Sinergi Pemerintah dan Media, Diklat Jurnalistik Jadi Ajang Pembentukan Karakter Pers

BANDAR LAMPUNG – Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, yang diwakili Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik…

Camat Teluk Betung Timur: Video Warga Selamatkan Diri dengan Tali adalah Hoaks

BANDAR LAMPUNG – Sebuah video yang memperlihatkan warga terjebak banjir dan menyelamatkan diri menggunakan tali beredar luas di media sosial TikTok. Video tersebut disertai keterangan yang menyebut kejadian itu terjadi di Kota Bandar Lampung pada 27 Februari 2025, tepatnya di Kecamatan Teluk Betung Timur.

Namun, Camat Teluk Betung Timur, Zulkifli, memastikan bahwa informasi dalam video tersebut adalah hoaks.

“Itu video tidak benar. Di wilayah Teluk Betung Timur tidak ada kejadian seperti itu,” ujar Zulkifli, Sabtu (1/3/2025).

Ia menegaskan bahwa saat terjadi banjir, proses evakuasi di wilayah tersebut dilakukan menggunakan perahu karet, bukan dengan tali seperti yang terlihat dalam video viral tersebut.

“Kalau dilihat sekilas, lokasi dalam video itu lebih mirip Kampung Pancor, Kabupaten Pesawaran,” tambahnya.

Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi dan selalu mengecek kebenarannya sebelum membagikan ke media sosial agar tidak menimbulkan kepanikan.

Dua Tiktokers Diusir Warga Karena Bikin Konten di Tengah Banjir

BANDAR LAMPUNG – Dua Tiktokers asal Lampung diusir warga setelah membuat konten di tengah banjir yang…

Peluncuran Platform “Akal Lokal”: Wadah Digital untuk Melestarikan Tradisi Indonesia

Jakarta – Platform digital “Akal Lokal”, yang berisi konten tentang tradisi dari berbagai daerah di Indonesia, resmi diluncurkan pada Sabtu, 11 Januari 2025, di Jakarta. Platform ini hadir dengan harapan menjadi sumber informasi terpercaya mengenai tradisi dan pengetahuan masyarakat Indonesia yang kaya dan beragam.

Di tengah derasnya arus informasi global, platform “Akal Lokal” bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan pengetahuan lokal yang sering kali terpinggirkan. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Terasmitra dan Bali Lite, dengan dukungan dari Global Environment Facility-Small Grant Program (GEF/SGP) dan United Nations Development Programme (UNDP).

“Pengetahuan lokal adalah harta karun tak ternilai. Dengan ‘Akal Lokal,’ kita dapat menjaga kearifan lokal agar tidak hilang ditelan zaman,” ujar Yanidar Witjaksono, Direktur Eksekutif Yayasan Bina Usaha Lingkungan, dalam sambutannya.

Acara peluncuran yang digelar di Serambi Salihara, Jakarta Selatan, juga menjadi perayaan 14 tahun perjalanan Terasmitra dalam mendokumentasikan tradisi lokal melalui riset dan pendampingan masyarakat. Adinindyah, Co-Founder Terasmitra, menekankan pentingnya platform ini dalam menjaga kelestarian budaya.

“Selama 14 tahun, kami belajar bahwa kearifan lokal memiliki peran besar dalam menjaga kelestarian alam. ‘Akal Lokal’ adalah upaya kami untuk memastikan warisan ini tetap hidup dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Wadah Kolaborasi untuk Kemanusiaan Dunia

Platform “Akal Lokal” diharapkan menjadi ruang kolaboratif yang menghubungkan komunitas, akademisi, organisasi masyarakat, dan publik untuk berbagi pengetahuan berbasis kearifan lokal.

Geger Riyanto, antropolog dan akademisi Universitas Indonesia, menyampaikan bahwa platform ini dapat menjadi sarana dokumentasi dan refleksi. “Saya membayangkan ‘Akal Lokal’ menjadi tempat di mana masyarakat bisa berbagi ingatan dan pengalaman tentang tradisi yang nyaris hilang,” ujarnya.

Siapa pun dapat berkontribusi di “Akal Lokal”, baik dengan mendokumentasikan tradisi, berbagi inovasi lokal, atau menyampaikan cerita yang memperkaya pembangunan berkelanjutan. Amelia Rina Nogo de Ornay, Koordinator Knowledge Management Terasmitra, menjelaskan, “Kami ingin mengumpulkan pengetahuan lokal yang tersebar menjadi satu tempat yang kaya dan berdaya guna.”

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Diskusi peluncuran yang dimoderatori oleh Dicky Lopulalan, Co-Founder Terasmitra, mengangkat tantangan utama dalam mengelola platform ini, terutama terkait konversi pengetahuan tutur menjadi dokumen eksplisit.

Eko Kumara, Direktur Penabulu, menambahkan, “Tugas ‘Akal Lokal’ tidak hanya mendokumentasikan, tetapi juga menciptakan kondisi yang memungkinkan lahirnya pengetahuan baru.”

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, Guru Besar IPB, memberikan contoh kearifan lokal di bidang pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti tradisi penentuan waktu tanam oleh kelompok tani yang berdasarkan kesepakatan bersama.

Ragam Kegiatan Peluncuran

Peluncuran ini dihadiri berbagai pihak, mulai dari LSM, akademisi, media, pelaku budaya, hingga komunitas lokal. Acara dibuka dengan pertunjukan Jimbe dari Komunitas Ciliwung Merdeka, serta pameran produk pengetahuan lokal, termasuk pangan lokal seperti sorgum.

“Akal Lokal” diharapkan menjadi pelopor edukasi digital yang melestarikan dan merayakan kekayaan tradisi Nusantara.

Daftar Lengkap Pemenang TikTok Awards Indonesia 2024 untuk Para Konten Kreator

Entertainment – Ajang penghargaan TikTok Awards Indonesia 2024 sukses digelar pada Jumat, 13 Desember 2024, di…

Profesi Influencer Makin Diminati, KOL Bisa Tentukan Rate Card di Sini

Menjadi influencer salah satu profesi yang diminati saat ini, terutama bagi anak muda. Brand akan melirik…

Telegram Mau Sapu Bersih Konten Kriminal, Chat di Sana Kini Tak Privat Lagi

Telegram diam-diam menghapus pernyataan dari laman FAQ yang menyatakan obrolan pribadi bersifat privat serta dilindungi dari…

Elon Musk vs OpenAI

Badai baru sedang terjadi. Perselisihan telah dimulai antara orang terkaya di dunia, Elon Musk, dan perusahaan…

Serba-serbi Usulan Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos

Menko PMK Muhadjir Effendy memberikan penjelasan soal rencana korban judi online mendapatkan bantuan sosial (bansos). Padahal,…

Akun FB Icha Shakila Ditutup, namun Diretas oleh M untuk Minta Video Ibu Cabuli Anak

Polisi masih mendalami perkara akun Facebook Icha Shakila yang meminta ibu R (22) dan AK (26),…