Metro | Adem ayem tentrem, ya, itulah cerminan Kota Metro, kota kecil yang dipenuhi sejuta makna, dimana menyandang sebagai kota pendidikan, wisata kuliner, beragam pesona rekreasi keluarga, dan apapun itu, mengarah kepada satu bahwasanya masyarakat menginginkan citra yang terbangun selama ini tentang simfoni kehangatan dalam suasana kebersamaan, tetap terpelihara dengan baik.
Itulah ungkapan dari seorang Rudy Santoso, yang disampaikan kepada tim lampung7news.co.id , saat berada di pasar Payungi Yosomulyo Metro Pusat, minggu (8/3/2020).
“Adem, ayem, tentrem, begitulah kira-kira cerminan masyarakat di sini. Saya selalu mengingkan hal ini, apa yang telah baik kita jaga dan pelihara, apa yang masih kurang mari sama-sama kita sempurnakan,”ungkap Rudy Santoso.
Lebih lanjut, sosok muda yang mandiri, tak pernah mengeluh dan selalu bersemangat untuk menaklukkan sebuah tantangan, dimana jika diberikan kesempatan menjadi pemimpin dalam hal ini akan maju menjadi wakil walikota Metro berpasangan dengan Ampian Bustami walikotanya, maka tidak akan disia-siakannya.
“Saya sendiri menyimpan banyak harapan. Semoga saja kota kecil kita ini mampu bergeliat dan melalui peran saya sebagai anak muda, ada banyak hal yang harus kita suarakan. Makanya itu saya siap memenuhi tanggung jawab ini. Nggak repot kok, yang terpenting rakyat dan kita semua bisa adem, ayem dan tentrem, begitulah kata orang tua kita, begitu pula yang saya ingin dan harapkan di kota ini,” ujar Rudy Santoso.
Ditambahkannya, kita semua bisa hidup rukun, saling tercukupi kebutuhan masing-masing, juga bersiap diri sekaligus bergerak dalam koridor tantangan global, Kota Metro juga tak akan lepas dari dampak dan situasi iklim globalisasi.
“Bahwasanya kita juga bersaing dengan kota-kota lainnya dalam menopang perekonomian rakyat, kebijakan pemerintah harus strategis yang mampu menyuplai keduanya. Yaitu perekonomian rakyat dan pembangunan daerah Kota Metro, tentunya,” papar Rudy.
Saat ditanya tentang tantangan perubahan global, anak muda yang cerdas dan energik serta kualitasnya juga mumpuni untuk mewakili suara kaum millenial yang haus akan perubahan, menjawab dengan santainya, sebuah perubahan tetap bercermin pada falsafah pendahulu kita di kota ini.
“Yakni, harus mengacu pada masyarakat yang adem, ayem dan tentrem tadi itu. Apa yang menjadi nilai-nilai kearifan budaya lokal jangan sampai kita tinggalkan,” pungkas Rudy Santoso, mengakhiri obrolannya dengan tim lampung7news.co.id | (Arif).
Eksplorasi konten lain dari LAMPUNG 7
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.