Berikut Alasan 32 Ribu Karyawan Boeing Mogok Kerja

Sekitar 32.000 karyawan perusahaan aviasi asal Amerika Serikat, Boeing, melakukan aksi mogok kerja. Penyebabnya, perusahaan tersebut mulai merumahkan karyawannya dengan skema cuti paksa.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (21/9), Boeing mulai merumahkan karyawannya pada Jumat (20/9). Langkah ini diambil untuk merespon mogoknya ribuan karyawan yang menuntut kenaikan gaji 40 persen serta bonus kinerja.

CEO Boeing Kelly Ortberg mengatakan pihaknya sempat mengadakan diskusi dengan para karyawannya. Namun, tidak mencapai kesepakatan apa pun.

Ia memastikan pihaknya akan berupaya mencapai kesepakatan sesegera mungkin untuk mengakhiri mogok kerja. Berdasarkan informasi yang ada, pemogokan berdampak pada produksi pesawat Boeing 737 MAX, Boeing 777 dan Boeing 767.

“Sangat berkomitmen untuk mencapai kesepakatan sesegera mungkin untuk mengakhiri pemogokan, yang juga menghentikan produksi jet Boeing 777 dan 767, adalah prioritas utama,” kata Kelly Ortberg.

Dalam merumahkan ribuan karyawannya, Boeing telah mengatur para pekerjanya untuk mengambil cuti selama satu minggu setiap empat minggu secara bergilir selama mogok kerja berlangsung.

Beberapa analis mengungkap kondisi akibat pemogokan kerja yang terjadi secara berlarut dapat menyebabkan kerugian bagi Boeing hingga miliaran dolar. Selain itu, beban keuangan Boeing juga dapat terus meningkat dan peringkat kredit Boeing bisa terancam.

Presiden Asosiasi Pekerja Mesin dan Aviasi atau International Association of Machinist and Aerospace workers (IAM) Brian Bryan mengatakan para pekerja yang mogok untuk menuntut kenaikan gaji terus berjuang untuk mendapat kontrak kerja yang pantas.

“Mereka siap berjuang selama yang diperlukan, untuk mendapatkan kontrak yang pantas mereka dapatkan,” katanya.

Brian juga menuturkan kalau Kelly Ortberg yang merupakan CEO baru di Boeing pasti merasa kesulitan dalam mengelola pemogokan kerja yang terjadi di awal masa jabatan. Kini, Brian menunggu Ortberg untuk menegosiasikan kontrak bagi para karyawan Boeing yang mogok.

“Tetapi kami ingin melihat apakah dia akan datang dan menegosiasikan kontrak dengan kami di sini dan menyelesaikan masalah ini,” tutur Brian.

Tulis Komentar Anda