberapa sentra produksi seperti Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Pesawaran, serta sejalan dengan kenaikan harga bawang merah di Provinsi Jawa Tengah yang merupakan daerah pemasok utama.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Nasional (PIHPS), harga bawang merah di Provinsi Jawa Tengah pada bulan Oktober 2024 adalah sebesar Rp31.450/kg, lebih tinggi dibandingkan Rp26.250/kg pada bulan sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan harga tomat disebabkan oleh penurunan pasokan seiring tidak optimalnya produksi akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif. Peningkatan harga ayam ras disebabkan oleh pasokan yang terbatas pasca tingginya permintaan di bulan September, serta sejalan dengan kenaikan harga pakan ternak.
Hal tersebut terkonfirmasi dari harga jagung di tingkat perternak yang mengalami kenaikan pada oktober 2024, yaitu menjadi Rp4.783/kg dari Rp4.661/kg pada bulan sebelumnya. Adapun peningkatan harga cumi-cumi dan ikan nila disebabkan oleh terbatasnya aktivitas penangkapan ikan akibat kondisi cuaca yang kurang kondusif. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan BMKG terkait peningkatan intensitas hujan menjelang triwulan IV 2024 dan NTP perikanan tangkap yang tumbuh 0,03% pada bulan Oktober 2024.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada Oktober 2024 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, terutama cabai merah, bensin dan ayam hidup dengan andil masing-masing sebesar -0,06%; -0,05% dan -0,02%. Penurunan cabai merah disebabkan oleh kenaikan pasokan pada periode musim panen di Jawa Timur yang merupakan pemasok utama untuk Provinsi Lampung. Selanjutnya, penurunan harga bensin sejalan dengan No. 26/1155/Bdl/Srt/B kebijakan penurunan harga BBM non subsidi untuk periode Oktober 2024. Adapun penurunan harga ayam hidup dipengaruhi oleh perlambatan permintaan di tengah pasokan yang terjaga.
Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) hingga dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti (CI) berupa (i) akselerasi permintaan domestik pada periode high season HBKN Nataru; dan (ii) kenaikan harga emas Provinsi Lampung seiring berlanjutnya peningkatan harga emas dunia.
Selanjutnya dari sisi Inflasi Volatile Food (VF) adalah (i) kenaikan harga beras seiring dengan berakhirnya masa panen gadu dan masuknya puncak musim tanam; (ii) kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan relaksasi HET MinyaKita.
Adapun risiko dari Inflasi Administered Price (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu Kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10% dan rokok elektrik sebesar 15%.
Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID Provinsi Lampung akan terus melanjutkan upaya menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K.
- Keterjangkauan Harga
a. Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET.
b. Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas yang berisiko mengalami kenaikan harga seperti beras dan aneka cabai. - Ketersediaan Pasokan
a. Implementasi Toko Pengendalian Inflasi di seluruh wilayah IHK/Non-IHK, yaitu Toko MAPAN (Metro Antisipatif Pengendalian Harga Pangan) di Kota Metro dan toko TAPIS (Toko Pengendalian Inflasi) di Kota Bandar Lampung.
b. Penguatan kerjasama antar daerah (KAD) untuk komoditas-komoditas defisit dan berisiko defisit dengan daerah sentra produksi. - Kelancaran Distribusi
a. Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume dan rute penerbangan Lampung menuju Jakarta, Batam, Medan, dan Bali.
b. Penguatan implementasi Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar) dalam menjaga kelancaran operasi pasar. - Komunikasi efektif
a. Melakukan rapat koordinasi rutin mingguan di setiap Kabupaten/Kota dalam rangka menjaga awareness terkait dinamika harga dan pasokan terkini.
b. Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam untuk mencegah perilaku panic buying. [Rilis]
Pemprov Lampung Apresiasi Digelarnya Lari 5 K “Sehari Selamanya” yang Diselenggarakan Bank Indonesia Provinsi Lampung
BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung mengapresiasi digelarnya Lari 5 K yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Provinsi Lampung, Selasa (29/10/2024). Kegiatan ini dalam rangka menjaga silaturahmi dan kebersamaan serta kesehatan tubuh.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto yang juga ikut dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan ini start dan finish di Rumah Jabatan Bank Indonesia Provinsi Lampung.
“Mari kita jaga kesehatan, jaga bersamaan, sehingga kita bahagia dan Insha Allah umur kita panjang,” ujar Sekdaprov Fahrizal.
Lari “Sehari Selamanya” ini diikuti oleh jajaran Bank Indonesia Provinsi Lampung, OJK Provinsi Lampung, pihak perbankan dan pengusaha.
Fahrizal menyambut baik gagasan penyelenggaraan lari di jajaran perbankan ini untuk dilaksanakan secara rutin.
“Tentunya kita semua menyambut baik ide dari Bank Lampung, OJK dan BI untuk kegiatan seperti ini dilakukan secara rutin, mungkin setiap bulan ataupun setiap 2 bulan sehingga kita semua dapat selalu bersama,” katanya.
Menurut Fahrizal, di Provinsi Lampung sendiri, olahraga lari kian digandrungi oleh masyarakat.
“Khususnya di Lampung, sekarang ini gairah masyarakat untuk berolahraga itu semakin meningkat khususnya lari. Ini tandanya bagus, mudah-mudahan kita bisa menjadi runners yang handal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Junanto Herdiawan mengajak pihak perbankan, OJK dan pengusaha untuk mempunyai keinginan yang sama dalam mendukung ekonomi Lampung tetap tumbuh dengan optimis.
“Kita bersyukur ekonomi Lampung masih bisa bertahan kuat. Perbankan di sini turut mendukung bagaimana perekonomian Lampung tetap tumbuh dan inflasinya juga sudah mulai turun,” ujar Junanto.
Junanto menyampaikan apresiasi atas dukungan Sekdaprov Fahrizal dan jajaran dalam mendorong dan menjaga stabilitas ekonomi Provinsi Lampung.
“Setiap senin pagi kita rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Pak Fahrizal dengan aktif dan rajinnya mengingatkan kita semua. Begitu juga dengan kegiatan seperti Forum Investasi Lampung (FOILA) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) semua banyak dibantu oleh beliau,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Sekdaprov Fahrizal menerima cinderamata salah satunya dari Bank Indonesia Provinsi Lampung berupa pigura spesimen uang kertas Rp25 tahun 1952. Pecahan Rp25 ini menampilkan motif Lampung. (Adpim)
Bantu Daya Beli, BI Bebaskan Biaya untuk Transaksi QRIS hingga Rp 500 Ribu
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengumumkan pihaknya akan menerapkan Merchant Discount Rate (MDR) QRIS 0…
Selenggarakan SIGER Fest, Masyarakat Diharapkan Terus Cintai Rupiah
KOTA METRO – “Kedaulatan negara atau bangsa ditunjukkan salah satunya dengan memiliki mata uang sendiri. Indonesia memiliki Rupiah melalui perjuangan dan pengorbanan para pendiri bangsa. Oleh karena itu, masyarakat harus terus mencintai Rupiah.”, demikian disampaikan oleh Junanto Herdiawan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung pada pembukaan “Festival Semarak Inspirasi dan Gebyar Edukasi Rupiah (SIGER Fest)“, 10 Oktober 2024. Festival yang bertempat di Rumah Asisten Wedana, Kota Metro, 4 – 13 Oktober 2024 bertujuan untuk mengampanyekan Cinta Bangga Paham Rupiah dan QRIS kepada masyarakat.
Sebagai bentuk menjaga kedaulatan negara, Bank Indonesia mendistribusikan uang Rupiah ke seluruh Indonesia termasuk ke daerah terluar. Museum Bank Indonesia dihadirkan untuk mengenalkan sejarah Uang dan Bank Indonesia kepada masyarakat. Selaras dengan Junanto, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ibu Nita Ariastuti Muelgini mengajak masyarakat untuk belajar mengenai sejarah Bangsa Indonesia dan juga belajar ke Museum Bank Indonesia.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah kota Metro, Bapak Yeri Ehwan, mengapresiasi Bank Indonesia atas terlaksananya SIGER Fest di kota Metro. “Pelaksanaan SIGER Fest tidak hanya memberikan insiprasi terkait edukasi, namun juga terkait literasi keuangan. Diharapkan festival ini memberikan pengetahuan dan edukasi yang sangat berharga kepada tenaga pengajar, siswa dan masyarakat kota Metro.”
Turut hadir pada pembukaan SIGER Fest, Ketua Yayasan Mohammad Hatta, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro, Direktur Utama PT. Bank Lampung, tenaga pengajar dan siswa di kota Metro. Pada kesempatan yang sama, Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan Dedikasi Untuk Negeri berupa sarana pendukung aktivitas belajar dan mengajar kepada Kelompok Kerja Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama kota Metro.
Mengangkat sejarah penerbitan Uang Republik Indonesia dan kiprah Mohammad Hatta, pembukaan dirangkaikan dengan talkshow “Peran Bung Hatta di Tanah Siger” yang menghadirkan narasumber putri Proklamator Republik Indonesia Ibu Halida Hatta dan peneliti Sejarah museum Bank Indonesia Bapak Syefri Luwis. Ibu Halida Hatta mengingatkan generasi muda untuk selalu membaca, mempelajari sejarah bangsa Indonesia sehingga dapat meneruskan perjuangan Bung Hatta dan mengisi kemerdakaan dengan hal-hal yang positif.
SIGER Fest memiliki rangkaian kegiatan Pameran Museum Bank Indonesia, talkshow kebangsaan dan pemberdayaan, praktik kecakapan dan keterampilan dan lomba-lomba edukatif yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Lampung, khususnya kota Metro.
Inflasi September 0,05%, Daya Beli Provinsi Lampung Terjaga
Lampung – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung pada September 2024 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,05% (mtm), lebih rendah dibandingkan periode Agustus 2024 yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm).
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan capaian nasional yang tercatat deflasi sebesar 0,12% (mtm), namun lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata tingkat perkembangan IHK di Provinsi Lampung pada bulan September dalam 3 (tiga) tahun terakhir yang tercatat inflasi sebesar 0,57% (mtm).
Secara tahunan, IHK di Provinsi Lampung pada September 2024 mengalami inflasi 2,16%(yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 2,33% (yoy), namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 1,84% (yoy).
Dilihat dari sumbernya, inflasi disebabkan oleh beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga seperti biaya akademi. Perguruan tinggi, bawang merah, beras, biaya sewa rumah dan nasi dengan lauk dengan andil masing-masing sebesar 0,26%; 0,06%;0,03%; 0,03%; dan 0,02%.
Peningkatan biaya akademi/perguruan tinggi disebabkan oleh penyesuaian biaya pendidikan seiring masuknya periode akademik baru di lembaga pendidikan tinggi, Adapun harga bawang merah meningkat disebabkan oleh terbatasnya pasokan pasca berakhirnya periode panen di Brebes.
Sejalan dengan itu, harga beras juga mengalami peningkatan pasca berakhirnya periode panen raya padi, serta tidak optimalnya produksi padi akibat rendahnya curah hujan pada periode panen gadu. Lebih lanjut, biaya kontrak rumah tercatat meningkat sejalan dengan hasil SHPR Bank Indonesia yang mencatat
peningkatan harga sewa properti segmen ritel dan hotel. Sementara itu, peningkatnya harga nasi dengan lauk sejalan dengan peningkatan harga beras akibat pasokan yang semakin melambat.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi pada September 2024 tertahan oleh sejumlah komoditas yang mengalami deflasi, terutama cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, timat dan bensin dengan andil masing-masing sebesar -0,17%; -0,07%; -0,06%; -0,04%dan -0,03%.
Penurunan harga aneka cabai disebabkan oleh meningkatnya pasokan sejalan dengan masuknya musim panen di sentra produksi Jawa Timur. Adapun penurunan harga telur ayam ras disebabkan oleh pasokan yang melimpah pada periode low demand. Penurunan harga tomat turut disebabkan oleh terjaganya pasokan pada periode panen.
Sementara itu, penurunan harga bensin disebabkan oleh penyesuaian harga BBM non subsidi, yaitu penurunan harga Pertamax per 1 Oktober 2024 seiring dengan penurunan harga minyak dunia. Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1% (yoy) sampai denganakhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti (CI) berupa berlanjutnya kenaikan harga emas Provinsi Lampung seiring meningkatnya harga emas dunia.
Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF) adalah (i)kenaikan harga beras seiring dengan berakhirnya periode panen raya; (ii) kenaikan harga minyak goreng sejalan dengan relaksasi HET MinyaKita.
- Melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET.
- Melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas beras dandaging ayam ras.
- Implementasi Toko Pengendalian Inflasi di seluruh wilayah IHK/Non-IHK. Program tersebut dibuka dengan toko MAPAN “Metro Antisipatif Pengendalian Harga Pangan“ di Kota Metro dan toko TAPIS “Toko Pengendalian Inflasi di Provinsi Lampung“ di Kota Bandar Lampung.
- Penguatan kapasitas transportasi dengan penambahan volume dan rute penerbangan Lampung menuju Jakarta, Batam, Medan, dan Bali.
- Penguatan program Mobil TOP “Transportasi Operasi Pasar“ yang berperan sebagai transportasi komoditas yang dijual dalam operasi pasar.
- Melakukan rapat koordinasi rutin mingguan di setiap Kabupaten/Kota dalam rangka menjaga awareness instansi terkait dinamika harga dan pasokan terkini.
- Memperkuat sinergi komunikasi dengan media dan masyarakat dalam rangka menghindari perilaku panic buying. (red)
Foila Pertemukan Investor Global, Pemerintah, dan Project Owner untuk Dorong Investasi Lampung
LAMPUNG – Forum Investasi Lampung (FOILA) perkuat sinergi dalam mempercepat akselerasi investasi Provinsi Lampung. Melalui penyelenggaraan Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2024 pada Rabu (02/10), FOILA memfasilitasi pertemuan strategis antara Pemerintah, investor nasional dan global, serta pemilik proyek investasi di Provinsi Lampung.
“Forum ini sangat strategis, pemilik proyek investasi dapat menawarkan proyeknya secara langsung kepada investor global yang hadir dari 7 (tujuh) negara, dari Kawasan Eropa, Amerika Selatan, dan Asia. Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan optimal, Pemerintah Daerah tentunya akan mendukung penuh dari sisi fiskal dan nonfiskal” disampaikan oleh Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, sebagai Pembina FOILA, dalam Keynote Speechnya pada kegiatan LEIF 2024 di Lampung Resort on Hurun Beach, Pesawaran, Lampung.
Mendukung penguatan sinergi FOILA, Bank Indonesia Provinsi Lampung (BI Lampung) mengoptimalkan keterhubungan relasi unit investasi global, nasional, dan regional.
“Menindaklanjuti komitmen penguatan investasi FOILA pada awal tahun ini, kami telah mendorong perluasan permintaan investasi global melalui jejaring relasi Kantor Perwakilan Luar Negeri Bank Indonesia yang ada di Tokyo, Singapura, London, AS, dan Beijing.” disampaikan oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, yang juga merupakan Pembina FOILA, dalam sambutannya. Selain penguatan dari sisi permintaan, BI Lampung bersama FOILA juga telah melakukan eksplorasi potensi proyek investasi Lampung dengan pelaksanaan pendampingan, kurasi, dan penyusunan presentation book investasi Provinsi Lampung.
“Sinergi FOILA tahun ini semakin baik, kita terus melakukan pendampingan agar semakin banyak proyek investasi Lampung yang dinyatakan Investment Project Ready to Offer (I-PRO)” lanjut Junanto.
Kegiatan promosi investasi pada LEIF 2024 merupakan puncak dari agenda penguatan investasi Lampung yang dilakukan oleh FOILA. Eksplorasi proyek investasi Lampung yang dilakukan FOILA pada tahun 2024 menghasilkan 4 (empat) proyek berlabel IPRO, yang juga dipromosikan dalam kegiatan LEIF 2024, yaitu Teluk Pandan Tourism Special Economic Zone Pesawaran; Floating Power Plant Lampung Timur; Agripark Kemiling Bandar Lampung; dan Bakauheni Harbour City Lampung Selatan.
Ketertarikan investor pada proyek tersebut ditunjukan dengan tingginya atensi dan intensitas diskusi antara investor dan pemilik proyek pada sesi one-on-one meeting LEIF 2024.
Dengan sinergi antar pemangku kepentingan yang semakin baik, ekonom dan pelaku usaha juga mempertegas optimismenya atas prospek ekonomi dan investasi Lampung ke depan. Dalam sesi economic forum LIEF 2024, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Junanto Herdiawan, menyampaikan bahwa kinerja perekonomian Lampung tahun 2024 terus menunjukan indikasi penguatan, disertai laju inflasi yang semakin terjaga seiring dengan dukungan stabilitas sistem keuangan yang terjaga dan akselerasi digitalisasi sistem pembayaran.
Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede, turut memuji ketahanan ekonomi Lampung di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global dan harga komoditas ekspor utama yang melandai. No. 26/1069/Bdl/Srt/B
Sementara itu, CEO PT. Tarika Nirmana Hurun, Selphie Bong, menyampaikan cerita suksesnya dalam berinvestasi di Provinsi Lampung, terutama pada sektor jasa dan pariwisata. Selphie mengumpamakan potensi besar Provinsi Lampung layaknya kanvas berkualitas yang siap memuat suatu mahakarya. Artinya, seluruh pemangku kepentingan harus terus bersinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung yang berkelanjutan, termasuk melalui akselerasi investasi yang menyasar penguatan kolaborasi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan komunitas masyarakat.